Pesan yang Tak Sepenuhnya Tersampaikan
Bismillah.
Dalam setiap lafadz yang terucap, dalam setiap kata yang tertulis, selalu
ada makna atau pesan yang hendak tersampaikan. Karena manusia tidak mampu
membaca isi hati orang lain, Allah Maha Kuasa menganugerahkan lisan untuk
bertutur, mengungkapkan segala rasa yang ada.
Dalam ilmu Ushul Fiqh, sebuah kata diletakkan untuk suatu makna.
Sebuah kata berarti kata tertentu yang jumlahnya jelas, yaitu satu
digunakan untuk suatu makna, artinya mengandung lebih dari satu makna. Karena
'suatu' tidaklah menunjukkan jumlah tertentu.
Bagaikan piring yang berfungsi untuk menyajikan makanan, kata pun memiliki
tujuan. Ia berfungsi sebagai wadah untuk menyampaikan makna dan pesan.
Hikmah dari penciptaan lisan kita salah satunya adalah untuk berkata yang
baik. Jika ada kebenaran yang perlu disampaikan, maka sampaikanlah. Makna yang
muncul di hati kita hanya dapat mencapai hati oranglain melalui kata yang
terucap.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ
فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia
berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018;
Muslim, no.47)
Al-Qur'an adalah kalam Allah. Perkataan Dzat yang Maha Benar lagi Maha
Adil. Karenanya, Al-Qur'an menjadi mukjizat terbesar nabi kita Muhammad Shallallahu
Alaihi Wasallam. Al-Qur'an juga berisi untaian kata-kata indah nan penuh makna.
Ia adalah kitab dengan 0% kekeliruan. Memang ada beberapa hal yang belum
jelas maknanya atau belum kita pahami secara akal. Tapi itulah keindahannya,
ada rumusan rahasia yang hanya dapat dipahami oleh-Nya. Selain menunjukkan
keterbatasan kemampuan manusia sebagai makhluk, juga menunjukkan kemaha kuasaan
Sang Khalik.
Secara logika, ketika 25% isi suatu kitab telah dapat dipastikan
kebenarannya secara ilmiah, sedangkan sisanya belum dapat dibuktikan karena
kemampuan manusia yang masih rendah, maka dapat diyakini bahwa seiring
berkembangnya zaman, 75% lainnya mengandung kebenaran insya Allah. Demikianlah
fakta yang kita saksikan di lapangan. Sedikit demi sedikit, terbukti janji-janji
Allah yang tercantum dalam Al-Qur'an.
Lagipula, siapa yang lebih benar perkataan nya dari Allah?
Al-Qur'an adalah kitab induk dari seluruh cabang ilmu pengetahuan. Ia
berbicara tentang sains, matematika, sejarah, biologi, kedokteran, hukum bahkan
psikologi.
Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 58 :
اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ
Sungguh, Allah sebaik-baik yang
memberi pengajaran kepadamu.
Allah adalah sebaik-baik pemberi nasihat. Kembalilah ke Allah. Betapa
banyak kesedihan menjadi keceriaan karena sebait doa dan masalah menjadi mudah
karena setetes air mata taubat.
Allah tidak menginginkan sesuatupun untuk manusia kecuali kebaikan.
PESAN EKONOMI DALAM AL-QUR'AN
Dalam Al-Qur'an, ada banyak ayat yang membahas tentang ekonomi, diantaranya
:
Al-Qur'an berbicara tentang perilaku konsumen
1) Konsumsi yang halal lagi baik
Al-Baqarah : 168
Artinya : "Wahai manusi makanlah yang halal lagi
baik dari apa yang terdapat di bumi.."
Beberapa Ayat pendukung
- Al Baqarah : 172
- Al Maidah : 4-5, 87-88
- Al Mu'minun : 51
- An Nahl : 114
2) Tidak berlebihan
Al-A'raf : 31
Artinya: "dan
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan."
3) Hidup Sederhana
Al furqon : 67
Artinya: "Dan orang-orang yang apabila membelanjakan
(harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah
(pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian."
4) Tidak memakan harta anak yatim
Al An'am : 152
Artinya: “Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim,
kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa....."
5) Prinsip Moralitas
Al Baqarah : 219
Tujuan akhir dari makanan dan minuman adalah untuk
meningkatkan kemajuan nilai-nilai moral & spiritual
Al-Qur'an berbicara tentang perilaku produsen
1) Q.S. Al-Muthafifin : 2-3
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila menerima
takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau
menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi”.
2) Q.S.Hud : 85
Artinya: "Dan Syu'aib berkata: 'Hai kaumku,
cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan
manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka
bumi dengan membuat kerusakan'”.
3) Q.S.An-Nisa : 135
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu
orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun
terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya ataupun
miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar
balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah
Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan”.
4) Q.S. Al-Maidah : 8
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu
Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih
dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
---
Namun hal Penting yang perlu diperhatikan adalah pemahaman makna dari
setiap lafadz yang Allah cantumkan dalam Al-Qur'an. Jangan sampai kita salah
dalam memahaminya. Karena bahasa Arab sangat luas*, baik kosakata nya maupun
tata bahasa nya. Begitu terperincinya, hingga tak ada makna yang ambigu jika
kita paham betul seluk beluk bahasa Al-Qur'an ini.
Sayangnya, terjemahan Al-Qur'an di Indonesia sendiri terkadang belum mampu
menyeluruh dalam mencakup makna yang ditunjukkan oleh Al-Qur'an, hal ini
dikhawatirkan dapat menimbulkan kesalahpahaman.
Dapat diambil contoh, surat Al-Baqarah ayat 275 yang merupakan salah satu
dalil ekonomi yang berkaitan dengan penghalalan jual beli dan pengharaman riba.
Dalam ayat tersebut, ada kalimat berikut:
قَالُوْۤا اِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبٰوا
Dalam Al-Qur'an terjemahan, dapat kita temukan,
"Mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba."
Namun benarkah demikian?
Apakah lafadz إنما dan إن memiliki arti
yang sama? Bila iya, kenapa digunakan lafadz yang berbeda?
Faktanya, perbedaan sekecil apapun dalam bahasa Arab dapat mengubah makna.
Misalnya lafadz بر dibaca dengan 3 harokat berbeda :
Burrun (بُر) dengan
harokat huruf ba' dhommah memiliki arti: gandum
Barrun (بَر) dengan
harokat huruf ba' fathah memiliki arti: daratan
Birrun (بِر) dengan
harokat huruf ba' kasroh memiliki arti: bakti
Hal ini menunjukkan perlunya perhatian khusus dalam membaca dan memahami
lafadz berbahasa Arab.
Adapun mengenai ayat 275 Al-Baqarah tadi, lafadz إنما dapat dipisah
menjadi 2 kata: إن dan ما.
Kata pertama إن memiliki arti: sesungguhnya atau
bahwasanya
Kata kedua ما memiliki makna: kata tanya (apa) atau
makna peniadaan.
Maka dapat disimpulkan, kata إنما secara
kontekstual bermakna "Sesungguhnya tidak lain".
Terjemahan lengkapnya menjadi "Mereka berkata bahwa sesungguhnya
jual beli tidak lain sama dengan riba."
Nampakkah perbedaan nya?
Ayat ini mengandung sifat penegasan, sehingga perlu lebih diperhatikan. Ia
di highlight-kan untuk menunjukkan betapa kerasnya orang-orang yang memakan
riba itu beralasan, karena mereka berat untuk meninggalkan riba, lalu Allah
membantah mereka dengan tegas pula: "Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba".
Sungguh inilah yang banyak terjadi di zaman sekarang, ketika perbankan
konvensional menggunakan sistem bunga (riba) yang bukan harum, tapi haram,
adapun bank syariah menggunakan sistem bagi hasil yang mungkin bagi beberapa
pihak tidak menyenangkan, namun sejatinya menenangkan.
Maka marilah kita menjadi muslim yang taat, ini merupakan perintah mutlak dari
Rabb yang menggenggam penuh jiwa kita.
Ketahuilah, kuantitas harta dapat dicari melalui 2 cara: jalan halal dan
jalan haram.
Sedangkan kualitas keberkahan harta hanya dapat dicari melalui 1 jalan:
yaitu jalan halal.
Dengan melalui jalan halal, kualitas dan kuantitas harta kita dapat terus
ditingkatkan secara bersamaan insya Allah.
Semoga Allah memberi kemudahan kepada kita untuk memahami dan mengamalkan
sepenuhnya pesan yang Ia sampaikan dalam Al-Qur'an.
Aamiin Allahumma Aamiin.
2 comments
arti it memang kuran membawa subtansi yang disampaikan, tapi kan ada garis besarnya begitu ya
BalasHapusAssalamu'alaikum bermanfaat sekali
BalasHapusThank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !
♥ Aisyah