Latest Posts

 Bismillah.

 


Buat kita yang baru memulai hijrah, mau lebih serius menjalankan agama, atau bahkan baru memeluk Islam, selamat! Semoga ini adalah langkah besar yang penuh berkah. Tapi, perjalanan ini bisa terasa menantang, terutama kalau kita belum tahu harus mulai dari mana. Yuk, kita bahas beberapa prioritas utama yang bisa jadi panduan awal buat mendekatkan diri kepada Allah, baik laki-laki maupun perempuan.

 

1. Belajar Dasar-Dasar Tauhid

Tauhid adalah inti dari agama Islam. Sebelum melangkah lebih jauh, sangat penting untuk memahami dasar-dasar tauhid, seperti rukun iman, rukun Islam, makna syahadat, dan berbagai aspek lain yang membentuk fondasi keimanan kita. Tauhid ibarat akar dari sebuah pohon besar; jika akarnya kuat, pohonnya pun akan tumbuh kokoh. Kamu bisa mulai dengan mempelajari makna syahadat secara mendalam—apa yang sebenarnya kita ikrarkan saat mengucapkannya? Apa syarat dan rukunnya? Memahami hal ini akan membantumu memperkuat pondasi iman.

 

2. Belajar Fikih Thaharah dan Shalat

Setelah memahami tauhid, langkah berikutnya adalah mempelajari fikih thaharah (bersuci) dan shalat. Mengapa ini penting? Karena thaharah adalah syarat sahnya ibadah, khususnya shalat. Tanpa pemahaman yang benar tentang thaharah, kita mungkin akan kesulitan menjalankan shalat dengan sempurna. Shalat adalah tiang agama, jadi pastikan kamu memahami cara berwudhu, mandi wajib, dan berbagai hal lain yang terkait dengan kesucian diri.

 

3. Belajar Membaca Al-Qur'an

Al-Qur'an adalah pedoman hidup bagi setiap Muslim. Memahami dan membacanya adalah langkah yang sangat penting dalam hijrahmu. Jika kamu belum bisa membaca Al-Qur'an, jangan khawatir. Mulailah dengan mempelajari huruf-huruf hijaiyah, kemudian tingkatkan ke tajwid (aturan bacaan). Jangan terburu-buru; pelan tapi pasti, insya Allah kamu akan mampu membaca Al-Qur'an dengan baik. Bagi yang sudah bisa membaca, tingkatkan kemampuanmu dengan memahami makna dan tafsirnya.

 

4. Rutinkan Shalat 5 Waktu

Shalat adalah kewajiban yang harus ditegakkan oleh setiap Muslim. Bagi laki-laki, usahakan untuk melaksanakan shalat lima waktu di masjid. Selain mendapatkan pahala yang lebih besar, shalat berjamaah juga akan mempererat tali silaturahmi dengan sesama Muslim. Bagi perempuan, sangat dianjurkan untuk melaksanakan shalat di awal waktu. Shalat di rumah bagi perempuan adalah lebih utama, namun yang terpenting adalah menunaikannya dengan khusyuk dan tepat waktu.

 

5. Menggunakan Hijab Syar'i (Untuk Perempuan)

Bagi para perempuan yang baru berhijrah, mengenakan hijab syar'i adalah langkah nyata dalam menjalankan perintah Allah. Hijab syar'i bukan sekadar penutup kepala, tetapi pakaian yang memenuhi kriteria syariat, seperti tidak membentuk lekuk tubuh dan tidak transparan. Ini adalah salah satu cara untuk menunjukkan komitmenmu dalam menjalankan ajaran Islam.

 

6. Cari Teman-Teman yang Sefrekuensi

Pergaulan sangat mempengaruhi perjalanan hijrahmu. Carilah teman-teman yang juga semangat menjalankan poin-poin di atas. Dengan berada di lingkungan yang positif, kamu akan lebih mudah mempertahankan semangat dan terus berkembang dalam ibadah. Teman yang baik akan selalu mengingatkan kita saat lalai dan menyemangati kita untuk terus berbuat kebaikan.

 

Tahap Selanjutnya

Setelah kita berhasil menjalani poin-poin di atas, kita bisa melanjutkan dengan belajar bahasa Arab, mempelajari akidah dan fikih lebih mendalam, serta merutinkan ibadah-ibadah sunnah seperti puasa sunnah, shalat malam, dan membaca Al-Qur'an secara rutin. Ingat, hijrah adalah perjalanan seumur hidup. Teruslah belajar dan berusaha menjadi Muslim yang lebih baik setiap harinya.

 

Allahu A’lam.

 Bismillah.



Oleh: Ustadz Muhammad Isa


Rasulullah shalallahu alaihi wasallam diutus untuk menyempurnakan akhlak. Akhlak syariah dan aqidah.

Apakah amanah itu harus dicapai?

Addil amanah ila man i'tamanaka

"Amanah harus dilaksanakan"

ketika seseorang diberikan kesempatan untuk sekolah atau belajar tanpa dikenakan biaya sepeserpun maka ini merupakan salah satu contoh amanah yang harus dilaksanakan dengan baik.

Dalam menjalankan amanah ini, perlu adanya alat. ketika seseorang dilahirkan sesuai dengan fitrahnya, Allah akan memberikannya tiga alat yang harus ia gunakan.

Pilar orang muslim itu Islam, imam dan Ihsan.

para ulama banyak yang mengibaratkan Iman Ihsan dan Islam ini dalam bentuk sebuah kelapa di mana kelapa yang berwarna hijau itu merupakan Islam yang terlihat dari luar kemudian sisi yang kuat di dalamnya yaitu batok bagaikan iman yang menjaga orang muslim itu dan bagian lembut putih di dalam kelapa adalah Ehsan dia tersimpan di dalam dan tidak terlihat kecuali oleh dirinya sendiri.

Allah berfirman:

اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْۤا اَنْ يَّقُوْلُوْۤا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا  يُفْتَـنُوْنَ

"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman dan mereka tidak diuji?"

(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 2)

 

Orang yang Malas.

Penyebab malas:

1. Melakukan sesuatu dengan niat bukan karena Allah.

2. Tidak meminta tolong kepada Allah dalam melakukan aktivitas sehari-harinya.

Jadikan shalat kita sehari-hari dengan niat mencari Ridha Allah. Dan seselesainya, mintalah bantuan kepada Allah.

Islam seseorang rapuh karena malas. Semangat menghafal Al-Qur'an. Minta doa orangtua, cari teman yang baik, bimbingan dari guru. Kalau ternyata tidak bisa-bisa, itu dikarenakan kita malas. Syaithan senang dengan orang-orang yang malas. Cari motivasi. Datanglah ke kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Hadiri kajian. Miliki target.

hati-hati dengan sikap suka menggampang-gampangkan karena dengan melakukan itu Islam kita bisa terkikis sedikit demi sedikit.

Jagalah akhlak. Jangan ikhtilath, khalwath, pulang malam, jaga pandangan, karena syaithan sangat mudah membisiki manusia dari berbagai arah. Jangan sampai menimbulkan fitnah. Berpenampilan yang rapi dan bersih saja cukup. Inilah akhir zaman. Jaga diri baik-baik.

 

Jaga diri. Kalian akan menjadi penerus kepemimpinan bangsa.

Bismillah.



What we've done to ummah?

What accomplishments last year?

What is change from our life?

What is different from our community?

What are you doing with your time?

Bismillah.

 


Membaca sesuatu, buku, artikel, mendengar ceramah, nasihat atau kuliah.

Banyak diantaranya yang bermanfaat dan merupakan pengetahuan penting yang menginspirasi, tapi masalahnya.. Mengapa kita cepat lupa?

Sejarah nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam misalnya, urgen sekali memahami sejarah beliau, tapi setelah membaca berjam-jam, lalu ingat beberapa hari tapi kemudian lupa seterusnya, Naudzubillah.

Neuron dalam otak kita memang tidak terbatas untuk menerima informasi, tapi kita juga harus pandai memilih agar otak kita terjaga kualitasnya. Maksudnya begini, informasi yang kita dapat seringkali mudah terlupa, (kebanyakan, kecuali beberapa keadaan tertentu seperti kejadian traumatik), seperti kurva demand yang bergerak ke bawah, semakin lama informasi itu mengendap, semakin sedikit ia diingat. Terlebih dengan dahsyatnya jumlah informasi baru yang masuk tiap harinya, semakin menumpuk, semakin tidak tampak informasi yang terdahulu.

Kalau informasi tersebut tidak penting ya mungkin tidak tidak masalah, tapi bagaimana kalau yang hilang itu hafalan Al-Quran? Sudah kita usaha menghafal, kemudian mudah sekali lepas karena tertumpuk banyak info baru, yang boleh jadi tidak bermanfaat, gosip, berita timeline media sosial, chat, video youtube atau acara televisi yang kita lihat dan dengar setiap hari, pada dasarnya mungkin kita tidak berniat untuk menghafalnya, hanya sekilas saja menurut kita, tapi sejatinya, setiap tayangan atau audio akan memasuki otak dan menumpuk disana, menutupi pengetahuan yang penting-penting lainnya. Itulah kenapa kita harus menjaga kesehatan otak kita dengan memfilter segala sesuatu yang akan masuk sebelum kita terima.

Apakah ia baik atau tidak? Benar atau tidak? Bermanfaat atau tidak? Berpengaruh untuk meraih tujuan hidup sebagai Muslim (untuk beribadah) atau tidak?

Jangan menyibukkan diri dengan hal-hal dan perkara remeh, ia akan mudah usang nantinya, ibarat ruangan yang diisi dengan barang-barang dan perabot yang tidak bermanfaat dan tidak berkualitas. Terlalu banyak informasi yang kita terima akan mengakibatkan terlalu banyak perasaan yang akan membebani,  dan ini tidak baik untuk kesehatan jiwa kita.

 

The Crucial Impact of Repetition and Action

Jika kita telah berhasil memilih hanya informasi yang baik, benar, bermanfaat dan penting saja, lalu bagaimana menjaga keawetan 'segala pengetahuan' itu? Kenapa kita masih suka lupa juga? Jawabannya, tentu saja karena faktor waktu. Have you heard a sentence: "Time heals everything"?

Sebenarnya bukan benar-benar menyembuhkan sih, tapi sedikit-sedikit membuat kita melupakan, meski kadarnya beda tiap orang dan tiap informasi, tergantung seberapa tinggi tingkat fokus kita saat menerimanya.

Adapun cara mempatenkan informasi yang paling baik adalah dengan mengulang dan mengamalkannya, kebiasaan dan seringnya pengulangan akan membentuk pola:

Ingatan akan semakin kuat, melekat dan boleh jadi berkembang, insya Allah.

Ibarat seseorang yang baru pertama kali kita kenal lalu tidak pernah bertemu lagi atau berkontak, ia akan mudah terlupakan.

Adapun orang-orang di sekitar kita, keluarga, sahabat, rekan, mereka yang sering kita temui, kita panggil dan kita ajak bicara, akan lebih lama diingat.

Metode ini telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam 1400 tahun lalu dengab praktis, misalnya bagaimana interaksi beliau dengan Al-Quran, diamalkan dan diulang-ulang bacaannya setiap shalat, hingga dalam akhlaknya beliau laksanakan.

كان خلقه القرآن

Begitu ujar Aisyah, istrinya.


Demikianlah generasi manusia terbaik dan ilmuwan cemerlang mencontohkan, ini juga rahasia para ahli Al-Quran dan Hadits yang amat mutqin.

Selain mengulang dan mengamalkan, ada beberapa hal yang bisa membantu menjadikan informasi sebagai ingatan jangka panjang, yaitu dengan ditulis, dibaca dengan suara keras atau disampaikan ke orang lain, namun itu hanya faktor pendukung saja.

Mulai sekarang, mari menjadi pribadi yang lebih produktif dan berkualitas, menjadi the best version of ourselves.

Menjadi VIP (very important person) dapat diawali dengan mengeksklusifkan pikiran untuk hanya diisi dengan VIK (very important knowledge).

Semoga Allah senantiasa menjaga kita dan pikiran kita dari hal-hal yang tidak bermanfaat.

من خير إسلام المرء تركه مالا يعنيه

Aamiin ya Allah.

 

Wallahu A'lam

 Bismillah.

 


Wahai diriku.. 

Aku tau bahwa kita masih seringkali khilaf dan lemah..

Membersihkan hati  itu belajarnya tiap hari..

Bahkan setiap saat..

Perbanyaklah istigfar..

Renungi maknanya..

Perbanyak kalimat hauqolah (laa haula walaa quwwata illa billah)..

Renungi maknanya..

Perbanyaklah shodaqoh..

Selalu bergantung sm Allah setiap saat..

Selalu kembali sm Allah baik disaat sedih maupun senang..

Selalu dahulukan husnuzon..

 

Kendalikan hati dengan mengingat kebaikan Allah..

Lembutkan hati dengan berdoa kebaikan..

Teduhkan hati dengan berusaha berbuat baik kepada siapapun..

Ikhlaskan segalanya dengan berusaha ramah dan ceria..

Lapangkan hati dengan berlemah lembut..

Buatlah Allah ridho pada kita dengan kita ridho pada ketentuan Nya..

 

Kenapa sulit?

Sulit hanya di awalnya saja..

Tapi makin kita berlatih dan berusaha keras untuk meraih ridho Allah..

InsyaAllah semuanya terasa ringan..

Dan selalu ingat bahwa

Syurga itu ga digapai dg mudah..

Terkadang kita harus luka dan amat lelah..

Terkadang ada tangis dan kepedihan mendalam..

Tersenyumlah..

Karna lelahmu berakhir saat Allah memanggilmu untuk kembali pada Nya..

 

Dan terakhir,yang jd motivasi kita berbuat baik..

Saat kita meninggal..

Allah ga akan tanya gimana kondisi dan keadaan kita..

Tapi yang ditanyakan adalah..

Bagaimana kita menyikapi kondisi dan keadaan tersebut..

Semoga ikhlas dan kejernihan hati selalu menyertai kita dalam mengiringi hidup kita sampai kita kembali kepadaNya..

 

Aminn allahuma aminn.

Bismillah.

 


Pernahkah kita merenungkan bagaimana Al-Qur'an ini begitu istimewa? Dalam segala hal, kehadiran Al-Qur'an selalu membawa keberkahan dan kebaikan. Mari kita telusuri bagaimana Al-Qur'an mengubah segala sesuatu yang disentuhnya menjadi yang terbaik.

 

Malaikat Jibril: Malaikat Terbaik karena Al-Qur'an

Kita semua tahu bahwa Al-Qur'an diturunkan melalui malaikat Jibril. Malaikat yang satu ini memiliki tugas yang sangat istimewa. Dia membawa wahyu langsung dari Allah Ta’ala kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Bukankah ini menjadikan Jibril malaikat yang paling mulia? Al-Qur'an yang mulia diturunkan melalui malaikat yang paling mulia, menunjukkan betapa istimewanya Kalamullah ini.

 

Bulan Ramadhan: Bulan Terbaik karena Al-Qur'an

Bulan Ramadhan adalah bulan yang kita nantikan setiap tahun. Kenapa? Karena di bulan inilah Al-Qur'an pertama kali diturunkan. Sehingga, bulan Ramadhan disebut sebagai bulan yang paling mulia. Kita disunnahkan untuk memperbanyak ibadah, membaca Al-Qur'an, dan meningkatkan ketaqwaan. Ramadhan menjadi momen terbaik dalam setahun, waktu di mana setiap amal ibadah dilipatgandakan pahalanya, karena kehadiran Al-Qur'an.

 

Malam Lailatul Qadr: Malam Terbaik karena Al-Qur'an

Ada satu malam di bulan Ramadhan yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu malam Lailatul Qadr. Mengapa malam ini begitu istimewa? Karena Al-Qur'an pertama kali diturunkan pada malam tersebut. Malam penuh kemuliaan ini adalah malam di mana para malaikat turun ke bumi membawa rahmat dan keberkahan, memohon ampunan bagi mereka yang beribadah pada malam itu. Semua itu terjadi karena kehadiran Al-Qur'an.

 

Nabi Muhammad: Rasul Terbaik karena Al-Qur'an

Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, menjadikan beliau sebagai nabi dan rasul yang paling mulia di antara semua nabi dan rasul. Sebagai penutup para nabi, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diberikan amanah yang luar biasa, yaitu menyampaikan risalah Al-Qur'an kepada seluruh umat manusia. Melalui beliau, kita menerima petunjuk hidup yang sempurna, bagaimana seharusnya kita menjalani kehidupan ini sesuai dengan kehendak Allah Ta’ala.

 

Umat Islam: Umat Terbaik karena Al-Qur'an

Al-Qur'an adalah panduan hidup bagi umat Islam. Ia mengajarkan kita bagaimana menjadi manusia yang terbaik, umat yang terbaik. Sebagai umat Islam, kita diberi kesempatan untuk menjadi umat yang mulia melalui Al-Qur'an. Menjadi umat terbaik bukan hanya tentang kebanggaan, tetapi juga tentang tanggung jawab untuk mempelajari, mengamalkan, dan menyebarkan ajaran Al-Qur'an.

 

Menjadi Manusia Terbaik dengan Al-Qur'an

Ada sebuah hadits yang sangat menyentuh hati, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 

"Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya." [HR. al-Bukhari].

Hadits ini mengingatkan kita bahwa menjadi manusia terbaik bukanlah soal materi, kekuasaan, atau status sosial. Manusia terbaik adalah mereka yang menjadikan Al-Qur'an sebagai bagian dari hidup mereka. Mereka yang senantiasa berusaha mempelajari dan mengamalkan setiap ayat dalam kehidupan sehari-hari, serta menyebarkannya kepada orang lain.

 

Betapa indahnya doa yang dipanjatkan oleh para salaf kita: "Ya Allah, jadikanlah kami sebagai Ahlul Qur'an." Ahlul Qur'an adalah mereka yang hatinya selalu terhubung dengan Al-Qur'an, yang lisannya senantiasa basah dengan bacaan Al-Qur'an, dan amal perbuatannya tercermin dari nilai-nilai yang diajarkan dalam Al-Qur'an. Semoga kita termasuk dalam golongan mereka yang beruntung ini.


Dikembangkan dari tulisan Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc, M.H.I حَفِظَهُ اللهُ تَعَالَى

 

Bismillah.

 



Teladan kita, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah teladan terbaik dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam menjaga kesehatan fisik dan mental. Beliau menjalani kehidupan yang seimbang, penuh dengan kebijaksanaan yang tidak hanya menjaga kesehatannya sendiri tetapi juga memberikan pelajaran berharga bagi umatnya. Berikut adalah beberapa cara hidup sehat yang diamalkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, yang dapat kita jadikan panduan dalam kehidupan sehari-hari.

 

 1. Selalu Bangun Sebelum Subuh

Bangun sebelum subuh adalah salah satu kebiasaan yang rutin dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Beliau memanfaatkan waktu ini untuk mendirikan shalat tahajud, berzikir, dan merenung. Bangun lebih awal tidak hanya memberikan kesempatan untuk beribadah dengan tenang tetapi juga mempersiapkan tubuh dan pikiran untuk menghadapi hari yang penuh aktivitas. Banyak penelitian modern yang mendukung manfaat dari kebiasaan ini, seperti meningkatkan produktivitas, memberikan waktu untuk perencanaan hari, dan meningkatkan kesehatan mental.

 

2. Aktif Menjaga Kebersihan

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sangat memperhatikan kebersihan, baik kebersihan diri maupun lingkungan. Beliau mengajarkan pentingnya menjaga wudhu, membersihkan gigi dengan siwak, dan mencuci tangan sebelum makan. Kebersihan adalah sebagian dari iman, dan menjaga kebersihan adalah salah satu cara untuk mencegah penyakit dan menjaga kesehatan tubuh. Dalam perspektif modern, kebiasaan ini sejalan dengan prinsip kesehatan dan higienitas yang dianjurkan oleh para ahli.

 

3. Tidak Pernah Makan Berlebihan

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selalu makan dengan porsi yang seimbang dan tidak pernah berlebihan. Sabda beliau, "Kami adalah satu kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan)" (Muttafaq Alaih). Kebiasaan ini penting untuk mencegah berbagai penyakit yang disebabkan oleh pola makan yang berlebihan seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Pola makan yang moderat juga membantu menjaga energi dan kebugaran tubuh.

 

4. Gemar Berjalan Kaki

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sering berjalan kaki ke masjid, pasar, medan jihad, dan mengunjungi rumah sahabat-sahabatnya. Berjalan kaki adalah salah satu bentuk olahraga yang sederhana namun memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, seperti meningkatkan sirkulasi darah, menjaga kesehatan jantung, dan memperkuat otot. Selain itu, berjalan kaki juga memberikan waktu untuk merenung dan menikmati alam sekitar, yang baik untuk kesehatan mental.

 

5. Tidak Pemarah

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sangat menekankan pentingnya mengendalikan amarah. Dalam sebuah hadits, beliau memberikan nasihat singkat namun penuh makna, "Jangan marah" yang diulangi sampai tiga kali. Pengendalian emosi adalah salah satu kunci untuk menjaga kesehatan mental. Amarah yang berlebihan tidak hanya merusak hubungan sosial tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik, seperti meningkatkan tekanan darah dan risiko penyakit jantung.

 

6. Optimis dan Tidak Putus Asa

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selalu bersikap optimis dan tidak pernah putus asa dalam menghadapi berbagai tantangan. Sikap optimis ini memberikan efek emosional yang positif, seperti meningkatkan rasa percaya diri, memberikan kelapangan jiwa, dan meningkatkan daya tahan mental. Optimisme juga terkait erat dengan kesehatan fisik, karena dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh dan memperpanjang usia.

 

7. Tidak Pernah Iri Hati

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selalu menjaga hatinya dari sifat iri hati. Iri hati adalah racun bagi hati dan jiwa, yang dapat merusak kedamaian batin dan kesehatan mental. Menjauhi sifat iri hati membantu menjaga stabilitas emosi dan menghindarkan kita dari perasaan negatif yang dapat berdampak buruk pada kesehatan.

 

8. Pemaaf

Sifat pemaaf adalah salah satu karakteristik Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang sangat menonjol. Beliau selalu memaafkan kesalahan orang lain dan tidak menyimpan dendam. Memaafkan adalah sikap yang sangat penting untuk mendapatkan ketentraman hati dan jiwa. Penelitian menunjukkan bahwa memaafkan dapat mengurangi stres, meningkatkan kesehatan jantung, dan memperbaiki kesehatan mental secara keseluruhan.

 

Mengamalkan cara hidup sehat seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bukan hanya memberikan manfaat fisik tetapi juga mental dan spiritual. Dengan menjaga keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan jiwa, kita dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat, bahagia, dan penuh makna. Semoga kita semua dapat mengikuti jejak Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam menjaga kesehatan dan menjalani kehidupan yang lebih baik. Aamiin.

 

Allahu A’lam.

 Bismillah

 


Berikut ini adalah 8 hal yg insya Allah membuat kita merasa nikmat menghafal Al-Qur’an.

Tips ini didapatkan dari ust. Deden Makhyaruddin yang menghafal 30 juz dalam 19 hari (setoran) dan 56 hari untuk melancarkan.

Tapi uniknya, beliau mengajak kita untuk berlama-lama dalam menghafal.

 

Pernah beliau menerima telepon dari seseorang yang ingin memondokkan anaknya di pesantren beliau.

“ustadz, menghafal di tempat ustadz berapa lama untuk bisa khatam?”

seumur hidup” jawab ust. Deden dengan santai.

Meski bingung, Ibu itu tanya lagi “targetnya ustadz?”

"targetnya husnul khotimah, mati dalam keadaan punya hafalan” jawab ust. Deden.

bagaimana dengan pencapaiannya ustadz? Ibu itu terus bertanya.

“pencapaiannya adalah dekat dengan allah” kata ust. Deden.

 

Menggelitik, tapi sarat makna. Prinsip beliau “cepat hafal itu datangnya dari allah,  sedangkan "ingin cepat hafal (bisa jadi) datangnya dari hawa nafsu dan syaithan”.

(Sebelum membaca lebih jauh, yuk kita berkomitmen untuk untuk meluangkan waktu 1 jam per hari khusus untuk qur’an. Kapanpun itu, yg penting durasi 1 jam)

 

1. Menghafal tidak harus hafal

Allah memberi kemampuan menghafal dan mengingat yang berbeda-beda pada tiap orang.

Bahkan imam besar dalam ilmu qiroat, guru dari imam Hafs -yang mana bacaan kita merujuk pada riwayatnya- yaitu Imam Asim menghafal Al-Quran dalam kurun waktu 20 tahun.

Target menghafal kita bukanlah ‘ujung ayat’ tapi bagaimana kita menghabiskan waktu (durasi) yang sudah kita agendakan hanya untuk menghafal.

 

2. Bukan untuk diburu-buru, bukan untuk ditunda-tunda

Kalau kita sudah menetapkan durasi, bahwa dari jam 6 sampe jam 7 adalah waktu khusus untuk menghafal misalnya,

Maka berapapun ayat yang dapat kita hafal tidak jadi masalah.

Jangan buru-buru pindah ke ayat ke-2 jika ayat pertama belum benar-benar kita hafal.

Nikmati saja saat-saat ini.. saat-saat dimana kita bercengkrama dengan Allah.

1 jam saja lho.. untuk urusan duniawi 8 jam betah, hehe.

Toh 1 huruf 10 pahala bukan??

So, jangan buru-buru…

Tapi ingat!

Juga bukan untuk ditunda-tunda.. habiskan saja durasi menghafal secara ‘pas’.

 

3. Menghafal bukan untuk khatam, tapi untuk setia bersama qur’an

kondisi hati yang tepat dalam menghafal adalah bersyukur bukan bersabar.

Tapi kita sering mendengar kalimat “menghafal emang kudu sabar”, ya kan??

Sebenarnya gak salah, hanya kurang pas saja.

Kesannya ayat-ayat itu adalah sekarung batu di punggung kita, yang cepat-cepat kita pindahkan agar segera terbebas dari beban (hatam).

Bukankah di awal surat Thoha Allah berfirman bahwa Al-Qur’an diturunkan bukan sebagai beban.

Untuk apa khatam jika tidak pernah diulang??

Setialah bersama Al-Qur’an.

 

4. Senang dirindukan ayat

Ayat-ayat yang sudah kita baca berulang-ulang namun belum juga nyantol di memory, ayat itu sebenarnya lagi kangen sama kita.

Maka katakanlah pada ayat tersebut “aku juga rindu padamu”.

Coba dibaca arti dan tafsirnya… bisa jadi ayat tersebut adalah ‘jawaban’ dari ‘pertanyaan’ kita.

Jangan buru-buru suntuk dan sumpek ketika gak hafal-hafal, senanglah jadi orang yang dirindukan ayat.

 

5. Menghafal sesuap-sesuap

Nikmatnya suatu makanan itu terasa ketika kita sedang memakannya, bukan sebelum makan bukan pula setelahnya.

Nikmatnya menghafal adalah ketika membaca berulang-ulang.

Dan besarnya suapan juga harus pas di volume mulut kita agar makan terasa nikmat.

Makan pake sendok teh gak nikmat karena terlalu sedikit, makan pake sendok nasi (centong) bikin muntah karena terlalu banyak.

Menghafalpun demikian.

Jika “amma yatasa alun” terlalu panjang, maka cukuplah “amma” diulang-ulang, jika terlalu pendek maka lanjutkanlah sampai “anin nabail adzim” kemudian diulang-ulang.

Sesuaikan dengan kemampuan ‘mengunyah’ masing-masing anda.

 

6. Fokus pada perbedaan, abaikan persamaan

Fabi ayyi alaa’i rabbikuma tukadz dziban” jika kita hafal 1 ayat ini, 1 saja! maka sebenarnya kita sudah hafal 31 ayat dari 78 ayat yang ada di surat Ar-Rahman.

Sudah hampir separuh surat kita hafal.

Maka ayat ini dihafal satu kali saja, fokuslah pada ayat sesudahnya dan sebelumnya yang merangkai ayat tersebut.

 

7. Mengutamakan durasi

Seperti yang dijelaskan di atas, komitmenlah pada durasi bukan pada jumlah ayat yang akan dihafal.

Ibarat argo taxi, keadaan macet ataupun di tol dia berjalan dengan tempo yang tetap.

Serahkan 1 jam kita pada Allah.. syukur-syukur bisa lebih dari 1 jam.

1 jam itu tidak sampe 5 persen dari total waktu kita dalam sehari.

5 persen untuk qur’an :’)

 

8. Pastikan ayatnya bertajwid

Cari guru yang bisa mengoreksi bacaan kita.

Bacaan tidak bertajwid yang ‘terlanjur’ kita hafal akan sulit dirubah/diperbaiki di kemudian hari (setelah kita tahu hukum bacaan yang sebenarnya).

Jangan dibiasakan otodidak untuk Al-Qur’an… dalam hal apapun yg berkaitan dengan Al-Qur’an; membaca, mempelajari, mentadabburi, apalagi mengambil hukum dari Al-Quran.

 

Mungkin ini bisa jadi solusi bagi teman-teman yang merasa tertekan, bosan, bahkan capek dalam menghafal.

Tentu ada yg tidak setuju dengan uraian di atas, pro-kontra hal yg wajar karena setiap kepala punya pikiran dan setiap hati punya perasaan.

Oh ya, bagi penghafal pemula jangan lama-lama berkutat dalam mencari-cari metode menghafal yang cocok dan pas, dewasa ini banyak buku ataupun modul tentang menghafal Al-Qur’an dengan beragam judulnya yg marketable.

Percayalah..

1 metode itu untuk 1 orang, si A cocok dengan metode X, belum tentu demikian dengan si B, karena si B cocok dengan metode Y.

Dan yakini sepenuhnya dalam hati bahwa menghafal itu peneladanan pada sunnah nabi, bukan penerapan pada suatu metode.

 

Allahu A’lam.