Latest Posts

Catatan Munas FoSSEI XVII

By 01.52 , , ,


Bismillah.


Pada tahun 2019 ini, Musyawarah Nasional tahunan FoSSEI (Forum Silaturrahim Studi Ekonomi Islam) dilaksanakan di Universitas Yarsi, Jakarta tepatnya sejak hari Rabu, 18 September 2019 hingga Sabtu, 21 September 2019.

Ada begitu banyak pembelajaran, pengalaman dan hikmah yang kami dapatkan selama empat hari di Jakarta. Dengan tagline Berbenah Bersama, FoSSEI yang merupakan payung sekaligus wadah seluruh KSEI (Kelompok Studi Ekonomi Islam) di Indonesia telah melakukan berbagai pencapaian dalam menyongsong masa depan Perekonomian Islam Indonesia yang lebih baik.

Masya Allah diantara pencapaian FoSSEI yang memiliki 14 regional dan lebih dari 90 KSEI di ratusan perguruan tinggi adalah berhasil menjalin kerjasama dengan banyak media seperti Sharia News dan lembaga seperti IDX, BI, Dompet Dhuafa, MAI, CIMB Niaga, Igrow dan lain sebagai nya. FoSSEI merupakan komunitas millenial Pertama di Indonesia bahkan dunia yang bergerak di bidang Ekonomi Syariah dan dinilai memiliki banyak kontribusi bagi perkembangan Ekonomi Islam Indonesia oleh Menteri Bappenas RI, Prof. Bambang Brodjonegoro hingga mendapatkan penghargaan . Sejauh ini, FoSSEI telah menginvestasikan 110 juta ke beberapa intsrumen keuangan syariah. Salah satunya dalam bentuk sukuk tabungan ST-003 senilai 30 juta rupiah. FoSSEI juga bekerjasama dengan Dompet Dhuafa dalam meluncurkan gerakan Wakaf Millenial untuk pembangunan rumah sakit syariah.

Masya Allah Tabarakallah, Selamat kepada kakak-kakak Presidium Nasional FoSSEI 2018-2019, Bapernas dan seluruh pihak yang telah berkontribusi untuk FoSSEI.

Tapi bukan itu inti cerita kali ini, Munas adalah salah satu ajang silaturrahim yang sangat berkesan karena pada empat hari tersebut, dari ribuan anggota FoSSEI, sejumlah mahasiswa dari seluruh daerah di Indonesia mengirimkan delegasinya untuk terlibat dalam Musyawarah yang akan menentukan langkah perjuangan FoSSEI setahun ke depan.


Kami bertemu satu sama lain, ditempatkan sekamar dengan teman-teman hebat yang rela datang jauh-jauh dari berbagai pulau untuk memperjuangkan ekonomi Islam secara inklusif di Indonesia.

Aku ditempatkan di kamar 336 bersama dengan Nidilia dari KSEI Fokes Bengkulu dan kak Nur Hasanah dari KSEI Fest Universitas Trilogi. Nidilia dan kak Nur ini baik sekali masya Allah. Mereka lebih dahulu sampai di penginapan dibanding aku.

Oke, Pelajaran Pertama, aku harus belajar lebih disiplin, datang lebih awal, mereka memotivasi aku untuk lebih semangat dalam membulatkan tekad dalam dakwah, kebaikan itu tidak boleh ditunda, lebih cepet lebih baik, insya Allah. Yang jauh datang lebih awal karena tahu butuh waktu lebih lama, jadi tidak ingin terlambat, yang dekat datang lebih cepat karena ingin hadir tepat waktu.

Malam Pertama kami menginap, aku dan dua delegasi lainnya dari Tazkia, jalan-jalan keluar penginapan mencari makan malam bersama salah satu kakak alumni Progres sekaligus Bapernas FoSSEI yang menjabat tiga tahun berturut-turut, kak Astrid Aulia namanya. Kak Astrid yang notabene lulusan terbaik Tazkia 2018 menyambut kami dengan baik, masya Allah.

Pelajaran kedua, orang-orang hebat adalah orang yang tetap tawadhu dan rendah hati di balik seluruh prestasi dan kesuksesannya. Dari beliau, aku belajar untuk menjadi kakak tingkat yang baik, ramah, membantu dan membimbing kami untuk melanjutkan estafet dakwah serta berbagi pengalaman agar kami menjadi lebih baik lagi, menuntun ke jejak yang baik, dan menghindari jejak yang buruk, seolah kami tinggal terima jadi bagaimana panduan langkah-langkah yang harus kami lalui tanpa harus mengalami trial and error nya.

Hari Pertama kegiatan, seminar dilaksanakan di auditorium lantai 12 Universitas Yarsi bersama para narasumber yang ahli di bidang nya. Aku duduk di area dan depan dan bersebelahan dengan Miya Yasinta dari IAIN Jember, ia baru duduk semester tiga, tapi antusiasme menuntut ilmunya tinggi dan masya Allah dia salah satu sahabat yang selalu menyertaiku sepanjang munas perjalanan ini, Kemana-mana bareng, dan selama di Yarsi, aku lebih sering bersama Miya daripada teman-teman dari Progres ataupun teman-teman sekamar.

Selain Miya, aku bertemu dengan kak Siti Rahma Hanifa atau biasa dipanggil kak Hani dari KSEI Fies Gici Business School Bogor yang super duper hebat masya Allah, penulis dan influencer yang jago Public speaking di bidang edukasi dan Youth & Female empowerment, berkali-kali berpengalaman pertukaran pelajar ke berbagai negara dan pengetahuan nya luas sekali.. Masya Allah Tabarakallah.. Kak Hani juga teman seperjalanan yang seru, selama bersama, kami banyak sharing, eh lebih tepat nya, aku banyak di nasihati dan di motivasi.. Sejak jalan kaki malam-malam dari Yarsi ke penginapan, sampai perjalanan bus ke balai kota, semuanya berkesan dan penuh cerita.

Pelajaran ketiga, setiap orang berbeda, hebat dengan cara nya masing-masing, selama masih punya keinginan untuk belajar. Ada orang-orang seperti Miya yang masih junior, ada orang-orang seperti kak Hani yang sudah Senior, ada orang-orang seperti aku yang hanya remah-remah Tango kalau istilah kak Halwani, tapi selagi mau belajar, kita akan mampu mencapai banyak hal, insya Allah.

Selesai seminar, dilanjutkan ke persidangan, dari mulai laporan pertanggung jawaban oleh kelima Presidium Nasional, sidang komisi, peresmian blueprint, pendemisioneran dan pelantikan Presidium Nasional dan Koordinator Regional, penetapan tuan rumah agenda nasional, hingga peresmian KSEI baru dan penghapusan KSEI non aktif. Teman-teman anggota FoSSEI dari seluruh Indonesia sangat antusias dan pro aktif menyampaikan pendapat dan gagasan mereka, dan aku suka melihat nya..

Pelajaran keempat, semangat dalam menuntun ilmu, belajar dan belajar, ladang ilmu dan dakwah bukan tempat nya untuk khajal (malu yang tidak pada tempatnya). Kalau terus-terusan malu, kapan mau maju? Indonesia butuh kita, gagasan, ide, inovasi dan karya para generasi millenial yang kelak akan menjadi pemimpin negeri. Kebiasaan memang belum tentu baik, tapi kebaikan perlu dibiasakan.

Pelajaran kelima, Musyawarah ini sangat penting sekali dalam berbagai penyelesaian perkara. Selesaikan segala sesuatu dengan musyawarah, sebagaimana perintah Allah dalam surat Ali Imran: 159
وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِ
dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu.

Banyak permasalahan organisasi yang sejatinya nya dapat diselesaikan hanya dengan koordinasi, duduk bareng, musyawarah. Dan yang terpenting, masing-masing pihak beritikad baik, sama-sama mementingkan kepentingan Ummat bersama, dan mengesampingkan segala bentuk mageran, baperan, moody-an serta turunannya.

Setelah seluruh rangkaian sidang selesai, agenda selanjutnya adalah gala dinner di Balai Kota Jakarta, dan pada penghujung malam itu, ada sesuatu yang berkesan, seluruh kakak-kakak LO memberikan penampilan puisi untuk kami, tentang persahabatan dan ukhuwah, dilanjut dengan penampilan dari Presidium Nasional FoSSEI 2018-2019 yang menceritakan tentang kisah-kisah di belakang layar yang lucu dan menarik.. Oh ya, satu lagi, ada pemberian penghargaan bagi 3 KSEI paling berdaya se Indonesia.. Saat mendengarnya, masya Allah aku kagum, KSEI seperti apa yaa yang paling berdaya diantara sekian banyak KSEI hebat di Indonesia? Dimulai dari urutan ketiga, kemudian urutan kedua, aku tidak begitu menyimak, tapi saat urutan pertama disebut,
"KSEI Progres Tazkia!"
Masya Allah Tabarakallah, aku terkejut, teman-teman yang duduk di sekitarku menyalami dan menyelamatiku..

Pelajaran keenam, Puji syukur atas karunia Allah Ta'ala, semoga penghargaan ini dapat menjadi apresiasi bagi kiprah para pengurus dan anggota KSEI Progres serta motivasi agar kami lebih semangat berkontribusi dalam membumikan ekonomi Syariah.

Terakhir, kami pulang lebih awal di hari Sabtu pagi, tidak ikut field trip karena Qadarullah ada agenda KSEI yang tidak bisa ditinggalkan dalam rangkaian Open Recruitment anggota baru kami.

Dan, inilah Pelajaran ketujuh, sekaligus pelajaran terakhir, tetap berjuang, berproses, berprogres, sebagaimana disampaikan oleh ketua KSEI Progres periode 2019-2020, Lalu Rizky, karena kontribusi, tak melulu tentang posisi. Kalau kata kak Hani, sebelum berpulang, mari berjuang! Salah satu Presidium Nasional FoSSEI 2019-2020 juga kemarin bilang, Ekonomi Islam itu syariat langit, maka kita, Ekonom Robbani yang akan membumikannya, insya Allah.

Tak dapat dipungkiri, dalam setiap pertemuan ada perpisahan, itu sunnatullah. Tapi yang terpikirkan sekarang adalah, bagaimana memanfaatkan waktu sebaik mungkin bersama orang-orang hebat di sekitar kita, karena boleh jadi, esok hari, kita tak mendapatkan kesempatan menimba ilmu dan hikmah dari mereka lagi.


Teruntuk:
Para Mujahid Progres: Lalu Rizky Adriansyah, Herdy Almadhipta Rahman, kak Thufeil M. Tyansah, kak Astrid Aulia, kak Aisyu (Aisyah Ireta)
Para Support System: Baiq Damayanti Azhar Putri, Hani Khairo Amalia, Hasna Lutfi Khairunnisa, Zahida Rahma, Aulia Azka, Amalia Hanifah Latief, Nur Kintan Maharani, Riyadatul Mustami’ah dan teman-teman se-Tazkia
Para Penghuni kamar 336: kak Nidilia dari IAIN Bengkulu, kak Nur Hasanah dari Universitas Trilogi
Sahabat-sahabat terbaik: Mia Yasinta dari Jember, kak Hani dari Bogor, kak Afifah dari Gorontalo, kak Putri dari Jakarta, kak Masruroh dari Bogor, kak Yunia dari Bogor, kak Fafa dari Bogor, kak Hurroti dari Madura, Kak Ai dari Bandung, kak Naqiya dari Bandung, kak Mega dari Tasikmalaya, Kak Saadah dari Samarinda, Kak Arini dari Gresik, Kak Ayum dari Salatiga, Kak Putri dari Bandung, kak Susi dari Bandung, kak Khotim dari Jember, kak Dwi dari Bandung, kak Putri dari Padang, kak April dari Salatiga, Kak Asra dari Sumatera Utara, kak Dewi dari Madura, Kak Wawa dari Sumatera Utara, kak Firdausa dari Jogja, kak Aini dari Bogor, kak Hafielda dari Bogor, kak Lestari dari Jogja, kak Nofita dari Bengkulu, kak Tara dari Salatiga, Kak Lili dari Bandung, kak Dyas dari Jogja
Serta seluruh teman-teman dari seluruh wilayah di Indonesia yang tak dapat kusebutkan satu per satu
Kakak-kakak Presidium Nasional 2018-2019: kak Irsyad dari IPB, kak Halwani dari STEI SEBI, kak Haqqi dari Universitas Brawijaya, kak Prayudi dari Universitas Riau, kak Gilang dari UGM
Kakak-kakak Presidium Nasional 2019-2020: kak Agus dari STEI SEBI, kak Ahmad Fauzan dari Brawijaya, kak Abdul Muhyil dari UI, kak Boma dari Undip, kak Adam dari UGM.
Kakak LO kami, Kak A'immatun Nadrifah, kakak-kakak panitia: kak Hanifa, kak Lisa, dan seluruh panitia yang telah meluangkan waktunya untuk membantu dan menerima kami dengan baik.

Syukran jazakumullahu khairan untuk semua peran dan kontribusinya di Musyawarah Nasional FoSSEI XVII kemarin, kalian hebat masya Allah..
Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita semua untuk berjumpa kembali di lain kesempatan.

 
 


You Might Also Like

2 comments

  1. dalam temanya mengapa ada kata "berhenti menghujat" n_n

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena tak dapat dipungkiri, perbedaan pendapat hingga persepsi akan tetap ada kak, dan hal2 tersebut dapat memicu terjadinya hujat-menghujat..
      Karenanya, istilah 'berhenti menghujat' mengingatkan kita untuk tidak melakukan hal itu (dan untuk berhenti bagi yang pernah melakukan), kemudian solusinya adalah dengan kalimat selanjutnya, 'mari berbenah bersama'..

      Hapus

Thank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !

♥ Aisyah