Catatan Munas FoSSEI XVII
Bismillah.
Pada tahun 2019 ini, Musyawarah Nasional
tahunan FoSSEI (Forum Silaturrahim Studi Ekonomi Islam) dilaksanakan di
Universitas Yarsi, Jakarta tepatnya sejak hari Rabu, 18 September 2019 hingga
Sabtu, 21 September 2019.
Ada begitu banyak pembelajaran, pengalaman
dan hikmah yang kami dapatkan selama empat hari di Jakarta. Dengan tagline
Berbenah Bersama, FoSSEI yang merupakan payung sekaligus wadah seluruh KSEI
(Kelompok Studi Ekonomi Islam) di Indonesia telah melakukan berbagai pencapaian
dalam menyongsong masa depan Perekonomian Islam Indonesia yang lebih baik.
Masya Allah diantara pencapaian FoSSEI
yang memiliki 14 regional dan lebih dari 90 KSEI di ratusan perguruan tinggi adalah
berhasil menjalin kerjasama dengan banyak media seperti Sharia News dan lembaga
seperti IDX, BI, Dompet Dhuafa, MAI, CIMB Niaga,
Igrow dan lain sebagai nya. FoSSEI merupakan komunitas millenial Pertama di
Indonesia bahkan dunia yang bergerak di bidang Ekonomi Syariah dan dinilai
memiliki banyak kontribusi bagi perkembangan Ekonomi Islam Indonesia oleh Menteri
Bappenas RI, Prof. Bambang Brodjonegoro hingga mendapatkan penghargaan . Sejauh
ini, FoSSEI telah menginvestasikan 110 juta ke beberapa intsrumen keuangan
syariah. Salah satunya dalam bentuk sukuk tabungan ST-003 senilai 30 juta
rupiah. FoSSEI juga bekerjasama dengan Dompet Dhuafa dalam meluncurkan gerakan
Wakaf Millenial untuk pembangunan rumah sakit syariah.
Masya Allah Tabarakallah, Selamat kepada
kakak-kakak Presidium Nasional FoSSEI 2018-2019, Bapernas dan seluruh pihak
yang telah berkontribusi untuk FoSSEI.
Tapi bukan itu inti cerita kali ini,
Munas adalah salah satu ajang silaturrahim yang sangat berkesan karena pada
empat hari tersebut, dari ribuan anggota FoSSEI, sejumlah mahasiswa dari
seluruh daerah di Indonesia mengirimkan delegasinya untuk terlibat dalam
Musyawarah yang akan menentukan langkah perjuangan FoSSEI setahun ke depan.
Kami bertemu satu sama lain, ditempatkan
sekamar dengan teman-teman hebat yang rela datang jauh-jauh dari berbagai pulau
untuk memperjuangkan ekonomi Islam secara inklusif di Indonesia.
Aku ditempatkan di kamar 336 bersama
dengan Nidilia dari KSEI Fokes Bengkulu dan kak Nur Hasanah dari KSEI Fest
Universitas Trilogi. Nidilia dan kak Nur ini baik sekali masya Allah. Mereka
lebih dahulu sampai di penginapan dibanding aku.
Oke, Pelajaran Pertama, aku
harus belajar lebih disiplin, datang lebih awal, mereka memotivasi aku untuk
lebih semangat dalam membulatkan tekad dalam dakwah, kebaikan itu tidak boleh
ditunda, lebih cepet lebih baik, insya Allah. Yang jauh datang lebih awal
karena tahu butuh waktu lebih lama, jadi tidak ingin terlambat, yang dekat
datang lebih cepat karena ingin hadir tepat waktu.
Malam Pertama kami menginap, aku dan dua
delegasi lainnya dari Tazkia, jalan-jalan keluar penginapan mencari makan malam
bersama salah satu kakak alumni Progres sekaligus Bapernas FoSSEI yang menjabat
tiga tahun berturut-turut, kak Astrid Aulia namanya. Kak Astrid yang notabene
lulusan terbaik Tazkia 2018 menyambut kami dengan baik, masya Allah.
Pelajaran kedua, orang-orang hebat adalah orang yang
tetap tawadhu dan rendah hati di balik seluruh prestasi dan kesuksesannya. Dari
beliau, aku belajar untuk menjadi kakak tingkat yang baik, ramah, membantu dan
membimbing kami untuk melanjutkan estafet dakwah serta berbagi pengalaman agar
kami menjadi lebih baik lagi, menuntun ke jejak yang baik, dan menghindari
jejak yang buruk, seolah kami tinggal terima jadi bagaimana panduan
langkah-langkah yang harus kami lalui tanpa harus mengalami trial and error
nya.
Hari Pertama kegiatan, seminar
dilaksanakan di auditorium lantai 12 Universitas Yarsi bersama para narasumber
yang ahli di bidang nya. Aku duduk di area dan depan dan bersebelahan dengan
Miya Yasinta dari IAIN Jember, ia baru duduk semester tiga, tapi antusiasme
menuntut ilmunya tinggi dan masya Allah dia salah satu sahabat yang selalu
menyertaiku sepanjang munas perjalanan ini, Kemana-mana bareng, dan selama di
Yarsi, aku lebih sering bersama Miya daripada teman-teman dari Progres ataupun
teman-teman sekamar.
Selain Miya, aku bertemu dengan kak Siti
Rahma Hanifa atau biasa dipanggil kak Hani dari KSEI Fies Gici Business School
Bogor yang super duper hebat masya Allah, penulis dan influencer yang
jago Public speaking di bidang edukasi dan Youth & Female empowerment,
berkali-kali berpengalaman pertukaran pelajar ke berbagai negara dan
pengetahuan nya luas sekali.. Masya Allah Tabarakallah.. Kak Hani juga teman
seperjalanan yang seru, selama bersama, kami banyak sharing, eh lebih tepat
nya, aku banyak di nasihati dan di motivasi.. Sejak jalan kaki malam-malam dari
Yarsi ke penginapan, sampai perjalanan bus ke balai kota, semuanya berkesan dan
penuh cerita.
Pelajaran ketiga, setiap orang berbeda, hebat dengan
cara nya masing-masing, selama masih punya keinginan untuk belajar. Ada
orang-orang seperti Miya yang masih junior, ada orang-orang seperti kak Hani
yang sudah Senior, ada orang-orang seperti aku yang hanya remah-remah Tango
kalau istilah kak Halwani, tapi selagi mau belajar, kita akan mampu mencapai
banyak hal, insya Allah.
Selesai seminar, dilanjutkan ke
persidangan, dari mulai laporan pertanggung jawaban oleh kelima Presidium
Nasional, sidang komisi, peresmian blueprint, pendemisioneran dan pelantikan
Presidium Nasional dan Koordinator Regional, penetapan tuan rumah agenda
nasional, hingga peresmian KSEI baru dan penghapusan KSEI non aktif.
Teman-teman anggota FoSSEI dari seluruh Indonesia sangat antusias dan pro aktif
menyampaikan pendapat dan gagasan mereka, dan aku suka melihat nya..
Pelajaran keempat, semangat dalam menuntun ilmu, belajar
dan belajar, ladang ilmu dan dakwah bukan tempat nya untuk khajal (malu yang
tidak pada tempatnya). Kalau terus-terusan malu, kapan mau maju? Indonesia
butuh kita, gagasan, ide, inovasi dan karya para generasi millenial yang kelak
akan menjadi pemimpin negeri. Kebiasaan memang belum tentu baik, tapi kebaikan
perlu dibiasakan.
Pelajaran kelima, Musyawarah ini sangat penting sekali
dalam berbagai penyelesaian perkara. Selesaikan segala sesuatu dengan
musyawarah, sebagaimana perintah Allah dalam surat Ali Imran: 159
وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِ
dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu.
Banyak permasalahan organisasi yang
sejatinya nya dapat diselesaikan hanya dengan koordinasi, duduk bareng,
musyawarah. Dan yang terpenting, masing-masing pihak beritikad baik, sama-sama
mementingkan kepentingan Ummat bersama, dan mengesampingkan segala bentuk
mageran, baperan, moody-an serta turunannya.
Setelah seluruh rangkaian sidang
selesai, agenda selanjutnya adalah gala dinner di Balai Kota Jakarta, dan pada
penghujung malam itu, ada sesuatu yang berkesan, seluruh kakak-kakak LO
memberikan penampilan puisi untuk kami, tentang persahabatan dan ukhuwah,
dilanjut dengan penampilan dari Presidium Nasional FoSSEI 2018-2019 yang
menceritakan tentang kisah-kisah di belakang layar yang lucu dan menarik.. Oh
ya, satu lagi, ada pemberian penghargaan bagi 3 KSEI paling berdaya se
Indonesia.. Saat mendengarnya, masya Allah aku kagum, KSEI seperti apa yaa yang
paling berdaya diantara sekian banyak KSEI hebat di Indonesia? Dimulai dari
urutan ketiga, kemudian urutan kedua, aku tidak begitu menyimak, tapi saat
urutan pertama disebut,
"KSEI Progres Tazkia!"
Masya Allah Tabarakallah, aku terkejut,
teman-teman yang duduk di sekitarku menyalami dan menyelamatiku..
Pelajaran keenam, Puji syukur atas karunia Allah Ta'ala,
semoga penghargaan ini dapat menjadi apresiasi bagi kiprah para pengurus dan
anggota KSEI Progres serta motivasi agar kami lebih semangat berkontribusi
dalam membumikan ekonomi Syariah.
Terakhir, kami pulang lebih awal di hari
Sabtu pagi, tidak ikut field trip karena Qadarullah ada agenda KSEI yang tidak
bisa ditinggalkan dalam rangkaian Open Recruitment anggota baru kami.
Dan, inilah Pelajaran ketujuh,
sekaligus pelajaran terakhir, tetap berjuang, berproses, berprogres, sebagaimana
disampaikan oleh ketua KSEI Progres periode 2019-2020, Lalu Rizky, karena
kontribusi, tak melulu tentang posisi. Kalau kata kak Hani, sebelum berpulang,
mari berjuang! Salah satu Presidium Nasional FoSSEI 2019-2020 juga kemarin
bilang, Ekonomi Islam itu syariat langit, maka kita, Ekonom Robbani yang akan
membumikannya, insya Allah.
Tak dapat dipungkiri, dalam setiap
pertemuan ada perpisahan, itu sunnatullah. Tapi yang terpikirkan sekarang
adalah, bagaimana memanfaatkan waktu sebaik mungkin bersama orang-orang hebat
di sekitar kita, karena boleh jadi, esok hari, kita tak mendapatkan kesempatan
menimba ilmu dan hikmah dari mereka lagi.
Teruntuk:
Para Mujahid Progres: Lalu Rizky Adriansyah, Herdy Almadhipta
Rahman, kak Thufeil M. Tyansah, kak Astrid Aulia, kak Aisyu (Aisyah Ireta)
Para Support System: Baiq Damayanti Azhar Putri, Hani Khairo
Amalia, Hasna Lutfi Khairunnisa, Zahida Rahma, Aulia Azka, Amalia Hanifah
Latief, Nur Kintan Maharani, Riyadatul Mustami’ah dan teman-teman se-Tazkia
Para Penghuni kamar 336: kak Nidilia dari IAIN Bengkulu, kak Nur
Hasanah dari Universitas Trilogi
Sahabat-sahabat terbaik: Mia Yasinta dari Jember, kak Hani dari
Bogor, kak Afifah dari Gorontalo, kak Putri dari Jakarta, kak Masruroh dari
Bogor, kak Yunia dari Bogor, kak Fafa dari Bogor, kak Hurroti dari Madura, Kak
Ai dari Bandung, kak Naqiya dari Bandung, kak Mega dari Tasikmalaya, Kak Saadah
dari Samarinda, Kak Arini dari Gresik, Kak Ayum dari Salatiga, Kak Putri dari
Bandung, kak Susi dari Bandung, kak Khotim dari Jember, kak Dwi dari Bandung,
kak Putri dari Padang, kak April dari Salatiga, Kak Asra dari Sumatera Utara,
kak Dewi dari Madura, Kak Wawa dari Sumatera Utara, kak Firdausa dari Jogja,
kak Aini dari Bogor, kak Hafielda dari Bogor, kak Lestari dari Jogja, kak
Nofita dari Bengkulu, kak Tara dari Salatiga, Kak Lili dari Bandung, kak Dyas
dari Jogja
Serta seluruh teman-teman dari seluruh
wilayah di Indonesia yang tak dapat kusebutkan satu per satu
Kakak-kakak Presidium Nasional
2018-2019: kak
Irsyad dari IPB, kak Halwani dari STEI SEBI, kak Haqqi dari Universitas
Brawijaya, kak Prayudi dari Universitas Riau, kak Gilang dari UGM
Kakak-kakak Presidium Nasional
2019-2020: kak
Agus dari STEI SEBI, kak Ahmad Fauzan dari Brawijaya, kak Abdul Muhyil dari UI,
kak Boma dari Undip, kak Adam dari UGM.
Kakak LO kami, Kak A'immatun Nadrifah, kakak-kakak panitia:
kak Hanifa, kak Lisa, dan seluruh panitia yang telah meluangkan waktunya untuk
membantu dan menerima kami dengan baik.
Syukran jazakumullahu khairan untuk
semua peran dan kontribusinya di Musyawarah Nasional FoSSEI XVII kemarin,
kalian hebat masya Allah..
Semoga Allah memberikan kesempatan
kepada kita semua untuk berjumpa kembali di lain kesempatan.
2 comments
dalam temanya mengapa ada kata "berhenti menghujat" n_n
BalasHapusKarena tak dapat dipungkiri, perbedaan pendapat hingga persepsi akan tetap ada kak, dan hal2 tersebut dapat memicu terjadinya hujat-menghujat..
HapusKarenanya, istilah 'berhenti menghujat' mengingatkan kita untuk tidak melakukan hal itu (dan untuk berhenti bagi yang pernah melakukan), kemudian solusinya adalah dengan kalimat selanjutnya, 'mari berbenah bersama'..
Thank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !
♥ Aisyah