Latest Posts

Catatan Tahfidz Ramadhan II (Program Murajaah) Part 1

By 08.38 , , , , ,

Bismillahirrahmanirrahim..

Sumber : Website Ma'had


Catatan yang (mungkin akan) panjang ini dimulai dari sebuah rencana yang sudah kususun untuk memurajaah (mengulang kembali) hafalan Al-Quranku di Bulan Ramadhan. Waktu itu yang kupikirkan hanya bagaimana mengisi waktu kosong di bulan mulia ini dengan amal baik semaksimal mungkin, terlebih sekolah juga akan libur, maka kuputuskan untuk memperbanyak membaca Al-Quran.

Awalnya, aku berniat untuk menyetorkan murajaahku ke ummi atau ke Zainab, tapi qadarullah saat itu ada beberapa teman yang mengajakku untuk ikut pesantren kilat, lalu kupertimbangkan, ‘kenapa tidak? Ada baiknya juga dicoba..’, ummi dan abi-pun ikut mendukung setelah kusampaikan.

Pilihan pertamaku jatuh pada program Manzil Qur’an di sebuah pesantren Tahfidz di daerah Bogor (aku lupa nama pesantrennya), namun karena beberapa hal, pilihan itu dibatalkan. Kemudian abiku menawarkan untuk ikut program Tahfidz Ramadhan II di Ma’had Asy-Syathiby, Cileungsi sebagaimana yang dikirimkan oleh teman beliau lewat whatsapp. Aku langsung menerima tawaran itu, apalagi saat tau ada program khusus murajaah, aku membayangkan, pasti menyenangkan bertemu dengan teman-teman baru yang memiliki tujuan sama sehingga bisa saling memotivasi satu sama lain.

Aku mengisi form pendaftaran online, dan Alhamdulillah beberapa hari kemudian datanglah kabar gembira itu melalui ustadz Shodiqin, sepupu bibiku yang menyatakan bahwa aku diterima menjadi peserta Tahfidz Ramadhan II program Murajaah. Aku lalu mempersiapkan segala keperluan dan bekalku kesana, karena tempatnya cukup jauh (di komplek Radio Rodja Cileungsi) dan waktunya cukup lama (20 hari). Saat packing, entah kenapa aku tiba-tiba merasa nervous sekali, hehe.. tapi Alhamdulillah Zainab dan Afifah memotivasiku sehingga aku menjadi yakin kembali.

Tanggal di kalenderku menunjukkan tanggal 17 Juni yang sudah kutunggu-tunggu, aku dan keluargaku berangkat dari rumah jam 10 pagi dan sampai di masjid Al-Barkah saat Dzuhur. Setelah shalat Dzuhur kami makan siang bersama lalu aku diantar ke sebuah rumah ber-cat ungu dengan tulisan ‘Rumah Tahfidz’ di depan gerbangnya, tak lama kemudian ummi, abi, Muadz, Zainab dan Afifah-pun bersiap meninggalkanku, tiba-tiba aku merasa sedih, karena jujur saja, selama aku bersekolah di pesantren, aku belum pernah merasakan tinggal di asrama bersama-sama, jadi maklum saja kalau aku agak umm, melankolis, he..

Setelah keluargaku pamit, akupun resmi sendirian dan mulai berkenalan, orang pertama yang kukenal bernama Syifa (aku tidak tau lengkapnya tapi belakangan aku tau bahwa ia anggota halaqoh kak Raisa), kemudian yang lainnya.. ada Azra, Hanan, Nun, Wardah, kak Afi, kak Umim, kak Zahro, kak Tika.. tidak banyak sih, tapi lumayan, akhirnya aku punya terman baru, Alhamdulillah..

Malam hari setelah tarawih bersama di masjid Al-Barkah, kami dikumpulkan bersama, berkenalan lalu peserta program Murajaah dipindahkan asrama baru yang oh ternyata lebih jauh dari asrama awal kami (asrama Ungu) bersama dengan musyrifah kami, Syaima. Aku bertemu orang-orang baru lagi di program murajaah (2 yang sudah kukenal : kak Afi dari ma’had Ali Imam Bukhari dan kak Tika dari pesantren Al-Qonitat, ada kak Azizah dari LIPIA (alumni Imam Bukhari), kak Sholihah dari pesantren As-Sunnah Cirebon, kak Ata, kak Muslimah dari pesantren Darul Hikmah Lampung dan Dais dari SMK Al-Hadid. Setelah bercakap-cakap sebentar, kami bersiap-siap tidur (kebetulan saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam), kak Ata pulang namun tidak kembali lagi, ada 2 kamar dan 1 ruang tamu yang dijadikan ruang tidur, aku kebagian di ruang tamu bersama kak Afi, Dais dan kak Tika.

Jam 3 pagi aku terbangun, ah sebenarnya aku juga tidak benar-benar tidur karena biasanya aku akan sulit tidur untuk pertama kali di tempat berbeda. Setelah bersih-bersih kami sahur dan shalat Shubuh, lalu Syaima menjelaskan bahwa halaqoh Murajaah akan dibagi menjadi 2 bagian : 3 orang dibimbing olehnya (yaitu kak Afi, kak Azizah dan kak Sholihah) dan 4 lainnya dibimbing oleh Azka (aku, Dais, kak Tika dan kak Muslimah), kamipun langsung menuju masjid untuk memulai halaqoh.

Pagi itu, 1 Ramadhan 1436 H, pertama kalinya aku bertemu pembimbing halaqohku, namanya Azka, aku memanggilnya kak Azka. Secara singkatnya aku memulai murajaahku dari juz 1 sebagaimana yang lain. Halaqoh berakhir jam 7, kami balik ke asrama untuk bersih-bersih lagi dan piket, ada juga yang tilawah. Dilanjutkan ke masjid lagi jam 8 sampai jam 11 untuk menghafal, lalu pulang untuk qoilullah (tidur siang) dan shalat Dzuhur, setelah itu ada yang murajaah ada juga yang istirahat lagi sampai Ashar, setelah shalat Ashar kami kembali ke masjid untuk halaqah sore, setoran murajaah lalu jam 5 kami sudah boleh pulang untuk jajan atau mencari persiapan buka puasa, mengambil jatah buka puasa di asrama ungu kemudian pulang ke asrama murajaah, kami disana berbuka, shalat Maghrib dan Isya, lalu kembali ke masjid untuk shalat tarawih.
Hari-hari berikutnya berjalan seperti biasa dan sama saja, kecuali aku mendapat lebih banyak teman baru dan mengenal mereka, dan sungguh, Tabarakallah.. ternyata dunia tidak seluas yang kubayangkan! Banyak yang baru kukenal tapi ternyata mereka mengenal teman-temanku, misalnya saja :

·         kak Afi dan kak Azizah yang ternyata kenal dengan mbak Maryam dan mbak Hanifah
·         Dais yang kenal dengan Shofi dan Dhifya teman sekelasku, juga dengan Berlin adik kelasku dan Firqoh teman dumayku
·         Kak Sholihah yang kenal dengan mbak Novi Wibawanti teman ummiku, bahkan kata kak Sholihah, beliau adalah guru SDnya
·         Kak Rahmi yang kenal dengan mbak Maryam dan the Cica
·         Alin yang kenal dengan kak Nina

Aku juga jadi memiliki beberapa teman antar-pesantren, seperti :
ü  Ghina Aprillia dari Al-Ma’tuq lalu ke Al-Hadid
ü  Dais Latifah dari Itishom lalu ke Hidayatun-Najah lalu ke Al-Hadid
ü  Kak Afi, kak Azizah dan kak Rahmi dari Imam Bukhari
ü  Kak Zahro dari Albina
ü  Fadlin dari Future Gate
ü  Kak Sarah Kujjah dari Bin Baz
ü  Kak Hilwa dari (sebuah pesantren di) Aceh
ü  Kak Muslimah dari Darul Hikmah
ü  Kak Mar’atussholihah dari As-Sunnah

Banyak pengalaman menarik yang kualami selama di ma’had Asy-Syathiby ini, dimulai dari perjuanganku memurojaah Al-Quran secara keseluruhan untuk pertama kali (istilah dari kak Rahmi : putaran pertama) sampai perjuangan kami bersama-sama untuk saling menguatkan satu sama lain, karena entah kenapa bagi kami kegiatan ini sangat berat, bahkan sejak hari kedua, kami sudah rindu rumah dan berharap tanggal 20 Ramadhan itu segera tiba, kami menghitung tanggal hampir setiap hari menanti hari kepulangan.

Ada tawa dan tangis yang silih berganti setiap waktu, tawa saat kebersamaan, kebahagiaan, dan syukur akan Rahmat Allah yang telah mempertemukan kami disini, tangis atas kerinduan akan keluarga, beratnya perjuangan, terharu, bahagia dan yang paling menyesakkan adalah saat perpisahan.

Ya, perpisahan yang tidak terduga, disaat perjuangan ini belum berakhir, beberapa pejuang Al-Quran gugur, bermacam-macam sebabnya, ada yang sakit, terpaksa pulang atau keinginan sendiri. Di asrama murajaah sendiri diantara yang gugur adalah kak Muslimah karena sakit, kak Tika yang terpaksa karena sudah dijemput dan Dais yang pulang di hari-hari terakhir perjuangan ini.


Ada yang datang duluan dan pulang duluan, ada juga yang datang belakangan dan pulang belakangan, misalnya Ghina yang baru datang ke asrama murajaah (sebelumnya di asrama ungu) setelah diajak oleh Dais untuk bergabung dengan asrama murajaah namun ikut program intensif, karena katanya, hati dan jiwa Ghina bertempat di asrama murajaah, hehe.. selain Ghina, ada kak Rahmi yang Masya Allah hafalannya baik sekali, mutqin.. sampai bisa menyetor 4 juz sehari, sehingga meski datang agak terlambat, ia bisa menyelesaikan program murajaahnya dengan cepat.

Bersambung ke Part 2

You Might Also Like

0 comments

Thank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !

♥ Aisyah