Wungu
Bismillahirrahmanirrahim..
Hampir setiap kali liburan idul
Fithri, kami pulang ke kampung ayah di Cilacap, rumah keluarga ayah lumayan
jauh dari jalan raya, tepatnya di desa Ujung Manik, yang memang letaknya
benar-benar ujung dan jalannya berliku-liku, desa Ujung Manik memang masih
benar-benar desa, dari mulai jauhnya cara hidup modern, sampai adat istiadat
mereka yang masih sangat kental, berbagai kepercayaan masih dipercaya, misalnya
saja tentang takhayul. Kalau tentang ini,
jujur saja aku takut, dan paling tidak mau kalau diceritakan kisah-kisah zaman
dahulu yang seram, salah satunya yaitu sejarah nama desa Ujung Manik yang
artinya Ujung Leher, aku tidak tahu jelas ceritanya, tapi yang sekilas kudengar
katanya desa ini menjadi lokasi pembantaian dan banyak mati terpenggal lehernya
di sini, Hii..
Di desa ini banyak sekali hamparan
sawah disekitar rumah warga, gang menuju rumah nenek saja sepanjang jalannya
berupa sawah yang sangat lebar, rata dan pendek, semuanya tertata rapi. Tapi, ups..
ternyata sawah itu terdapat satu pohon yang sangat mencolok, letaknya benar-benar
tepat di tengah sawah, akarnya seperti di sebuah bukit kecil, dan batangnya
sendiri cukup tinggi, daunnya rimbun, dan sepertinya lumayan untuk para petani
berteduh di sana, setiap melewati sawah tersebut, aku selalu tertuju pada pohon
tersebut, pohon apakah itu?
Suatu kali, aku sempat menanyakan
tentang pohon itu pada kakekku, kakekku menjawab dengan antusias, seperti ingin
menceritakan sesuatu, jangan-jangan pohon itu juga ada takhayulnya? Entahlah,
tapi sepertinya iya.
Wungu, 2011
Nama pohon itu, Wungu. Pendek sekali
ya? Kakekku juga tidak tahu siapa yang menamakan demikian, yang jelas warga
desa menyebutnya wungu. Pohon itu tinggi, dahannya bercabang, daunnya hijau normal,
berbunga banyak, warnanya ungu, tapi tidak berbuah sama sekali, aku pernah
mengajak kakek ke sana untuk melihatnya lebih dekat, tapi kakek melarangku, ada
kepercayaan yang membuat masyarakat desa ini tidak berani mendekatinya.
Kata kakek, pohon ini sudah ada
sejak lama, sejak kakek masih anak-anak, sampai sekarang, konon katanya dibawah
pohon itu ada kuburan, itu kuburan seorang kiyai, setelah dikuburkan,
bertahun-tahun kemudian muncullah pohon itu, warga sendiri tidak peduli dengan
keberadaannya karena mengira itu pohon liar, namun semakin lama pohon itu terus
meninggi, dan setelah kawasan itu diperlebar untuk persawahan, warga berusaha
merobohkan pohon itu karena sedikit mengganggu, namun ternyata pohon itu tidak
dapat dirobohkan, batangnya terlalu kuat untuk ditebang, sekian orang mencoba,
namun tetap tidak berhasil, akhirnya muncullah berbagai pendapat, dan banyak
yang mengatakan kalau pohon itu dijaga oleh kiyai yang dikuburkan dibawahnya
tersebut, dan sejak saat itu pohon wungu itu ditakuti oleh warga desa Ujung
Manik.
Kakek menambahkan, katanya pohon
itu pernah ambruk sendiri, waktu itu ada hujan sangat deras disertai petir yang
menyambar, dan ternyata pohon itu tersambar petir, namun meski sudah roboh,
warga tetap tidak berani menghancurkannya. Meski sudah terkena sambaran petir,
beberapa hari kemudian, pohon itu sudah tegak kembali, tentu saja warga semakin
heran, dan keprcayaan itu semakin bertambah kental. Makanya banyak orang tua
yang melarang anaknya bermain di sekitar pohon itu, takut mengganggu
penunggunya katanya.
Sebenarnya aku tidak begitu
mempercayai apa kata kakek, itu kan Cuma takhayul, namun ayah membenarkan apa
yang diceritakan kakek, karena ayah juga sering mendengar cerita-cerita yang
berhubungan dengan pohon wungu itu semasa kecilnya, dan dulu ayah juga takut
bermain dekat pohon itu.
Suatu hari, aku pernah iseng mencari info
mengenai pohon wungu tersebut, dan waktu itu aku tidak menemukan informasi
tentangnya, foto yang tercantum di mesin pencari google berbeda dengan pohon
wungu di desa, aku juga mencari di Wikipedia, namun yang terdapat disana adalah
mengenai ‘Pohon Bungur’, agak sedikit berbeda ejaan, setelah aku melihat
fotonya, ternyata agak mirip, tapi aku tidak begitu yakin apa benar pohon wungu
itu pohon bungur, dan hanya sedikit penjelasan yang kudapatkan, kurang lebihnya
seperti ini :
Dari wikipedia
Bungur
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
bungur besar Lagerstroemia indica
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Myrtales
Famili: Lythraceae
Genus: Lagerstroemia
Linnaeus
Species
Bungur (Lagerstroemia) adalah
sejenis tumbuhan berwujud pohon atau perdu yang dikenal sebagai pohon peneduh
jalan atau pekarangan. Bunganya berwarna merah jambu, bila mekar bersama-sama
akan tampak indah.Perbanyakan anakannya dari biji yang keluar setelah proses
pembungaan selesai. Bijinya berbentuk bulat berwarna coklat sebesar kelereng.
Selain itu bisa juga diperbanyak dengan pencangkokan.
Ada dua jenis bungur yang populer
sebagai tanaman hias pekarangan: bungur biasa/besar/kebo (L. speciosa), pohon
besar mencapai 8m, dan bungur jepang (L. faurieri, L. indica, dan hibrida
keduanya) yang lebih kecil, berbentuk perdu. Bungur besar dulu juga banyak
ditanam di pekuburan. Kini selain ditanam sengaja di pinggir jalan raya dan
halaman rumah, juga banyak tumbuh liar di tepian sungai.
Entahlah, apakah pohon wungu itu
langka sampai tidak ada fakta yang mencantumkannya, atau pohon itu hanya pohon
liar, jadi memang tidak ada yang memperhatikan?
Yang jelas, aku masih penasaran
dengan pohon wungu yang kini daunnya semakin habis, karena sudah tua mungkin? Apa
benar pohon itu akan kembali tegak karena ada penunggunya? Hha.. aku masih
tidak percaya, tapi aku juga tidak tahu, kita lihat saja nanti.. ^_^
Wungu, 2013
Pernah dengar pohon wungu?
11 comments
Pohon kramat atau keram-amat mkanya susah ditebang mungkin :-)
BalasHapusahaha.. yah, mungkin aja..
BalasHapusSemoga menang ya Syah...
BalasHapusKeren bener itu rubuh balik lagiii :D
aq juga baru denger apa itu pohon wungu dik...
BalasHapusasik nih jalan2 ^_^
Mungkin karena gak ada yang peduli dengan pohon itu ya, jadi coba bandingkan dari tahun 2011 ke 2013, koq jadi kering kerontang gitu. Kalau memang pohon itu rada-rada "kramat" pasilah warga sekitar sudah memagari sekeliling pohon itu, seperti halnya beringin kembar di Jogjakarta. Kita sedapat mungkin tidak boleh "ignore" kepercayaan yang sudah diyakini ber-tahun-tahun. Moga menangnya kontesnya.
BalasHapusBtw, kenapa banner kontesnya gak dipasang di side-bar? Bukankah itu masuk persyaratan Kontes/GiveAway? Yuk, dicoba lagi untuk pasang banner di side-bar blog Aisyah.
BalasHapusbunda Yati : ga tau deh bun, diceritain sama kakek sih gitu..
BalasHapusudah kok bun, he.. ^_^ makasih ya udah ngingetin..
kok seram ya.... takhayul emang uda jadi bagian dari culture di Indo, di Lombok juga banyak banget aturan yang berangkat dari takhayul.. btw, sy jadi penasaran ama pohon wungu, di tempat sy ada gak ya.. mhm..
BalasHapussemoga menang lombanya neng..
blognya keren kak,,,,
BalasHapussukses wt kontesnya ya,,,,
emang ada pohon" tua ,,, yang seperti ini terkesan keramat,,,
kebetulan saya g pnah cek zodiak kak,,,
Di Pekarangan kuburan deket rumah saya juga ada pohon yang mirip mbak (ato sama kali yah).. pas lagi berbunga keliatan indah pohonnya.. :D
BalasHapusAku dari kecil sering lewat pohon itu, dan sampai sekarang juga masih ada..
BalasHapusThank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !
♥ Aisyah