Bismillah.
Laa
ba'sa thahurun insya Allah ❤️
Yakini
dan imani aja dulu segala ketentuan Allah, soal mengetahui atau engga
hikmahnya, itu adalah kebaikan dari Allah memberikan ilmu kepada mereka yang dikehendaki.
Allah
tidak pernah menciptakan sesuatu yang sia-sia.
Allah
Al Hakiim, maha bijak, penuh hikmah.
Segala
takdir Allah, pasti mengandung kebaikan dan kesempurnaan nama sifat Nya.
Maka
mari belajar tentang hikmah sakit agar kita juga bisa lebih bijak menyikapi.
Purpose
- alasan, tujuan
Purpose
of pain? Ada banyak sekali kebaikan nya.
Sakit
adalah cara tubuh untuk mengupayakan kembali keseimbangan. Karena dalam ilmu
kesehatan holistik, sehat adalah seimbang. Ibnul Qayyim Al Jauziyyah menyatakan
bahwa tujuan pengobatan adalah menjaga keseimbangan antara energi (aktivitas pemanfaatan
waktu) dan esensi (segala sesuatu yang masuk ke tubuh; termasuk ibadah, nutrisi,
makanan, informasi, dll).
Seseorang
sakit berarti keluar dari keseimbangannya. Adapun penyakit itu adalah upaya
untuk kembali menuju keseimbangan tersebut.
Rahmat
dan kasih sayang Allah tak terbatas.
Allah
berikan kemampuan tubuh manusia untuk bisa menyembuhkan diri sendiri. The human
body possesses an enormous, astonishing and persistent caapcity to heal itself.
Lihat
bagaimana banyaknya ketidak-thayyiban yang kita masukkan ke diri kita, tapi
kita masih bisa bernafas saat ini, menunjukkan betapa besarnya ampunan Allah
dari dosa-dosa kita.
Maka
sebenarnya, sakit adalah self-healing.
Tubuh
kita menunjukkan bahwa diri kita sedang keluar dari keseimbangan.
Dalam
hidup, kita punya banyak sekali pilihan yang limitless. Ga akan sanggup pikiran
dan batin apalagi fisik kita. Maka inilah syariat Islam datang dengan batasan
yang sehat agar kita ga pusing, ga cape. Seluruh ketentuan ini ada bukan untuk
memenjarakan, ini adalah bentuk kasih sayang Allah untuk memudahkan kita,
apalagi perempuan, dengan sangat spesifik untuk menjadikan kita seimbang,
sejahtera, dan sehat. Namun, seseorang yang tidak punya kemampuan menerima
dengan baik, dia akan melihat berkah sebagai musibah, nauzubillah.
Perempuan
itu, lahir dengan kemampuan acceptance. Lihat bagaimana anatomi tubuh kita.
Tubuh perempuan lebih terbuka, contohnya rahim, kita adalah tempat menerima.
Kalau kita kehilangan fitrah itu, maka perlu diupayakan supaya kita bisa
menerima kasih sayang Allah melindungi diri kita.
Kalau
saat ini, perempuan banyak sakit, terutama auto-imun. Maka kondisi adalah cara
Allah untuk menegur kita untuk kembali ke diri kita, menyadari fitrah kita.
Oleh karena itu, yang kita berusaha sembuhkan adalah ketidaksadaran kita atas
kondisi yang membuat tubuh kita, jadi harus sakit. Misalnya, kata Allah, siang
adalah waktu untuk beraktivitas, dan malam untuk istirahat, tapi malah kita
gunakan begadang untuk scrolling, nonton film secara berlebihan. Atau, makan
dan minumlah, tapi jangan berlebihan.
Maka
ketika kita ga sadar batasan berlebihan itu di diri kita masing-masing, which
is bisa beda-beda antar orang yang juga beda, maka timbullah penyakit, desease
yang sebenarnya sedang meminta diri kita ga melewati batas. Maka kalau kita mau
sami'na wa atho'na sama semua syariat Allah, selamat. Karenanya, Allah kasih
kita penyakit sebagai kode bahwa kita sedang memiliki ketidaksadaran.
Kita
merasa tersiksa dengan penyakit, padahal itu adalah cara Allah menyelamatkan
kita dari hasil perbuatan kita sendiri. Kalau kita bayangkan berapa banyak
toksin yang sudah kita konsumsi ngasal dengan standar kedokteran manapun,
mustahil sebenarnya kita masih hidup, kalau bukan karena anugerah self healing
yang Allah berikan. Racun dan bahan kimia di sekitar kita, makanan ga sehat,
tidur ga teratur, ngikutin berita gosip, atau berita-berita yang membuat stress
.. ko' bisa kita masih bertahan hidup kalau bukan karena kasih sayang Allah.
Kalaupun
kita udah selalu makan sehat, tapi bolak-balik sakit, sedangkan tetangga kita
yang tiap hari ngemil micin, tetep sehat-sehat aja. Inimah bukan karena Allah
teledor, tapi sesungguhnya ada kebijaksanaan Allah disana, Allah Maha Tau apa
yang terbaik buat masing-masing hamba-Nya. Da sakit juga bukan selalu karena
makanan, kan? Walaupun iya, makan sehat adalah bagian dari upaya kita untuk
support tubuh kita melakukan ketaatan.
Maka
konsepnya:
(1)
Sakit adalah akibat perbuatan kita.
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).
[QS. As-Syuro:
30]
(2)
Sakit adalah pembersih.
Dr.
Natasha Campbell pernah menyatakan, kalau anak sakit, apalagi demam, itu adalah mekanisme tubuh untuk
mendetoksifikasi diri.
Maka seharusnya, dengan
pemahaman ini, kita jadi bersyukur, dan kita jadi lebih menerima kehadiran
sakit tersebut. Demam itu bisa melatih imun kita untuk melawan parasit di
tubuhnya. Banyak sel dan sistem tubuh yang dibersihkan dan diseimbangkan,
sehingga ketika sembuh, dia akan jadi lebih sehat, insya Allah. Tapi kalau
sekali kita abaikan, dia jadi datang lagi untuk menyelesaikan tugasnya.
Beda
ya sama manusia yang kalau pekerjaan di kantornya belum selesai kemudian
disuruh selesai malah seneng, tapi kasih sayang Allah ga terbatas, karenanya
Allah datangkan pembersih itu lagi dan lagi sampai tugasnya selesai. Inilah
kebijaksanaan Allah. Dan inilah motivasi datangnya penyakit, bukan karena
mencari apa-apa, tapi beneran punya purpose untuk bebersih.
Maka
kalau sekarang ini, kita sering sakit, kita perlu tanya ke diri sendiri, kenapa
ko' tubuh kita perlu untuk sering sakit? Apa yang sudah kita lakukan yang
membuat tubuh kita kotor sampai perlu sering dibersihkan melalui penyakit? Jadi
jangan tanya kenapa Allah sering ngasih sakit?
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَسُبِّي الْحُمَّى، فَإِنَّهَا تُذْهِبُ خَطَايَا بَنِي آدَمَ، كَمَا يُذْهِبُ الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ
“Janganlah
Engkau mencela demam. Karena demam itu bisa menghilangkan kesalahan-kesalahan
(dosa) manusia, sebagaimana kiir (alat yang dipakai pandai besi) bisa
menghilangkan karat besi.” (HR. Muslim no. 2575)
Indah
sekali diibaratkan dengan karat pada besi sebagai hasil oksidasi. Karena kalau
tubuh kita teroksidasi, jadinya inflamasi. Besi bisa dihilangkan dengan
dipanaskan supaya luntur karatnya, maka demikianlah fungsi demam bagi tubuh.
Jadi
sekali lagi, ketika kita banyak toksin di tubuh, banyak masalah di pencernaan
dan dibiarkan aja, kemudian tersirkulasi ke otak. Ketika semakin banyak, maka
tubuh kita akan mengaktifkan mekanisme pertahanan melalui kejang. Karena kalau
sampai ga ada kejang, maka akan masuk toksin tersebut ke otak, dan merusak
otak.
Maka
kalau orang-orang non Muslim di dunia saat ini banyak yang memperlakukan
penyakit dengan sangat respect hanya karena ucapan para ahli, maka seharusnya
kita sebagai Muslim lebih baik lagi responnya karena sudah diajarkan langsung
dari Rasulullah ﷺ. Dan, ga mungkin Allah ngasih
tau sesuatu yang ga boleh dicela kalau bukan karena itu sesuatu yang baik.
Ada
dosa tertentu yang boleh jadi ga bisa dihapus dan ga bisa diangkat derajat kita
kecuali dengan penyakit. Maka inilah tanda kasih sayangnya Allah. Maka semoga
Allah mudahkan kita dengan mengambil pelajaran dan manfaat dari penyakit yang
datang pada kita, sehingga kita tau ilmunya, sadar, kemudian sabar, bersyukur
dan Ridha insya Allah
(3)
Sakit adalah pemandu.
Sakit
adalah mekanisme kebijakan tubuh untuk kita memusatkan perhatian, membawa
kesadaran, tepat ke bagian diri kita yang membutuhkan perhatian dan perbaikan.
Karenanya, kalau kita mau merefleksi, kita bisa memulai perbaikan diri dari apa
yang paling sakit atau paling mengganggu buat kita.
Kita kan, banyak ga sadar, apa yang harus diperhatikan dan diperbaiki? Inilah datang
penyakit yang memusatkan perhatian dan kesadaran kita. Jadi ketika healing,
yang kita sembuhkan bukan gejala penyakitnya, tapi ketidaksadaran kitanya.
Masya
Allah, mekanisme sesempurna ini, siapa lagi yang bisa memberikannya kalau bukan
Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang?
Rasa
sakit ada untuk mengajarkan kita diri kita sejati. Know yourself, heal
yourself, biidznillah. Kita ga akan sembuh sampai belajar tentang diri kita
sendiri, dan penyakit yang mengarahkan kita tentang diri kita yang sejati, apa
yang kita suka? Apa yang membuat kita bersemangat? Apa jangan-jangan kita
gatau, hidup dari hari ke hari ya bertahan hidup aja? Kan bukan itu tujuan
diciptakannya kita.
Penyakit
datang ga pernah random.
Siapa
yang paling pengen Allah perkenalkan ketika kita sakit? Diri siapa? Nama siapa?
Sifat siapa? Siapa lagi kalau bukan Allah? Banyak orang yang sehat jadi lupa
sama Allah. Dengan kita sakit, minimal kita istighfar. Kita jadi ingat lagi,
Allah Maha Pengasih Maha Penyayang, Allah Maha Menyembuhkan, Allah Maha
Pengampun.
Jadi
sekali lagi, penyakit ini kemalangan kah? Atau sebenarnya kita yang kurang
bersyukur? Allah menyayangi kita lebih dari siapapun; anak, pasangan, orangtua.
(4)
Penyakit menuntut kita untuk rekoneksi.
Sakit
bukan cuma soal sakit fisik, tapi juga di batin dan perasaan kita; anxiety,
depresi, overthinking, dll.
Ini
adalah kebijaksanaan, yang pada akhirnya, menunjukkan kita untuk rekoneksi
dengan Allah.
Maka,
laa ba'sa thahurun insya Allah ❤️
Bukan
lagi tak mengapa, Alhamdulillah malah.
(5)
Laa ba'sa?
Tenang
dulu. Tenang adalah separuh kesembuhan.
Kalau
kita sadar kita panik, kita sedang butuh ketenangan.
Gimana caranya? Meditasi?
Atur nafas?
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
[QS. Ar-Ra'd:
28]
Jadi
ketika sakit, inget Allah dulu.
Jangan langsung kepikiran, ini harus pakai obat apa ya? EO? Jamu? Homeopati?
Milih
remedy herbal, Homeopati, bach flower, semua kan butuh petunjuk. Obat mah ada,
banyak. Masalahnya kita gatau yang mana obatnya. Karena kita terbatas
pengetahuannya. Maka dari itu, tenang dulu, mohon bersabar, inget Allah, minta
petunjuk dari Allah.
Kalau
sampai panik duluan mikirin ikhtiar, itu adalah petunjuk kalau memang,
mengharapkan ikhtiar diri sendiri itu, unreliable. Kita berusaha mengandalkan
diri kita sendiri. Padahal fitrah jiwa kita tau, deep down we know, bahwa kita
ga bisa mengharapkan siapapun kecuali Allah. Itulah kenapa paniknya ga
selesai-selesai, padahal udah dapat obat yang katanya paling ampuh, atau dokter
yang paling ahli.
(6)
Ikhtiar masukkan/ lakukan yang baik
Tapi
sekali lagi, butuh petunjuk. Karena kita gatau. Atau bahkan yang kita baik
ternyata buruk. Karenanya kita butuh hidayah, bukan di google, bukan di kelas,
bukan di pakar.. cuma di Allah.
Maka
sebagai Muslim, selalu libatkan Allah. Jangan sampai, sudah banyak ilmu,
herbal, kelas, guru, kita jadi jumawa, cukuplah aku sebagai penolong diriku.
Tidak, ga akan pernah cukup. Allah bisa jadikan kita lupa atau bingung.
Jadi
kita jalannya dibimbing, ada Allah.
Kita
punya guidance.
Kita
punya protector.
Kalau
kita sakit, banyak toksin dan ketidaksadaran. Maka yang bisa kita lakukan
adalah dengan mengiringi yang baik-baik. Istighfar, minta petunjuk Allah dulu.
Baruu, beberapa hal yang bisa kita ikhtiarkan dari makanan (tapi
cocok-cocokan):
• Meat stock
• Air
kelapa
• Rimpang
• Bawang
• EVCO
• Madu
• Air
• Grounding
• Sinar matahari
• Asupan probiotik
• Epsom salt, garam laut
• Tidur
Lalu
gimana dengan penciptaan makanan yang kurang thayyib?
Allah
menciptakan sesuatu ga pernah sia-sia.
Tapi
ga semua untuk kita, kadang bisa untuk hewan.
Atau,
ujian untuk kita, tools untuk menguji kesadaran dan kesabaran kita.
Toh
kita makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan.
(7)
Sadar. Berilmu sebelum beramal.
Ikhtiar
kesadaran adalah dengan belajar.
Idealnya,
kita semua masing-masing belajar tentang diri kita sendiri, kenal dengan
kebutuhan kita. Belajar agama utama, kemudian kita bisa belajar pengobatan
untuk diri kita dan keluarga kita.
Semakin
kita belajar dan kenal diri kita, kita akan jadi punya kluster herbal personal,
p3k nya bisa beda-beda. Nah, yang mananya, kita butuh petunjuk. Orang yang
uangnya banyak, bisa beli semua herbal dan oil, ga membuat dia lebih beruntung,
kalau dia gatau mana yang cocok dan butuh. Bisa jadi ada orang yang cuma bisa
beli sedikit tapi itu cukup, pas dengan yang dia butuhkan. Dan kalau sudah
Allah cukupkan, maka selesai urusannya. Jadi ga perlu hasad.
Semoga
Allah mudahkan kita untuk terus belajar dan belajar. Kita ga mungkin bisa sabar
kalau ga punya cukup ilmu. Maka inilah motivasi belajar. Selain itu, Rasulullah
ﷺ juga
menyampaikan bahwa menuntut ilmu itu memudahkan jalan menuju Syurga.
Ini
sangat masuk akal, karena dengan berilmu, kita jadi punya modal kesadaran, dan
kita jadi mudah untuk bersabar. Kemudian dengan bersabar dan menjalani
prosesnya, kita akan jadi punya kemampuan bersyukur. Maka pada akhirnya, kita
jadi bisa Ridha, dan semoga Allah juga Ridha sama kita, sehingga kita bisa
masuk Syurga, insya Allah.
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ ۖ وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ
(yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;
سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
(sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.
[QS
Ar-Ra'd: 23-24]
Jadi
kalau saat ini kita dapat ujian sakit, atau keluarga kita sakit, dan kita bisa
melihat ini adalah bentuk kasih sayang Allah. Maka semoga kita bisa masuk dalam
kategori orang-orang seperti dalam ayat tersebut. Karena kalau kita bisa
tenang, bisa mengingat Allah, bisa melibatkan Allah dalam setiap proses
menghadapi penyakit, kita menjadikan diri kita teladan untuk bisa mengamalkan
skill dealing with the pain. Terutama untuk anak-anak kita.
(8)
Salaamun 'alaikum bisa shabartum.
Keselamatan
atasmu berkat kesabaranmu.
Maka
kalau hari ini kita belum sembuh, dengan berbagai ikhtiar yang sudah kita
lakukan, jangan sampai terbesit dalam diri, "Allah ga adil". Sungguh
Allah Maha Tau apa yang terbaik buat kita. Bisa jadi dengan adanya penyakit,
kita sedang dilatih untuk belajar sabar, syukur dan Ridha, yang itu semua
mengantarkan kita kepada keselamatan sejati.
Orang
kalau ahli pengobatan tapi orientasinya dunia, itu tujuannya biar sembuh. Tapi
kita, semoga, belajar ilmu pengobatan ini, gaya hidup sehat, bukan sekedar
untuk sembuh, karena kita akan kecewa kalau ternyata akhirnya kita belum sembuh
juga. Tapi ini semua, kita pelajari supaya kita bisa punya ilmu yang cukup
untuk sabar, dalam menjalani takdir Allah kepada kita. Bisa bersabar dalam
belajar sabar, bisa sabar dalam menjalani ketetapan Allah, bisa sabar dalam
melihat kasih sayang Allah.
Sehingga
ga mustahil orang yang mungkin kelihatannya menderita, sakit berkepanjangan,
orang-orang yang disayangi wafat, dunianya seolah runtuh, tapi ternyata mereka
ga menderita, cahaya mata mereka nampak bahwa mereka Ridha sama Rabb nya. Masya
Allah.
Maka
semoga, kita juga, ketika Allah uji dengan sakit, semoga Allah izinkan kita
bisa menerima sakit itu, dan sebab sakit itu, kita jadi lebih mengenal Allah,
jadi lebih Ridha, jadi lebih cinta sama Allah, yang pada akhirnya mengantarkan
kita pada Syurga Nya.
(9)
Ujian bukan kemalangan, tapi kasih sayang.
Karena
ujian di dunia ga akan ada berhentinya
Dan
inilah cara Allah untuk menyampaikan kabar gembira, tapi ada t&c nya: harus
sabar, syukur, Ridha, dan akhirnya kembali ke Syurga.
Aamiin
Allahumma Aamiin.
(10)
Bagaimana mengamalkan?
Kalaupun
tetap datang penyakit, maka imani, bahwa bisa jadi penyakit itu lebih
bermanfaat, lebih selamat buat kita daripada sehatnya.
Kalau
kita sudah belajar, ikhtiar, bahkan dapat ilmu dan masih struggle
mengamalkannya, maka bisa jadi karena memang masih ada kotoran dalam hati kita.
Tazkiyatun
Nafs.
Set
niat yang ikhlas.
Minta
sama Allah.
Ikhtiar
yang terbaik.
Iringi
dengan kerendahan hati.
Jangan
letakkan harapan dan ekspektasi pada diri sendiri. Hanya kepada Allah.
Sehingga
apapun hasilnya, kita ga kecewa.
Karena
kita sadar, tugas kita hanya ikhtiar, perkara hasil itu adalah haknya Allah.
Laa
Haula wa Laa Quwwata Illa Billah.
-
Masya Allah, ujian dan rezeki kita telah Allah tetapkan secara personalized untuk masing-masing kita dengan penuh hikmah. Apa yang ditetapkan untuk kita tidak akan pernah meleset sedikitpun; takdir senang atau sedih, takdir sehat atau sakit, baik itu sakit fisik ataupun mental.
Begitu juga kesempatan beasiswa dari Umamy Bubby untuk mengikuti kelas Bubby dengan judul "Sakit: laa ba'sa thahurun insya Allah" bersama mbak Vidya Permadiputri. Alhamdulillahi Rabbil Alamin.
Setelah menyimak kelasnya, Masya Allah.. kita bukan hanya diajarkan bagaimana menangani penyakit dengan alami minim efek samping, tapi juga mengubah cara pandang terhadap penyakit dari yang tadinya musibah menjadi berkah, insya Allah.
Alhamdulillaah Barakallahu fiikunna Umam, mba Vid, tim Kelas Bubby dan tim Wholistic Goodness.. Syukran Jazakunnallahu Khayraa. Semoga Allah limpahkan berjuta juta kebaikan, rezeki yang tidak pernah kering dan habis, seperti air yang suci,air zam zam, air yang diberkahi.
Aamiin Allahumma Aamiin.