Warna Warni Mawar Cinta
Bismillahirrahmanirrahim.
Aku begitu mencintai mawar dalam warna apapun, karena bagiku, setiap
tangkai mawar memiliki makna tersendiri.
Dengannya pula, pemuda yang aku cintai menyampaikan cintanya diam-diam,
dengan bahasa yang hanya dimengerti oleh hati.
Pagi ini aku menerima kiriman mawar lagi dari pemuda itu. Ini adalah mawar
keempatnya. Kali ini mawar ungu. Aku berusaha mengingat apa yang terjadi
beberapa hari lalu, oh ya kami berjanji untuk bertemu, namun tiba-tiba ia
membatalkannya karena ada operasi mendadak, jadi pertemuannya ditunda minggu
depan. Lalu apa artinya ya? Umm, kerinduan mungkin? Karena kami tidak bisa
bertemu? Aku tersenyum manis, membayangkan pemuda dingin itu gundah karena kesepian. Mungkinkah? Hha.
Tiga bulan lalu, ia mengirimkan mawar kuning, itu maknanya ia sedang
cemburu, saat itu ia mendengar kabar dari salah seorang suster bahwa aku
berjalan bersama seorang laki-laki, akupun segera menghubunginya dan
menjelaskan bahwa laki-laki itu adalah pamanku yang tinggal di luar negeri,
makanya ia belum pernah mengenalnya, dan ibuku menyuruhku untuk menemaninya
berkeliling. Begitu kesalahpahaman ini terselesaikan, ia hanya tertawa kecil,
kemudian meminta maaf.
Lima bulan lalu, sekuntum mawar biru sampai ke rumah, seolah menyampaikan
pesan bahwa sebenarnya ia tidak ingin meninggalkanku, namun kewajibannya
sebagai dokter mengharuskannya untuk bekerja di daerah itu selama setahun. Aku
tahu ia sedih, namun yang membuatku sebal, ia tak pernah mengungkapkan
perasaannya secara langsung padaku, ia selalu mengungkapkannya melalui tindakan,
tapi itu yang membuatnya berbeda, karenanya akupun teramat sedih harus berpisah
dengannya walau hanya sementara.
Sepuluh bulan lalu, aku menerima mawar pertamaku. Bukan sekuntum, tapi
sebuket! Ia sendiri yang datang ke rumahku dengan membawanya bersama kedua
orangtuanya, ia melamarku dengan buket mawar itu. Aku tersentak, aku belum
begitu mengenalnya, bagaimana ia mau menikah denganku? Aku ragu menatap buket di
tanganku, tapi tiba-tiba mama berbisik, “mawar putih bermakna kemurnian hati,
kesucian niat dan ketulusan cinta”, aku menatap mama, mama tersenyum dan
mengangguk, maka akupun memutuskan untuk menerima cintanya.
Setahun lalu, awal pertemuanku dengannya. Saat itu aku pergi ke rumah sakit
hendak menjenguk sahabatku yang kecelakaan. Aku datang dengan membawakan
sebuket mawar, namun di persimpangan jalan muncul sesosok pemuda berjas putih
lengkap dengan stetoskop melingkari lehernya tiba-tiba menabrakku, buketku terjatuh,
kemudian ia mengambilkannya untukku, ia meminta maaf, lalu menatapku,
“cantik..” ujarnya, akupun tersipu, pipiku memerah, sebelumnya aku tidak pernah
dibilang cantik oleh seorang lelaki,
“tapi sayangnya jadi rusak karena tertabrak tadi ya..” lanjutnya.
Aku jadi salah tingkah, ‘eh, kukira yang cantik itu aku..’ gumamku pelan,
Ia tersenyum, “tentu, anda juga cantik..” ternyata ia mendengarku, aku jadi
bertambah malu,
“maaf tapi saya sedang terburu-buru, boleh saya meminta kartu nama anda?
Saya akan menghubungi anda untuk menggantikan mawar ini” akupun memberikan
kartu namaku, sungguh tak pernah terpikirkan bahwa dokter muda ini yang kelak akan
menjadi pasangan hidupku.
3 comments
Bagus mbak flasbacknya... Kira-kira itu pengalaman pribadi bukan yak? Hehehe, berawal dari mawar
BalasHapuskeren ceritanya
BalasHapusNice share sista
BalasHapusThank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !
♥ Aisyah