Catatan Awal Kuliah STEI TAZKIA dan Tentang Jurusan Muamalah
Bismillah.
Setahun yang lalu, ketika medali
kelulusan Ibnu Taimiyah resmi dikalungkan oleh penanggung-jawab khidmah padaku,
berbagai pertanyaan mulai bermunculan. Salah satu yang paling familiar adalah, kuliah
dimana? jurusan apa? dan kapan nikah? eh.. ^_^
Soal kuliah dimana dan jurusan apa
ini sebenarnya sudah ditentukan oleh abi, karenanya, keinginan umi agar aku ke
LIPIA atau keinginanku sendiri ke psikologi tertunda, lebih tepatnya sih
dialihkan ke kuliah online, insya Allah. Maka, diputuskanlah aku masuk STEI
TAZKIA jurusan Muamalah.
Memang, di kelas saat mata pelajaran fiqh jual beli atau faraidh (hukum
waris) nilaiku Alhamdulillah selalu bagus padahal aku tidak terlalu suka,
husnudzanku karena
gurunya yaitu ustadz Humaidi memang ahli dan sangat kompeten dalam bidang ini.
Awalnya aku tidak begitu tahu
banyak tentang sekolah tinggi ataupun jurusan ini. Yang pernah aku dengar dari
abi, muamalah adalah salah
satu jalan menjadi konsultan. Aku suka pelajaran dan materi yang membutuhkan
banyak analisa dan pemikiran, rumit dan berbeda, ada hitung-menghitung, tapi
lebih ke pelajaran hidup yang kompleks dan tidak ada tuntutan atau sumpah untuk
bekerja, namun tetap dibutuhkan oleh semua orang kapan saja dan dimana saja,
maksudnya sih psikologi. Tapi mendengar pernyataanku, abi menyela ‘wah muamalah
banget tuh..’.
Perlu waktu lama bagiku untuk
mengatakan iya, pun saat membaca brosur tazkia, melihat sekilas, aku prefer ke
jurusan BMI (Bisnis Manajemen Islam) karena tampaknya keren. Tapi
konsentrasinya yaitu pemasaran / kewirausahaan dan perbankan / keuangan,
dua-duanya tidak sesuai denganku yang notabene low self esteem dan lebih
suka belajar sesuatu yang berkonsep big picture. Jadi yah memang
dibanding jurusan lain, aku lebih cocok ke muamalah.
STEI TAZKIA memiliki peraturan
bagi mahasiswa tahun pertama untuk berasrama di kampus matrikulasi. Sampai di
sini ternyata suasananya berbeda dari di pesantren dahulu, di sini cenderung
lebih bebas dengan pembelajaran agama yang kurang padat dibanding pesantren,
namun tentu banyak pula pengetahuan baru yang aku dapat, terutama praktek. Di
pesantren kami belajar teori, dan di sini kami belajar memperdalam bagaimana
aplikasi dan modifikasinya dalam kehidupan nyata.
Aku mulai suka TAZKIA. Aku suka
guru-gurunya yang cerdas namun tetap tawadhu, para pembimbing yang disiplin dan
bijak, teman-teman yang seru dan menyenangkan serta lingkungan yang asri dan
islami di tengah hiruk-pikuknya metropolitan. Entah sejak kapan, aku mulai
merasa beruntung menjadi bagian dari keluarga besar ini, keluarga pejuang
ekonomi Islam Insya Allah.
Di awal masuk, TAZKIA mengadakan
sejumlah placement test, diantaranya Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan tes
narkoba. Tes bahasa lumayan sulit menurutku walau Alhamdulillah aku bisa
menyelesaikan semuanya. Tes Bahasa Inggris adalah TOEFL, Bahasa Arab disusun
oleh TAZKIA, terdiri dari tiga bagian : bagian pertama mudah, huruf hijaiyah
dan beberapa kata-kata umum, bagian kedua sedang, lebih ke kalimat dan konsep
atau kaidah bahasa, bagian ketiga sulit, ada mengharokati sesuai kaidah nahwu,
menerjemahkan artikel ilmiah, meng-i’rab kalimat dan membuat paragraf dengan
tema tertentu, sudah seperti test I’dad
Lughawi nya LIPIA saja, bahkan lebih sulit.
Setelah itu ada PORTAL (pekan
orientasi dan ta’aruf almamater), banyak seminar dan kajian ilmiah dari para
narasumber hebat, diantaranya para praktisi ekonomi Islam, peneliti di Bank
Indonesia, ustadz ahli fikih, entrepreneur, pengamat ekonomi bahkan ekonom
komandan KOPASSUS. Semua tokoh tersebut sangat menginspirasi masya Allah.
Masing-masing materinya akan aku tuliskan juga nanti Insya Allah.
Tapi intinya, satu konsep sama
yang aku simpulkan dari keseluruhan adalah, Islam sebagai agama yang sempurna
telah mengatur dengan rinci dan bijak semua aspek kehidupan manusia, termasuk
masalah ekonomi, jadi, ekonomi adalah sebagian kecil ilmu yang telah diajarkan
dalam Al-Quran dan Sunnah dengan adil. Tugas kita sekarang adalah bagaimana
mengembalikan kembali masa keemasan perekonomian Islam dengan menggunakan
aturan dan prinsip Al-Quran dan Sunnah yang secara tidak langsung merupakan
rumusan Allah Ta’ala. Jadi apa yang menjadi fokus kita sekarang bukanlah harta,
tapi konsep pengelolaan harta. Kelesuan perekonomian di beberapa negara Islam
salah satunya disebabkan karena mereka mulai meningalkan prinsip-prinsip Islami
(syariah) dan memegang teguh prinsip konvensional buatan manusia. Jadi belajar
ekonomi carilah akhirat dulu, dunia akan mengikuti, pelajari dasar dan landasan
utama dulu, pembaharuan akan dapat ditelaah, kerja dakwah dulu baru kerja
nafkah. Karena kita tidak tahu hidup di dunia sampai kapan, kalau tujuan kita
hanya uang, pekerjaan ataupun jabatan, saat maut mendahului, sia-sia semuanya. Saat
PORTAL itulah Allah mulai membukakan pintu hati dan wawasanku untuk menambatkan
pilihan pada jurusan muamalah dengan yakin, Insya Allah.
Perbedaan jurusan awalnya bukan menjadi
topik utama antar teman, namun saat di PORTAL ada pengelompokan sesuai prodi /
jurusan, aku kaget sekaligus bingung karena jumlah anggota jurusan lain
mencapai puluhan namun sayangnya muamalah sangat sedikit, perasaan miris
tiba-tiba merasuk, sedemikian sedikitkah remaja
yang akan menjadi teman seperjuanganku nanti, jumlahnya bahkan dapat dihitung
dengan jari, Ya Allah..
Memang, jumlah tidak menjamin
keberhasilan suatu program. Tapi jujur, muamalah membutuhkan kalian,
membutuhkan para pejuang yang dapat menjadi pondasi dan dasar dari semua ilmu
ekonomi. Karena apa yang akan kita pelajari adalah Al-Quran dan Sunnah serta
Bahasa Arab yang jelas tidak akan pernah ada perubahan pada keduanya, adapun
ilmu lainnya sekalipun itu praktek, pasti akan mengalami perubahan dan
pembaruan suatu hari nanti, dan apa yang kita pelajari saat ini menjadi
ketinggalan zaman kedepannya.
Sebagai seorang muslim, kita harus
tahu hukum dan kehalalan / keharaman semua aplikasi ekonomi yang kita terlibat di
dalamnya. Dari mana kita tahu? Tentu dari dasar hukumnya yaitu Al-Quran dan
Sunnah. Ketahuilah bahwa apa yang aku cita-citakan dari sebuah pelajaran
penting yang akan selalu dibutuhkan oleh siapapun secara umum salah satunya
adalah muamalah. Perkembangan ekonomi yang begitu pesat dengan inovasi-inovasi
baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya akan menimbulkan pertanyaan dari
masyarakat. Contohnya saja penggunaan e-money (uang non tunai) yang sedang
booming akhir-akhir ini, dari mulai go-pay, T-cash, Google Wallet dll. Yang
menjadi perbincangan masyarakat umumnya bukan, ‘bagaimana sistem dan
konsepnya?’ tapi lebih ke ‘apa hukumnya?’, oleh karena itu mempelajari apa yang
lebih banyak manfaatnya bagi oranglain Insya Allah lebih baik.
Salah seorang teman pernah
berkata, ‘aku pengen masuk muamalah tapi aku takut tidak bisa bahasa Arab, tapi
aku pengen bisa juga..’.
Karena tidak bisa makanya kita
belajar, kalau sudah bisa ya jadi pengajar. Bagaimana mau bisa kalau tantangan
bukannya dihadapi malah dihindari? Ujian tidak akan pernah semakin mudah, tapi
kita yang harus semakin kuat. Ingin bisa bahasa Al-Quran dan bahasa ahli Surga
ya paksakan diri untuk usaha, mau bagaimana lagi? Tidak ada keberhasilan dengan
santai-santai.
Teman-teman, kalau bukan kita yang
mempelajari Al-Quran dan Sunnah sebagai dasar dan pijakan sistem ekonomi
Syariah maka siapa lagi? Jangan sampai apa yang menjadi hak intelektual kita, kaum
muslimin, lalu dipelajari, diaplikasikan, diambil alih bahkan di-atasnamakan
oleh orang lain seperti yang terjadi pada hasil inovasi para ilmuwan Muslim
zaman dahulu, dilupakan sejarah, terkubur kemudian dibangkitkan kembali dengan
hak cipta di tangan orang-orang yang tidak bertanggung-jawab.
Pejuang muamalah mungkin memang
sedikit, karenanya kita mengajak teman-teman semua untuk ikut bergabung, apa
yang akan dipelajari nantinya bukan hal yang main-main : hukum dan syariah,
namun usaha dalam tingkat kesulitan yang lebih tinggi akan dibalas juga dengan
pahala yang setara Insya Allah. Maka aku harap diluar sana masih ada para
pejuang cerdas yang siap bermanfaat bagi orang banyak. Lupakan dulu pekerjaan
yang mentereng, jabatan tinggi atau perusahaan bonafide. Jangan hanya menjadi
orang yang biasa-biasa saja, jadilah orang yang berbeda, ambil resiko sebesar
mungkin, hadapi semua tantangan, coba level tersulit dan jadilah pemenang.
Demikian, Wallahu A’lam.
STEI Tazkia atau Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia adalah sebuah perguruan tinggi swasta di Bogor, Indonesia. Wikipedia
Alamat: Jl. Ir. H. Djuanda No. 78, Sentul City, Citaringgul, Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat 16810
Telepon: (021) 87962291
Provinsi: Jawa Barat
Jenis: Swasta
Didirikan: 11 Maret 1999
Ketua: Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec
4 comments
Mau nanya nanya dong kak, seputar jurusan muamalah di tazkiya
BalasHapusIg kakak apa?
Oh iya boleh Ahda..
HapusIg aku @aisyah.assalafiyah
maaf ka mau tanya, untuk ujian masuknya ada bahasa arab juga gak ya? soalnya saya belajar akuntansi biasa bukan syariah dan saya belum pernah pesantren ataupun belajar bahasa arab
BalasHapusWaktu itu aku masuk lewat jalur raport tanpa test, jadi maaf yaa aku kurang tau juga materi ujian masuknya..
HapusKalaupun ada bahasa arab, setahu ku itu untuk penempatan kelas sesuai dengan level nya, jadi nanti pas belajar nya bisa se frekuensi sama teman-teman di kelas, he.. :)
Thank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !
♥ Aisyah