Latest Posts

Pesan yang Tak Sepenuhnya Tersampaikan

By 21.48 , ,


Bismillah.



Dalam setiap lafadz yang terucap, dalam setiap kata yang tertulis, selalu ada makna atau pesan yang hendak tersampaikan. Karena manusia tidak mampu membaca isi hati orang lain, Allah Maha Kuasa menganugerahkan lisan untuk bertutur, mengungkapkan segala rasa yang ada.

Dalam ilmu Ushul Fiqh, sebuah kata diletakkan untuk suatu makna.
Sebuah kata berarti kata tertentu yang jumlahnya jelas, yaitu satu digunakan untuk suatu makna, artinya mengandung lebih dari satu makna. Karena 'suatu' tidaklah menunjukkan jumlah tertentu.

Bagaikan piring yang berfungsi untuk menyajikan makanan, kata pun memiliki tujuan. Ia berfungsi sebagai wadah untuk menyampaikan makna dan pesan.
Hikmah dari penciptaan lisan kita salah satunya adalah untuk berkata yang baik. Jika ada kebenaran yang perlu disampaikan, maka sampaikanlah. Makna yang muncul di hati kita hanya dapat mencapai hati oranglain melalui kata yang terucap.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

Al-Qur'an adalah kalam Allah. Perkataan Dzat yang Maha Benar lagi Maha Adil. Karenanya, Al-Qur'an menjadi mukjizat terbesar nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Al-Qur'an juga berisi untaian kata-kata indah nan penuh makna.
Ia adalah kitab dengan 0% kekeliruan. Memang ada beberapa hal yang belum jelas maknanya atau belum kita pahami secara akal. Tapi itulah keindahannya, ada rumusan rahasia yang hanya dapat dipahami oleh-Nya. Selain menunjukkan keterbatasan kemampuan manusia sebagai makhluk, juga menunjukkan kemaha kuasaan Sang Khalik.

Secara logika, ketika 25% isi suatu kitab telah dapat dipastikan kebenarannya secara ilmiah, sedangkan sisanya belum dapat dibuktikan karena kemampuan manusia yang masih rendah, maka dapat diyakini bahwa seiring berkembangnya zaman, 75% lainnya mengandung kebenaran insya Allah. Demikianlah fakta yang kita saksikan di lapangan. Sedikit demi sedikit, terbukti janji-janji Allah yang tercantum dalam Al-Qur'an.
Lagipula, siapa yang lebih benar perkataan nya dari Allah?

Al-Qur'an adalah kitab induk dari seluruh cabang ilmu pengetahuan. Ia berbicara tentang sains, matematika, sejarah, biologi, kedokteran, hukum bahkan psikologi.
Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 58 :
 اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ
 Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu.

Allah adalah sebaik-baik pemberi nasihat. Kembalilah ke Allah. Betapa banyak kesedihan menjadi keceriaan karena sebait doa dan masalah menjadi mudah karena setetes air mata taubat.
Allah tidak menginginkan sesuatupun untuk manusia kecuali kebaikan.

PESAN EKONOMI DALAM AL-QUR'AN
Dalam Al-Qur'an, ada banyak ayat yang membahas tentang ekonomi, diantaranya :
Al-Qur'an berbicara tentang perilaku konsumen
1) Konsumsi yang halal lagi baik
Al-Baqarah : 168
Artinya : "Wahai manusi makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi.."
Beberapa Ayat pendukung
- Al Baqarah : 172
- Al Maidah : 4-5, 87-88
- Al Mu'minun : 51
- An Nahl : 114
2) Tidak berlebihan
Al-A'raf : 31
 Artinya: "dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."
3) Hidup Sederhana
Al furqon : 67
Artinya: "Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian."
4) Tidak memakan harta anak yatim
Al An'am : 152
Artinya: “Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa....."
5) Prinsip Moralitas
Al Baqarah : 219
Tujuan akhir dari makanan dan minuman adalah untuk meningkatkan kemajuan nilai-nilai moral & spiritual

Al-Qur'an berbicara tentang perilaku produsen
1) Q.S. Al-Muthafifin : 2-3
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi”.
2) Q.S.Hud : 85
Artinya: "Dan Syu'aib berkata: 'Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan'”.
3) Q.S.An-Nisa : 135
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan”.
4) Q.S. Al-Maidah : 8
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.


---
Namun hal Penting yang perlu diperhatikan adalah pemahaman makna dari setiap lafadz yang Allah cantumkan dalam Al-Qur'an. Jangan sampai kita salah dalam memahaminya. Karena bahasa Arab sangat luas*, baik kosakata nya maupun tata bahasa nya. Begitu terperincinya, hingga tak ada makna yang ambigu jika kita paham betul seluk beluk bahasa Al-Qur'an ini.

Sayangnya, terjemahan Al-Qur'an di Indonesia sendiri terkadang belum mampu menyeluruh dalam mencakup makna yang ditunjukkan oleh Al-Qur'an, hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan kesalahpahaman.

Dapat diambil contoh, surat Al-Baqarah ayat 275 yang merupakan salah satu dalil ekonomi yang berkaitan dengan penghalalan jual beli dan pengharaman riba. Dalam ayat tersebut, ada kalimat berikut:

قَالُوْۤا اِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبٰوا
Dalam Al-Qur'an terjemahan, dapat kita temukan,
"Mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba."

Namun benarkah demikian?
Apakah lafadz إنما dan إن memiliki arti yang sama? Bila iya, kenapa digunakan lafadz yang berbeda?
Faktanya, perbedaan sekecil apapun dalam bahasa Arab dapat mengubah makna.
Misalnya lafadz بر dibaca dengan 3 harokat berbeda :
Burrun (بُر) dengan harokat huruf ba' dhommah memiliki arti: gandum
Barrun (بَر) dengan harokat huruf ba' fathah memiliki arti: daratan
Birrun (بِر) dengan harokat huruf ba' kasroh memiliki arti: bakti

Hal ini menunjukkan perlunya perhatian khusus dalam membaca dan memahami lafadz berbahasa Arab.

Adapun mengenai ayat 275 Al-Baqarah tadi, lafadz إنما dapat dipisah menjadi 2 kata: إن dan ما.
Kata pertama إن memiliki arti: sesungguhnya atau bahwasanya
Kata kedua ما memiliki makna: kata tanya (apa) atau makna peniadaan.
Maka dapat disimpulkan, kata إنما secara kontekstual bermakna "Sesungguhnya tidak lain".
Terjemahan lengkapnya menjadi "Mereka berkata bahwa sesungguhnya jual beli tidak lain sama dengan riba."

Nampakkah perbedaan nya?
Ayat ini mengandung sifat penegasan, sehingga perlu lebih diperhatikan. Ia di highlight-kan untuk menunjukkan betapa kerasnya orang-orang yang memakan riba itu beralasan, karena mereka berat untuk meninggalkan riba, lalu Allah membantah mereka dengan tegas pula: "Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba".
Sungguh inilah yang banyak terjadi di zaman sekarang, ketika perbankan konvensional menggunakan sistem bunga (riba) yang bukan harum, tapi haram, adapun bank syariah menggunakan sistem bagi hasil yang mungkin bagi beberapa pihak tidak menyenangkan, namun sejatinya menenangkan.

Maka marilah kita menjadi muslim yang taat, ini merupakan perintah mutlak dari Rabb yang menggenggam penuh jiwa kita.
Ketahuilah, kuantitas harta dapat dicari melalui 2 cara: jalan halal dan jalan haram.
Sedangkan kualitas keberkahan harta hanya dapat dicari melalui 1 jalan: yaitu jalan halal.
Dengan melalui jalan halal, kualitas dan kuantitas harta kita dapat terus ditingkatkan secara bersamaan insya Allah.

Semoga Allah memberi kemudahan kepada kita untuk memahami dan mengamalkan sepenuhnya pesan yang Ia sampaikan dalam Al-Qur'an.
Aamiin Allahumma Aamiin.

You Might Also Like

2 comments

  1. arti it memang kuran membawa subtansi yang disampaikan, tapi kan ada garis besarnya begitu ya

    BalasHapus

Thank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !

♥ Aisyah