Catatan Tahfidz Ramadhan II (Program Murajaah) Part 1
Bismillahirrahmanirrahim..
Sumber : Website Ma'had
Catatan yang (mungkin
akan) panjang ini dimulai dari sebuah rencana yang sudah kususun untuk memurajaah
(mengulang kembali) hafalan Al-Quranku di Bulan Ramadhan. Waktu itu yang
kupikirkan hanya bagaimana mengisi waktu kosong di bulan mulia ini dengan amal
baik semaksimal mungkin, terlebih sekolah juga akan libur, maka kuputuskan
untuk memperbanyak membaca Al-Quran.
Awalnya, aku berniat
untuk menyetorkan murajaahku ke ummi atau ke Zainab, tapi qadarullah saat itu
ada beberapa teman yang mengajakku untuk ikut pesantren kilat, lalu
kupertimbangkan, ‘kenapa tidak? Ada baiknya juga dicoba..’, ummi dan abi-pun
ikut mendukung setelah kusampaikan.
Pilihan pertamaku jatuh
pada program Manzil Qur’an di sebuah pesantren Tahfidz di daerah Bogor (aku
lupa nama pesantrennya), namun karena beberapa hal, pilihan itu dibatalkan.
Kemudian abiku menawarkan untuk ikut program Tahfidz Ramadhan II di Ma’had
Asy-Syathiby, Cileungsi sebagaimana yang dikirimkan oleh teman beliau lewat whatsapp.
Aku langsung menerima tawaran itu, apalagi saat tau ada program khusus
murajaah, aku membayangkan, pasti menyenangkan bertemu dengan teman-teman baru
yang memiliki tujuan sama sehingga bisa saling memotivasi satu sama lain.
Aku mengisi form
pendaftaran online, dan Alhamdulillah beberapa hari kemudian datanglah kabar
gembira itu melalui ustadz Shodiqin, sepupu bibiku yang menyatakan bahwa aku
diterima menjadi peserta Tahfidz Ramadhan II program Murajaah. Aku lalu
mempersiapkan segala keperluan dan bekalku kesana, karena tempatnya cukup jauh (di
komplek Radio Rodja Cileungsi) dan waktunya cukup lama (20 hari). Saat packing,
entah kenapa aku tiba-tiba merasa nervous sekali, hehe.. tapi
Alhamdulillah Zainab dan Afifah memotivasiku sehingga aku menjadi yakin
kembali.
Tanggal di kalenderku
menunjukkan tanggal 17 Juni yang sudah kutunggu-tunggu, aku dan keluargaku
berangkat dari rumah jam 10 pagi dan sampai di masjid Al-Barkah saat Dzuhur.
Setelah shalat Dzuhur kami makan siang bersama lalu aku diantar ke sebuah rumah
ber-cat ungu dengan tulisan ‘Rumah Tahfidz’ di depan gerbangnya, tak lama
kemudian ummi, abi, Muadz, Zainab dan Afifah-pun bersiap meninggalkanku,
tiba-tiba aku merasa sedih, karena jujur saja, selama aku bersekolah di
pesantren, aku belum pernah merasakan tinggal di asrama bersama-sama, jadi
maklum saja kalau aku agak umm, melankolis, he..
Setelah keluargaku pamit,
akupun resmi sendirian dan mulai berkenalan, orang pertama yang kukenal bernama
Syifa (aku tidak tau lengkapnya tapi belakangan aku tau bahwa ia anggota
halaqoh kak Raisa), kemudian yang lainnya.. ada Azra, Hanan, Nun, Wardah, kak
Afi, kak Umim, kak Zahro, kak Tika.. tidak banyak sih, tapi lumayan, akhirnya
aku punya terman baru, Alhamdulillah..
Malam hari setelah
tarawih bersama di masjid Al-Barkah, kami dikumpulkan bersama, berkenalan lalu peserta
program Murajaah dipindahkan asrama baru yang oh ternyata lebih jauh dari
asrama awal kami (asrama Ungu) bersama dengan musyrifah kami, Syaima. Aku
bertemu orang-orang baru lagi di program murajaah (2 yang sudah kukenal : kak
Afi dari ma’had Ali Imam Bukhari dan kak Tika dari pesantren Al-Qonitat, ada
kak Azizah dari LIPIA (alumni Imam Bukhari), kak Sholihah dari pesantren
As-Sunnah Cirebon, kak Ata, kak Muslimah dari pesantren Darul Hikmah Lampung dan
Dais dari SMK Al-Hadid. Setelah bercakap-cakap sebentar, kami bersiap-siap
tidur (kebetulan saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam), kak Ata
pulang namun tidak kembali lagi, ada 2 kamar dan 1 ruang tamu yang dijadikan
ruang tidur, aku kebagian di ruang tamu bersama kak Afi, Dais dan kak Tika.
Jam 3 pagi aku terbangun,
ah sebenarnya aku juga tidak benar-benar tidur karena biasanya aku akan sulit
tidur untuk pertama kali di tempat berbeda. Setelah bersih-bersih kami sahur
dan shalat Shubuh, lalu Syaima menjelaskan bahwa halaqoh Murajaah akan dibagi
menjadi 2 bagian : 3 orang dibimbing olehnya (yaitu kak Afi, kak Azizah dan kak
Sholihah) dan 4 lainnya dibimbing oleh Azka (aku, Dais, kak Tika dan kak
Muslimah), kamipun langsung menuju masjid untuk memulai halaqoh.
Pagi itu, 1 Ramadhan 1436
H, pertama kalinya aku bertemu pembimbing halaqohku, namanya Azka, aku
memanggilnya kak Azka. Secara singkatnya aku memulai murajaahku dari juz 1
sebagaimana yang lain. Halaqoh berakhir jam 7, kami balik ke asrama untuk
bersih-bersih lagi dan piket, ada juga yang tilawah. Dilanjutkan ke masjid lagi
jam 8 sampai jam 11 untuk menghafal, lalu pulang untuk qoilullah (tidur
siang) dan shalat Dzuhur, setelah itu ada yang murajaah ada juga yang istirahat
lagi sampai Ashar, setelah shalat Ashar kami kembali ke masjid untuk halaqah
sore, setoran murajaah lalu jam 5 kami sudah boleh pulang untuk jajan atau
mencari persiapan buka puasa, mengambil jatah buka puasa di asrama ungu
kemudian pulang ke asrama murajaah, kami disana berbuka, shalat Maghrib dan
Isya, lalu kembali ke masjid untuk shalat tarawih.
Hari-hari berikutnya
berjalan seperti biasa dan sama saja, kecuali aku mendapat lebih banyak teman
baru dan mengenal mereka, dan sungguh, Tabarakallah.. ternyata dunia tidak
seluas yang kubayangkan! Banyak yang baru kukenal tapi ternyata mereka mengenal
teman-temanku, misalnya saja :
·
kak Afi dan kak Azizah yang ternyata kenal
dengan mbak Maryam dan mbak Hanifah
·
Dais yang kenal dengan Shofi dan Dhifya
teman sekelasku, juga dengan Berlin adik kelasku dan Firqoh teman dumayku
·
Kak Sholihah yang kenal dengan mbak
Novi Wibawanti teman ummiku, bahkan kata kak Sholihah, beliau adalah guru SDnya
·
Kak Rahmi yang kenal dengan mbak Maryam
dan the Cica
·
Alin yang kenal dengan kak Nina
Aku juga jadi memiliki
beberapa teman antar-pesantren, seperti :
ü
Ghina Aprillia dari Al-Ma’tuq lalu ke
Al-Hadid
ü
Dais Latifah dari Itishom lalu ke
Hidayatun-Najah lalu ke Al-Hadid
ü
Kak Afi, kak Azizah dan kak Rahmi dari
Imam Bukhari
ü
Kak Zahro dari Albina
ü
Fadlin dari Future Gate
ü
Kak Sarah Kujjah dari Bin Baz
ü
Kak Hilwa dari (sebuah pesantren di)
Aceh
ü
Kak Muslimah dari Darul Hikmah
ü
Kak Mar’atussholihah dari As-Sunnah
Banyak pengalaman menarik
yang kualami selama di ma’had Asy-Syathiby ini, dimulai dari perjuanganku
memurojaah Al-Quran secara keseluruhan untuk pertama kali (istilah dari kak
Rahmi : putaran pertama) sampai perjuangan kami bersama-sama untuk saling
menguatkan satu sama lain, karena entah kenapa bagi kami kegiatan ini sangat
berat, bahkan sejak hari kedua, kami sudah rindu rumah dan berharap tanggal 20
Ramadhan itu segera tiba, kami menghitung tanggal hampir setiap hari menanti
hari kepulangan.
Ada tawa dan tangis yang
silih berganti setiap waktu, tawa saat kebersamaan, kebahagiaan, dan syukur
akan Rahmat Allah yang telah mempertemukan kami disini, tangis atas kerinduan
akan keluarga, beratnya perjuangan, terharu, bahagia dan yang paling menyesakkan
adalah saat perpisahan.
Ya, perpisahan yang tidak
terduga, disaat perjuangan ini belum berakhir, beberapa pejuang Al-Quran gugur,
bermacam-macam sebabnya, ada yang sakit, terpaksa pulang atau keinginan
sendiri. Di asrama murajaah sendiri diantara yang gugur adalah kak Muslimah
karena sakit, kak Tika yang terpaksa karena sudah dijemput dan Dais yang pulang
di hari-hari terakhir perjuangan ini.
Ada yang datang duluan
dan pulang duluan, ada juga yang datang belakangan dan pulang belakangan,
misalnya Ghina yang baru datang ke asrama murajaah (sebelumnya di asrama ungu)
setelah diajak oleh Dais untuk bergabung dengan asrama murajaah namun ikut
program intensif, karena katanya, hati dan jiwa Ghina bertempat di asrama
murajaah, hehe.. selain Ghina, ada kak Rahmi yang Masya Allah hafalannya baik
sekali, mutqin.. sampai bisa menyetor 4 juz sehari, sehingga meski datang agak
terlambat, ia bisa menyelesaikan program murajaahnya dengan cepat.
Bersambung ke Part 2
0 comments
Thank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !
♥ Aisyah