Wahai Teladan yang Tak Ingin Disebut Namanya
Bismillah.
Tanpa mimpi, kita takkan meraih apa-apa
Tanpa cinta, kita takkan merasakan apa-apa
Dan tanpa Allah, kita bukan siapa-siapa
~ Ada seseorang yang kukenal, ketika melihat suatu masalah,
ia akan mengubah suasana buruk dan pesimis menjadi positif dan penuh optimisme.
~ Ada seseorang yang kukenal, ketika berdiskusi, ia
memunculkan berbagai ide hebat out-of-the-box yang penuh pertimbangan
intuisi.
~ Ada seseorang yang kukenal, ketika mempunyai tujuan, ia
akan memasang target tertinggi 100 dan benar-benar berjuang memantaskan diri
untuk mendapatkannya, jika tak sampai target itu, setidaknya kepeleset 90 atau
80.
~ Ada seseorang yang kukenal, ketika berbicara, ia pandai memikat
siapapun dengan pemikirannya yang penuh kejutan.
~ Ada seseorang yang kukenal, ketika mengerjakan sesuatu,
meski ia tau ia bisa melakukannya sendiri, ia memilih untuk merangkul orang-orang di
sekitarnya, sabar membimbing dan yakin, bahwa berjalan sendiri memang lebih
cepat, tapi jika punya tujuan jauh, maka bersama adalah pilihan terbaik.
Aku mengenal dalam dakwah sebagai latarnya. Untuk itu,
aku bisa menuliskan bagaimana militan pengkaderan dan keilmuannya, tapi hangat
juga kekeluargaannya. Begitu pula dengan cerita formalitas lainnya. Suatu waktu
ia berkata, menjadi leader itu lebih berseni daripada pahlawan. Apalagi ala
Rasulullah Shallallahhu Alaihi Wasallam. Di depan menjadi teladan, dalam
kerumunan menebar kasih sayang dan di belakang, memantau dan memberikan
dukungan, dan kurasa, sedikit banyak, begitulah ia. Kata-katanya ter-amin-kan
dalam perbuatan.
Aku seperti diingatkan pada khutbah Abu Bakar
Radhiyallahu Anhu, "Wahai manusia! Sesungguhnya aku telah diangkat
menjadi pemimpin atas kalian dan aku bukanlah yang terbaik diantara kalian.
Maka jika kalian melihatku di atas kebenaran, bantulah aku, dan jika kalian
melihatku di atas kebatilan, luruskan aku. Taatilah aku selama aku menaati
Allah. Jika aku mendurhakainya, maka tidak ada ketaatan untukku atas kalian."
Aku selalu berpikir, dalam belajar dan bekerjasama, ya,
kita semua tentu memiliki titik lelah dan penat. Tapi kalau kemudian, mata kita
terbuka dan melihat hal-hal yang dilihat oleh hati, itulah yang namanya
spesial. Namun, kalau sampai akhir, ternyata kita tidak juga bisa melihat,
berarti boleh jadi kita butuh lebih banyak mempersiapkan diri untuk bersama berjuang
dalam barisan yang kokoh ini.
‘Jika lelah, rehat
itu tak apa’, ia berhikmah. Ambil waktumu untuk rehat sejenak. Tinggalkan
dulu beban-beban yang memberati diri. Nikmati dudukmu dalam teduh. Lihat lagi
mimpi-mimpi yang hendak dicapai. Kumpulkan kembali energi-energi bermotivasi.
Jika telah cukup, bangkit, angkat lagi beban itu dan melajulah.
Laksana pelangi yang hadir dengan kilauan warna
warni yang indah hanya dalam jangkauan waktu tertentu, kemudian pergi dan menghilang..
Namun, jejak yang ia tinggalkan sangat memberi kesan bagi penghuni tempat yang
ia singgahi. Begitulah kebaikan, Rabb yang Maha Baik lebih mengetahui bahwa
kebaikan tak akan terbalas kecuali dengan kebaikan yang jauh lebih indah.
Sebagaimana kebiasaannya dalam menghargai setiap orang,
bahkan hingga keluh kesah dari masing-masing individu, tak lelah menyimak satu
per satu. ‘Keluh kesah itu menandakan sudah ada sebuah keseriusan kita
terhadap sesuatu’, ujarnya. Dan dalam Islam, kita diajarkan berjalan di
atas jalan dakwah dengan hikmah. Tak ada salahnya berkeluh kesah dalam meniti
jalan ini. Tapi kembali, harus kita muarakan ia pada hikmah. Supaya tak salah
langkah.
‘Memuarakan keluh kesah pada hikmah?’ tanyaku.
Paling tidak ada 3 tools, lanjutnya.
1. Dengan memperhatikan wahyu (Al-Quran dan hadits) atau
nasihat-nasihat ulama / salafus shalih terdahulu.
2. Dengan guru.
3. Dengan nalar dan ilmu.
Yang sebelumnya, tentu harus diawali dengan berpikir
tenang, mungkin semacam tuma’ninah dalam shalat.
What a surprise! Meski di awal masa aku tak mengenalnya, tapi.. semua berubah sejak negara api menyerang. Allah memberikan kesempatan mendapatkan sebagian hikmah darinya untukku. Sehingga, aku belajar, bagaimana menjadi ‘people
person’ yang pandai bekerjasama, menerapkan value achievement through teamwork. Aku belajar, bagaimana berpikir jauh kedepan, lebih
jauh dari apa yang orang-orang bayangkan. Aku belajar, untuk berkarya beyond the expectations, well prepared, sehingga hasilnya dapat terukur dengan mengantisipasi segala sesuatu lebih awal. Aku belajar, untuk fokus
menjaga hubungan baik dengan semua orang. Masya Allah Tabarakallah.
Katanya, seorang yang berkah itu, seorang yang tumbuh, berkembang, meluas manfaatnya, maslahatnya, bagi dirinya, keluarganya, sesamanya.. Sosok yang lebih terkenal di langit daripada di dunia. Orang yang berkah itu.. dengan munajat malamnya, ia selesaikan semua masalahnya, teraduannya hanya kepada Allah. Sehingga pada siang hari, yang didapati manusia darinya, hanya senyum hangat. Dengan puasanya, ia redam segala hawa nafsunya, sehingga yang didapati manusia darinya hanyalah akhlak: seseorang yang aman, tidak berbahaya dekat dengannya, tidak merugikan sedikitpun, tidak menyakiti baik lisan maupun perbuatan. Ramah, nyaman kalau berada di dekatnya, kita mendapatkan kalimat dan perkataan yang baik. Bahkan menatap wajahnya, kita sudah menemukan teladan shalih. Bahkan melihatnya bergerak, kita mendapatkan inspirasi amal. Itulah orang-orang berkah.
Ini sungguhan, kalau mengenalnya dengan baik, akan banyak hal yang bisa diteladani darinya..
Sayangnya, ia tidak banyak bercerita, entahlah, ia bilang, ia orang yang
terbuka, tapi perlu ada yang membuka keran, memulai percakapan. Hmm, jadi harus
kutanyakan dulu ya? Baiklah kalau begitu. Hey kamu yang selalu pandai
beretorika, bagaimana harimu?
Tertanda, 22 Maret 2020. Beberapa bulan menjelang hari pendemisioneran.
Pena, sampaikan tanya ini padanya.
Walau aku sudah tahu jawaban darinya.
‘Bukan titik yang menyebabkan tinta, tapi tinta yang
menyebabkan titik’.
2 comments
Kerèn bgt 😍
BalasHapusMasyaAllah. Mantappu jiwa syah. Semangat ini berasa bangkit kembali
BalasHapusThank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !
♥ Aisyah