Latest Posts

Ukhuwah Karena Allah

By 21.32

Bismillahirrahmanirrahim..




Untukmu sahabatku..  apa kabarmu hari ini? Kuharap engkau masih dalam keadaan baik-baik saja seperti saat terakhir aku melihatmu, aku telah memikirkan berulang kali do’a apa yang paling spesial kuberikan untukmu, dan aku tidak menemukannya kecuali do’a semoga Allah memberimu Taufiq, semoga Allah selalu menjaga dan membimbingmu..

Allah سبحانه وتعالى berfirman:  
(10 : إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ. (الحجرات
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, oleh karena itu damaikanlah antara kedua saudara kalian dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian mendapat rahmat. (al-Hujuraat: 10)

Namanya Hilyaturrahmi, nama yang indah menurutku, setidaknya ada  4 (kalau tidak salah) kata Hilyah di dalam Al-Qur’an, Hilyah itu berarti perhiasan.

Sejujurnya aku belum pernah mengikat sebuah persahabatan, bukan tidak pernah, tapi aku tidak berani megatakannya, aku dan dia tidak pernah mengatakan kalau kita bersahabat walaupun pada hakikatnya demikian, karena dia pernah bilang, persahabatan itu memang indah, namun ukhuwah yang dijalin karena Allah itu lebih indah dari persahabatan, ukhuwah itu muncul dari hati yang tulus dan tidak ada ukhuwah kecuali cinta karena Allah Ta’ala.  Telah kutulis namanya dengan tinta emas dihatiku, kulukis wajahnya dalam jiwaku, kuhamparkan senyumnya dalam benakku.  Karena tidak banyak yang tahu kalau ukhuwah indah ini talah berawal sejak 10 tahun lalu, saat kami masih menjadi gadis kecil berjilbab yang suka berlari-larian kesana kemari.  

Pahit manis kenangan telah kita lalui bersama, aku ingat saat dia membuatku tertawa dengan sikapnya, aku juga ingat saat dia membuatku menangis dengan ucapannya, kenangan indah dan kenangan sedih telah membuat hubungan ukhuwah ini begitu terasa,  disaat ada orang ketiga dalam ukhuwah ini, aku mungkin sudah tidak mampu menjaga hubungan antara aku dan dia, namun dia-lah yang menyemangatiku bahwa telah bertahun-tahun kita bersama, apakah rela diputus hanya dengan sehari berpisah? Tidak. Itu katanya.



Aku mengaguminya, tidak hanya aku, banyak teman-teman lain juga, dari mulai adik kelas, kakak kelas hingga guru-guru, namun tidak ada yang mengenalnya lebih dekat dariku. Dia pendiam dan pemalu, kecuali padaku, aku tidak berbohong, begitulah faktanya.  Bahkan disampingku, dia bisa menjadi cerewet. Anehnya dia tahu kapan harus menjadi kakak untukku, menjadi adikku, menjadi sahabatku atau menjadi penasihatku, dia benar-benar sahabat yang sesungguhnya, dia mengingatkan ketika aku lupa, dan dia membenciku jika aku tidak berhenti melakukan hal yang tidak baik, yang tentunya setelah menasihatiku.  Dia pun mengenaliku lebih dari yang lain, di tahu kapan aku sedang bersedih, kapan aku sedang gembira, dia tahu apa yang harus dia lakukan bila melihatku demikian. Masya Allah.. Ukhuwah yang begitu erat inilah yang menanamkan perasaan saling memahami.
   
Sungguh Allah telah menetapkan skenario terindah untukku dan untuknya, kami bersama.  Allah dengan kuasanya telah menghubungkan 2 insan dengan kepribadian yang berbeda dalam suatu ukhuwah yang dijalin karena-Nya , Allah juga telah mempertemukan kami dari 2 daerah dengan zona waktu yang berbeda, aku dari Indonesia bagian Barat dan Hilyah dari Indonesia bagian Tengah, dan paling menakjubkan untukku adalah Allah memilihkan dirinya sebagai sahabatku, dan memilihkan aku sebagai sahabatnya. Padahal, tidak sedikit orang yang mengiriminya surat, memberinya hadiah hanya supaya dia mau menjadi sahabatnya, tapi apa jawabannya? Dia hanya tersenyum, aku mengerti kalau persahabatan itu tidak dapat dipaksakan, karena bukan kita yang menyatukan persahabatan, tapi persahabatan-lah yang menyatukan kita.  Faktanya, orang yang mengiriminya surat atau memberinya hadiah itu memang lebih cantik dariku, lebih kaya dariku, lebih alim dariku, lalu mengapa? Sekali lagi dia mengatakan, persahabatan itu tidak dapat dipaksakan.. (^_^)

Walaupun dia sahabatku, tempat berbagiku, namun aku cukup kagum padanya, ya aku salut pada sahabatku sendiri..  Aku merasa dia adalah teman paling amanah yang pernah kukenal, sifat pendiamnya pada orang lain juga-lah yang mempertebal rasa percayaku padanya.  Hampir setiap rahasia pribadi yang akan kuceritakan padanya, aku selalu bilang “jangan beritahu siapa-siapa ya..”. Kalau sudah bilang begitu dia tersenyum, lalu mengatakan “apa aku pernah bilang, hei fulanah aku akan menceritakan sesuatu tentang Aisyah padamu.. Aku tidak pernah mengatakannya, kan?”.  He, aku memang mempercayai Hilyah sepenuhnya, namun aku kan hanya berjaga-jaga saja, siapa tahu dia akan lupa..  Yah, meski aku juga tahu, dia tidak berbicara dengan orang lain kecuali orang lain-lah yang memulainya, dia juga hanya menjawab seperlunya saja, mungkin hampir bisa dikatakan dia tidak pernah menceritakan apapun pada orang lain, kecuali aku dan keluarganya tentunya. Aku tidak dapat menghitung berapa rahasia yang kuceritakan padanya, dia-pun demikian, dia hanya menceritakan rahasianya padaku, tapi sepertinya namanya bukan rahasia lagi ya, tapi pembicaraan pribadi, hanya antar kita berdua. 

Selain sifat amanahnya, aku juga salut dengan kekuatan menghafalnya, dia memang agak sedikit kurang faham dalam pelajaran eksakta, tapi kalau pelajaran non eksakta, dia deh jagonya, he..  Kemampuan menghafalnya memang diatas aku dan teman-teman, itulah yang membuatnya lebih dalam hafalan Al-Qur’an, aku dan dia saja yang dulu hafalannya masih sama, sekarang sudah berbeda beberapa juz, dia juga menduduki peringkat 1 (standar SMP) penghafal dengan hafalan terbanyak, sementara aku peringkat ke 3 .. Padahal Hilyah selalu menyemangatiku untuk terus menghafal Al-Qur’an, yah entah karena aku-nya malas menghafal atau karena kemampuanku yang kurang.. semoga saja kemampuan menghafalku bertambah deh, kalau bisa sih sepeti sahabatku itu.. ^_^.  Hilyah juga anak seorang hafidz di pondok ini, namanya ustadz Musni Halim, yang suaranya Masya Allah bagus banget, hampir semua nada bacaan beliau bisa, Musyari Rasyid, Hari Rifa’i, Athif Abdul Ahad, Muhammad Thaha, pokoknya Masya Allah dan Subhanallah deh.. moga aja aku juga bisa mengikuti jejak beliau, Amin..  Kembali ke Hilyah, bukan hanya kami dari kalangan banat yang mengaguminya, banin pun –katanya- ada juga yang mengaguminya, bahkan orang yang Hilyah kagumi pun bangga karena dikagumi seorang anak hafidz seperti Hilyah, he..  Berarti aku juga seharusnya bangga dong? Tidak, aku hanya bersyukur, bahkan Allah mempertemukanku dengannya saja aku sudah sangat senang dan bahagia, karena telah menghadirkan sesosok Hilyah dalam hidupku.




Aisyah dan Hilyah, kuharap ukhuwah ini dapat berlanjut terus, selamanya.. sampai kita dewasa..  Kami pernah berjanji, jika suatu kami harus berpisah, kami akan bertemu lagi..   Hilyah pernah mengatakan, “aku mau bertemu denganmu jika kamu sudah menggapai cita-citamu, aku mau melihatmu menjadi dokter atau psikolog dulu”..  Seandainya Allah belum mengizinkan kita bertemu, maka kami janji akan bertemu di syurga-Nya kelak di tepi telaga Salsabila..  Itu salah satu hal yang membuatku terus kuat mempertahankan hubungan ukhuwah indah ini..

Aku mendapatkan banyak manfaat dan pelajaran yang bisa kudapati dari ukhuwah ini, salah satunya, bahwa Allah telah memilihkan sosok yang terbaik untuk menjadi sahabat dalam hidupku, tempatku mengadukan permasalahanku, teman untuk belajar bersama dan saling memotivasi. aku juga belajar bagaimana menjadi pribadi yang kuat, tabah, setia kawan, tolong-menolong dan berbagai pelajaran lain. Aku dapat mengambil pelajaran dari seorang Hilyah dengan aku belajar untuk menjadi pribadi sepertinya.

Hilyah sahabatku, yang bermula karena Allah kerinduanku padamu..  Sesungguhnya engkau berkeinginan dan akupun berkeinginan, namun hanya Allah yang dapat menakdirkan apa yang Dia inginkan.  Aku tidak sempurna dan engkaupun tidak sempurna, namun Allah telah menyatukan kita dalam ukhuwah supaya kita saling melengkapi dan tolong menolong dalam kebaikan dan takwa.  Selalu ingatkan aku bila aku lupa dan salah ya, maafkan aku juga atas segala kesalahku padamu..  Berjanjilah bahwa kita akan bertemu suatu nanti di syurga-Nya yang mulia, masih sebagai sahabat dalam ukhuwah ini..

Karena ukhuwah itu seperti tangan dan mata. Ketika tangan terluka, mata menangis, ketika mata menangis, tangan akan menghapus air matanya..  Uhibbuki Fillah, Hilyah..  Terimakasih sudah menjadi sahabatku, kemarin, hari ini, besok dan selamanya, Insya Allah..




“Tulisan ini diikut sertakan dalam GA “Siapa Sahabatmu?” pada blog senyumsyukurbahagia.blogspot.com, hidup bahagia dengan Senyum dan Syukur”

You Might Also Like

10 comments

  1. semoga ukhuwah selalu bisa dijaga ya, sukses dengan GAnya

    BalasHapus
  2. Amin, begitu juga ukhuwah antara kita, kak Lidya.. ^_^

    BalasHapus
  3. Dalam beberapa kajian, aq pernah mendengar bahwa, ada kalanya kita patut menyatakan cinta kepada sahabat kita, agar saling bertambah kedekatan tali ukhuwah kita satu sama lain :)

    Sudahkah aisyah menyatakan padanya ?? ^^

    BalasHapus
  4. Iya, aku juga pernah mendengar dalilnya, kak.. (^_^)
    belum sih kak, abisnya ntar dibilang lebay lagi..

    BalasHapus
  5. Semoga Allah memberkahi persahabatan kalian..

    BalasHapus
  6. Persahabatan itu lebih mulia dari apapun, walau itu cinta sekalipun ...benar nggak ya?hehe...

    BalasHapus
  7. bener banget kak.. Karena kalau persahabatan itu terjalin karena Allah dan ada rasa kasih sayang antar keduanya...

    BalasHapus

Thank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !

♥ Aisyah