Latest Posts

Trauma

By 21.50

 Bismillah.



Trauma biasanya berawal dari masa kecil.

Terutama,

Momen ketika kita mulai merasa tidak dicintai.

Aku baru tau bahwa ternyata, biasanya anak-anak mengalami trauma bukan karena mereka terluka, tapi karena mereka sendirian saat mereka terluka, sehingga mereka mulai desperate for an attachment.

Dan ketika dewasa, muncullah berbagai macam adiksi dan craving, yg mana akarnya yaitu sistem seseorang mencari relief (rasa lega) yg short term, padahal kadang menimbulkan konsekuensi negatif dan we even cannot give it up.

Maka sekarang, ketika rasa tersebut muncul, yuk mulai menyelami diri, not why the addiction, but why the pain? Kita caritau apa suffering yg sedang kita coba untuk escape from.

Bahkan di beberapa keadaan, bisa jadi kita mudah membeli sesuatu yg memberikan kesenangan sementara, tapi bisa jadi tidak baik dalam jangka panjang atau malah berbahaya.

Di sisi lain, kadang sebab dari penyakit kita adalah karena energi kita habis digunakan untuk menahan emosi-emosi yg seharusnya dilepaskan, dan kita jadi mudah lelah.

Karena nya, apapun yg oranglain katakan, kita jangan terpengaruh, apalagi merasa buruk karena judge oranglain yg buruk. Their words are theirs, it defines them and our words are ours, it defines us.

Namun seringkali, kita bukan menanggapi apa yang terjadi, kita menanggapi persepsi kita sendiri tentang apa yang terjadi. Kita merespon sesuatu bukan dengan kesadaran present moment, kita mengaitkan dengan pengalaman di masa lalu yg perasaan nya tertahan, menumpuk dan akhirnya tertumpah ketika ter trigger oleh sesuatu yg terjadi saat ini.

Misalnya, ketika seseorang membalas pesan kita dengan singkat dan padat, padahal biasanya misalkan ceria, bisa jadi kita langsung merasa bersalah dan sedih, atau bahkan takut ditinggalkan.. tapi ketika kita mengetahui kalau ini bukan yg pertama kali, aku sering seperti ini, dan cari akar masalah nya, ternyata misalnya saat kecil kita punya issue dengan perubahan intonasi dan ekspresi bicara orang-orang terdekat kita ketika kita melakukan sesuatu yg tidak mereka sukai.

Jadi dengan kita menyadari diri kita, pengalaman kita, perasaan kita, insya Allah kita jadi punya kemampuan untuk re-frame segala sesuatu. Menyadari bahwa sumber dari segala perasaan kita adalah diri kita sendiri, within ourselves, it's liberating.

Karena semakin kita berprinsip bahwa oranglain telah melakukan sesuatu pada kita, menjadi sumber dari perasaan kita, misalkan, dia membuat kita marah, sedih, senang.. kita sedang menempatkan diri sebagai korban.

Sebaliknya, jika kita tau bahwa perasaan kita bersumber dari diri kita, tentu atas izin Allah, kita akan jadi lebih berdaya, we're powerful, we have the opportunity to control it.

Maka pada akhirnya, let's expand ourselves, so that there's space for all the feelings..

And remember to transform the energy of our trauma to be the energy of our life.

Bismillah, kita punya Allah. Nothing is impossible. And with His guidance, we're safe.


Allahu A'lam.

You Might Also Like

0 comments

Thank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !

♥ Aisyah