Latest Posts

Kerak Telor dan Kerak Nasi

By 07.44 , , , ,

Bismillahirrahmanirrahim..

Sore ini aku, ummi dan abi jalan-jalan ke The Jungle Bogor, awalnya sih Cuma pengen nemenin abi transfer uang ke temannya dan beli sesuatu (yang pada akhirnya ga jadi), pas disana cuaca berubah mendung. Aish, dinginnya.. terlihat tanda-tanda mau hujan. Tiba-tiba pas mau pulang, kami melihat beberapa penjual berjejer di dekat tiang pintu utama The Jungle, ada penjual baju, mainan, aksesoris, es krim durian dan kerak telor, nah ini yang membuat ummi tertarik.

Ummiku yang notabene orang Jakarta (lahir disana dan besar disana) langsung tertarik begitu melihat kerak telor. Bagaimana tidak, meski ummi tahu benar bahwa kerak telor adalah makanan khas Jakarta, tapi ummi belum pernah mencicipinya. Ummi pun langsung membelinya dengan persetujuan abi, dan harganya 15.000 rupiah. Awalnya ummi ingin membeli 2 buah, tapi ternyata proses pembuatannya cukup lama sementara kita akan pulang (kalau bisa) sebelum hujan.


Ummi memperhatikan proses pembuatannya sementara aku berkeliling window shopping sama abi, tadinya pengen dipraktekkan di rumah kalau bisa, hhe.. Bahannya telur (bisa ayam atau bebek) dan beras ketan , kemudian digoreng seperti telur dadar di sebuah cetakan cekung (seperti penggorengan) tanpa minyak, setelah cukup matang, diangkat kemudian ditaburi kelapa sangrai, cabe bubuk dan bawang goreng dan digulung. Gampang ya? Iya sih, tapi yang susah mencari bara apinya karena tidak menggunakan kompor, dan inilah yang ummi lupa, gimana mau dipraktekkan kalau bara apinya aja ngga ada.

Sesampainya kami dirumah (dan sudah hujan), ummi memotongnya beberapa potong, aku coba sepotong. Eh, rasanya biasa saja, ga jauh beda sama telur dadar kalau ditaburi kelapa sangrai, cabe bubuk dan bawang goreng. Tapi ga nyesel juga sih, paling engga ummi ga penasaran lagi, hehe.

Oya, aku jadi teringat camilan khas pesantren waktu awal-awal berdirinya (FYI pesantren kami resmi dibuka tahun 1998), sebelum banyak tercipta makanan dan jajanan di sekitar pesantren, jajanan favorit kakak-kakak santri dahulu Cuma satu, apa itu? Bukan kerak telor, tapi kerak nasi. Selain gratis, pembuatannya juga gampang, bahkan bukan gampang lagi, emang sisa kerak di dangdang nasi, meski begitu, peminatnya banyak, entah emang karena enak (aku juga belum pernah coba) atau nggak ada jajanan gratis lain.


Kakak-kakak santri dahulu (yang sekarang sudah jadi alumni semua) keadaannya memang agak memprihatinkan, lauk sehari-harinya juga biasa saja, yang paling enaknya saja tembok (tempe balok), tapi itu semua tidak mengurangi kelebihan yang dimiliki mereka, percaya atau tidak, dulu ada kakak santri yang bisa lompat dari pohon ke pohon seperti ninja, menggambar (hanya dengan pensil) lukisan yang indah, aku punya salah satu gambar mereka yang kupajang di dinding kamarku, gambarnya indah, padahal hanya dengan pensil warna dan di kertas karton dengan dilapisi plasik mika dan dipigura dengan kayu, gambar tersebut dibuat oleh kak Faishol dan merupakan hadiah untuk pernikahan bibiku (yang saat ini tinggal di Jambi).

Bandingkan dengan santri-santri sekarang, mana mau mencoba kerak nasi, biasanya saja kalau tidak suka makanan di dapur mereka akan membeli apapun yang mereka suka. Tapi hal ini mungkin masih bisa ditoleransi, barangkali ada yang alergi dengan makanan tertentu. Yang lebih menyedihkan adalah menjamurnya usaha laundry saat ini. Aih, dimana letak ke-santri-an nya kalau mencuci pakaian sendiri saja tidak bisa, masa’ mau bilang tangannya sensitif dan takut kasar?


Wallahu A’lam.

You Might Also Like

9 comments

  1. Kalau santri jaman sekarang lebih banyak manjanya daripada prihatinnya. kerak nasi lebih sering terjadi kalau air untuk memasak nasi habis. Enggak gosong sih, tapi masih neka dimakan.

    BalasHapus
  2. Kerak telor? tahu nya makanan khas Jakarta, sudah pernah nyobain tapi bukan yang di Jkt nya, beli nya di tepian jalan kota Pekanbaru hihi..
    KakCic jg pernah makan kerak nasi pas kecil, enak! tapi jangan sering2 makan nya, gak baik haha :D

    BalasHapus
  3. orang jakarta tapi belum pernah mencoba kerak telor...alamak...., apalagi santrinya...lauknya ternyata tembok....luarbiasa....,
    keep happy blogging always,,,,salam dari Makassar :-)

    BalasHapus
  4. kak Yitno : hhe, iya kak.. eh tapi Aisyah sih blm pernah coba.. :D

    kakCic : wah jauh banget dari daerah asalnya tuh kak.. ^^

    kak Hariyanto : hha.. begitulah, memang memprihatinkan, tapi itu dulu.. sekarang sudah berubah kok.. :)
    Terimakasih kak..

    BalasHapus
  5. seumur umur belum pernah makan kerak telor :)

    BalasHapus
  6. Kerak telur? Wah aku suka bngt!
    Trnyata gak jauh beda ya sama kerak nasi, hihii...
    Tapi aku yakin, rasanya pasti beda jauh. Hehee

    BalasHapus
  7. kak Dwi : aku juga baru pertama kali, kak.. main yuk ke The Jungle Bogor, rekreasi sekalian mencicipi kerak telor.. ^^

    kak Nurliana : hhe, emang kak.. eh tapi aku belum pernah coba kerak nasi sih..

    BalasHapus
  8. Kerak telor memang makanan yang enak dan disukai banyak orang
    tapi saya belum pernah coba hehe

    BalasHapus
  9. Kalau santri jaman sekarang banyak kemudahannya, ya :)

    BalasHapus

Thank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !

♥ Aisyah