Latest Posts

Surat Untuk Saudariku di Jalan Hijrah & Dakwah

By 20.43 , , , , , , ,

Bismillah.

Hari ini aku mendapatkan surat dari salah satu anak sakanku dahulu. Dia curhat, tentang kondisi keluarganya yang tidak menerimanya memakai hijab panjang dan men-judgenya fanatik dalam beragama. Ia rapuh, bagaimana tidak, keluarga yang seharusnya melindungi, menguatkan dan mendukung, justru memojokkannya sedemikian rupa.
Aku terenyuh, Masya Allah, betapa lembutnya hati gadis kecil ini, suratnya menyiratkan bahwa ia ingin tetap istiqomah dengan hijab panjangnya dan keluarganya memahami keadaannya.
Aku sudah menuliskan jawabannya, sebisaku.
Dan aku pikir, mungkin bukan hanya dirinya yang memiliki masalah demikian, memiliki prinsip dalam beragama yang ditentang oleh keluarga. Maka aku memutuskan untuk membagikan bagian ‘isi’ suratnya di sini. Semoga bermanfaat.

Umm, jadi tentang hijab..
Suka kepikiran ga, kadang untuk jilbab yang wajib aja masih susah, gimana buat cadar ya? Padahal semakin tertutup kita, kalau kata Alvira mah, lebih misterius dan membuat penasaran, apalagi kalau cantik, shalihah dan pinter agama kaya kamu, he.. ^^
Sebenarnya yang terutama dan terpenting adalah keyakinan dan rasa bangga dalam diri kita akan hijab ini. Kalau rasa bangga sudah melekat erat dalam sanubari, tantangan bagaimanapun juga akan dapat kita anggap sebagai angin lalu saja.
Jadi, aku tanya nih, kamu udah yakin belum dengan hijab yang dipakai? Bangga engga dengan identitas kemuslimahan itu? Kalau sudah iya, Alhamdulillah.. kita bisa ke step selanjutnya. Tapi kalau belum, atau masih ada rasa iri akan fashion, gaya dan mode orang lain (barat, korea atau non islam) kecuali dipakai di dalam rumah, maka coba perbaiki dulu niatnya.. ini adalah perintah dari Rabb yang maha menghidupkan dan mematikan lho. Jangan sampai kita dimatikan dalam keadaan belum menerima secara ikhlas perintah hijab. Pelajari lagi bahasan ini di buku-buku atau artikel Islam dari para asatidz (ustadz-ustadz) yang terpercaya..
Kalau bagian ini sudah lulus, maka baru sekarang kita diskusikan tentang menghadapi tantangannya.
Keyakinan dalam diri kita akan sangat membantu dalam istiqomah memakai hijab panjang, tidak peduli apa kata orang lain..
Masalahnya, kita mau jadi remaja apa kalau mengikuti kata orang lain terus? Jadi remaja yang punya  prinsip, kita sudah mumayyiz bisa membedakan mana baik mana buruk, apa iya kita mau meninggalkan sesuatu yang baik cuma karena anggapan orang lain?
Kalau kata Dhifya, kebiasaan itu harus ngikutin agama, jangan agama yg ngikutin kebiasaan. Pegang dulu agama kita, baru kita sesuaikan kebiasaan dan adat kita berdasarkan agama.
Begitu juga dengan keluarga dan teman-teman..
Bergaul dengan baik tapi jangan sampai melebur, jangan sampai terbawa arus, mengikuti hal-hal yang kurang baik.. Nah apalagi kamu udah banyak belajar agama. Alangkah baiknya kalau justru kamu yang mendakwahkan dan memberi contoh bahwa begini lho hijab yang benar..
Ambil hati mereka. Gimana caranya? Dengan akhlak kita, tunjukkan identitas muslim sejati, dengan hikmah dan santun, peka terhadap lingkungan (sering terapkan 3 S : salam, senyum, sapa) dan yang penting juga bergaul cantik, he.. maksudnya dakwah itu tidak harus di masjid tapi bisa kita lakukan dimana saja dan kapan saja seperti saat bertemu akhwat atau anak SD dan SMP di angkot, kalau ada waktu, ajak ngobrol dan kenalan, tanya kesehariannya, disitu kita bisa masuk, ajakin ke kajian atau sharing pengalaman, terus terhadap pedagang atau ummahat (ibu-ibu), sesekali tanya kabar, anaknya sekolah dimana dan gimana keadaannya, lama-kelamaan mereka akan percaya dan mau share dengan kita setiap ada kesempatan, mudah-mudahan dengan contoh seperti diatas orang-orang di sekeliling kita tidak menghindar dari kita karena kitanya peduli sama mereka.
Aku yakin, orang cerdas pasti ga akan mudah menilai hanya melalui penampilan.
💝 💝 💝
Aku tahu kamu telah mengusahakan segala cara untuk kebaikan keluarga dan teman-teman.. tapi itulah proses, tidak bisa sekejap langsung berubah. Jangankan sesosok manusia, takdir-pun kadang tidak berpihak pada kita. Tapi kamu harus yakin, bahwa Allah telah merencanakan sesuatu yang baik, dan hanya Ia yang mampu memberikan hidayah kepada siapa yang Ia kehendaki..
Tetap bersabar ya, cantik.. Tawakkal pada Allah, perbanyak berdoa. Mohon pada Rabb yang Maha Menggenggam hati hamba-Nya dan mampu membolak-balikkannya seketika.
Aku sampaikan ini, karena aku sendiri pernah mengalaminya, aku juga pernah berhadapan sama saudara yang awalnya nentang sunnah, tapi tak ada yang bisa kita lakukan kecuali mendoakannya. Menunjukkan akhlaq islam yang baik, hadapi dengan hati yang lembut. Tugas kita tetap baik pada siapapun, terutama keluarga sendiri, apapun yang terjadi.
Buktikan bahwa kamu ingin mereka berubah bukan karena kamu lebih baik, tapi karena kamu menyayangi mereka, ingin bersama dengan mereka bukan hanya di dunia, namun juga di Syurga. Bukankah amat bijak bila kita mendoakan petunjuk agar mereka sadar akan kesalahannya, sehingga tidak akan ada lagi orang yang tersakiti karenanya.
Kalau sampai kita kebawa emosi juga, malah jadi penghalang hidayah buatnya, sampaikan padanya bahwa Sunnah itu indah, pada lisan yang terjaga dan perilaku yang beradab.
Kalau mau lebih optimis lagi, lihat kisah-kisah terdahulu, kau tahu, Umar bin Khottob saja dulu hampir membunuh Rasulullah, itu karena ia belum masuk Islam, belum kenal Allah dan Rasul-Nya. Lalu.. Allah Maha Kuasa menerangi hatinya dengan keimanan, dan pada akhirnya Umar jadi sahabat Rasulullah, salah satu orang terdekat beliau, bahkan dijamin Syurga oleh Allah. Itulah indahnya hidayah.
Jangan cemas. Insya Allah semua akan baik-baik saja. Kamu pasti bisa melewatinya. Allah tidak akan pernah meninggalkan. Allah tahu apa yang terbaik untukmu. Saat ini, Allah mau kamu lebih mendekatkan diri pada-Nya. Perbanyaklah sujud di keheningan malam.
Tetaplah tersenyum, karena kebahagiaan akan selalu ada bersama orang-orang yang Ridha dengan takdir.
🌷🌷🌷
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (Terjemahan QS. Al Baqarah ayat 286).



Demikian.

Wallahu A’lam.
#ODOP #BloggerMuslimahIndonesia

You Might Also Like

12 comments

  1. Masyaa Allah.. Inspiratif sekali dek.. Smg kita semua istiqomah di jalan dakwah ini ya

    BalasHapus
  2. Aku juga butuh waktu agak lama untuk keluarga nerima hijab panjangku, Mbak. Perlahan dan berusaha cuek. Alhamdulillah sampai akhirnya mereka enggak pernah lagi membahasa hijabku. Mungkin kadang itu yang diperlukan, berusaha untuk menutup telinga dari kalimat-kalimat yang negatif.

    BalasHapus
  3. Subhanallah..saya juga punya sahabat yang ngalamin kayak gitu, bahkan sampai diusir dari rumah. Alhamdulillah akhirnya Allah kasih petunjuk bagi keluarga hingga mau menerima anak dengan hijabnya.Salam kenal Ukhti Aisyah, syukran sudah mau berkunjung dan komen di blog saya ^^

    BalasHapus
  4. masyaALLAH, aisyah postingannya selalu berisi, semoga istiqomah ya

    BalasHapus
  5. istiqomah memang berat ya, yang mudah itu istirahat :)
    semoga tetap istiqomah sampai akhir hayat. aamiin

    BalasHapus
  6. Konsisten dan istiqomah itu berat. Tapi perempuan menutup aurat itu kewajiban, bukan pilihan...

    BalasHapus
  7. jd diingatkan dulu alhamdulillah waktu SMA memutuskan pakai jilbab, ortu tidak masalah cuma lingkungan yg mungkin risih apalagi waktu merantau di mayoritas Nasrani. karena waktu itu jilbab belum sengetrend skrg. tp ya cuek dan tetap percaya diri dg jilbab kita.istiqomah, kalau pesan ibu sy dulu waktu merantau jangan sampai dibuka kerudungnya

    BalasHapus
  8. Aku juga lagi hijrah, Kak.
    Lagi-lagi permasalahannya juga sama ttg keluarga.
    Makasih ya melalui tulisan ini aku merasa dikuatkan :)

    BalasHapus
  9. Agak melow aku bacanya Mbak. Terharu biru...

    Btw, anak sakan itu apaan ya Mbak? saudara?

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh iya aku lupa menjelaskan, sakan itu artinya kamar kak..
      Anak sakan berarti anak kamar, waktu itu aku jadi musyrifah (pembimbing) mereka di kamar..

      Hapus
  10. Jangan sampai kita dimatikan dalam keadaan belum menerima secara ikhlas perintah hijab -------> jleb ini

    atas dasar permintaan bapakku yg bilang bahwa seorang bapak punya tugas untuk meng-hijab-kan anak2 perempuannya sebelum menikah, karena itu akan meringankan langkahnya di akhirat kelak

    satu bulan sebelum menikah tahun 2012, aku pun berhijab

    BalasHapus
  11. Semoga Allah selalu menjaga saya dan antum semua untuk senantiasa istiqomah... Amiin :)

    BalasHapus

Thank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !

♥ Aisyah