Attachment
Bismillah.
Ini
menjelaskan kenapa seseorang yg shalih/ shalihah biasanya diturunkan dari
orangtua yg shalih juga, memiliki pasangan yg shalih juga, dan ditiru oleh anak
sehingga menjadi shalih juga. Demikian juga soal kesehatan mental, emosi,
energi dan fisik.
Misalnya,
pasangan sedang sedih, kita ikut merasakan. Anak sedang sakit, kita ikut
merasakan. Atau bahkan se kompleks, orangtua dengan karakternya seperti
overthinker atau narsistik, bisa sampai ke anak.
Maka
sungguh, tidak ada yg lebih baik, lebih cocok dan lebih tepat untuk mengurus
orangtua, pasangan, dan anak, selain diri kita sendiri. Karena kita yg Allah
berikan insting untuk paham, untuk mengerti, untuk peka, bahkan tanpa melalui
kata-kata. Dan pada dasarnya, kita semua memilikinya.
Tapi
sayang, kita sering lupa dan
banyak terdistraksi, sehingga mulai terkikis sedikit demi sedikit. Orangtua
tidak mengerti mau anak, pasangan tidak memaklumi perasaan, anak tidak paham
apa yg orangtua ajarkan.
Jika kita
abai, maka orang-orang yg kita sayangi itu akan mencari relations lain yg
membuat mereka nyaman, tenang dan merasa diterima. But not only them, pun diri
kita, kalau kita tidak menyibukkan diri dengan hubungan ini, kita akan
tersibukkan dengan hubungan pada hal-hal lain. The choice is yours, but don't
forget, the consequence comes with.
Karenanya,
yuk invest in our relationship. And it's not just about fulfilling their needs,
it's about fulfilling our needs too. Or in higher level, fulfilling our purpose
in this world as Allah commands us. Berbakti pada orangtua, mengabdi pada
suami, menjadi madrasah pertama anak. It's our fitrah. It's in our DNA. So we
need it.
Dan
memenuhi fitrah inilah yg sejatinya akan membuat kita merasa tenang, insya
Allah. Di sisi lain, jika kita betul-betul menghargai mereka, ingin memberikan
yg terbaik, maka yuk bersamai mereka 'physically (quality time, beraktivitas
bersama), energitically (hadir seutuhnya, ada buat mereka tanpa distraksi),
emotionally (ngobrol, curhat, support), mentally (menghargai, tidak mudah
judging), spiritually (sholat jamaah, kajian bareng)' dengan mindful, sembari
terus melatih kepekaan dan memperbaiki diri since our spiritual, mental,
emotion, energy and physics affect them too.
And
believe me, this is the best thing we can give. No one in this world needs us
more than them. It's an irreplaceable role. Orangtua kita yg dirawat suster,
pasangan kita yg dibantu khodimah, anak kita yg diurus nanny, tentu tidak sama
dengan kita yg take care (tapi tentu ada banyak pertimbangan yaa, ada juga saat-saat
dimana hati kita justeru cenderung untuk memilih opsi ini karena memang kita
butuh bantuan, and it's totally okay, karena in some cases, kalau kita
memaksakan untuk turun tangan meng handle semuanya, kita yg jadi overwhelmed
and it's not good for us, which also not good for them). Our attachment is sooo
much more deeper.
Kita bisa
tau apa yg sedang dirasakan atau diinginkan oleh satu sama lain bahkan hanya
dengan melihat raut wajahnya. One of the most magical things based on my
experience, Masya Allah, bahkan kita bisa tau tindakan atau respon apa yg
paling tepat untuk mereka. Anak demam, kita sebagai orangtua tau mana demam yg
hanya karena tumbuh gigi dan mana demam yg harus dibawa ke dokter. We can feel
it.
Di sisi
lain, kita jadi ga mudah overthinking karena pendapat oranglain, termasuk ahli,
pakar atau influencer siapapun itu. They don't know us, they don't know our
family, mereka hanya memberikan saran terhadap sesuatu yg umum, yg rata-rata,
yg boleh jadi belum tentu cocok untuk kita. We know our family better. Jadi yuk
kita jaga bekal berharga ini, pelajari setiap hikmah dari segala sesuatu yg
telah Allah tetapkan untuk kita. Being 24/7 diving into ourselves is not enough
because it's a lifelong vision.
Bismillahirrahmanirrahim.
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي
“Sebaik-baik
kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya. Dan aku orang yang
paling baik bagi keluargaku” [HR. At Tirmidzi no 3895 dan Ibnu Majah no 1977]
Secret
note. Actually we have the shortcut to be mindful of: keep your connecting with
Allah, and He will keep your connection with all of His creations, including
parents, spouse, children, and even more.. kalau kita jaga Allah, Allah akan
jaga kita. Sebaliknya, kalau kita lupa Allah, Allah lupakan kita, dan Allah
mampu menjadikan kita lupa pada diri kita sendiri, apalagi pada orang-orang di
sekitar kita. Naudzubillah.
نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ
"Mereka
telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka" [QS. At Taubah: 67]
Allahu A’lam.
0 comments
Thank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !
♥ Aisyah