AMANAH
Bismillah.
Tausiyah oleh Ustadz
Maulana
Jakarta, 15 Juli 2017
Ditulis oleh Aisyah A.
Alhamdulillah kita bisa
bertemu pada kesempatan sore hari ini dalam rangka saling menasihati dalam
kebenaran dan kesabaran agar kita dikecualikan dari orang-orang yang merugi.
Sebagaimana yang Allah
firmankan dalam surat Al-Ashr :
وَالْعَصْرِ (١) إِنَّ
الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢) إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣)
1. Demi masa.
2. Sungguh, manusia berada
dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran
dan saling menasihati untuk kesabaran.
Mari kita sama-sama
mengingat sebuah pertanyaan yang akan memotivasi kita dalam kehidupan ini,
yaitu mengapa kita ada di dunia?
Pertanyaan ini hanya bisa
dijawab oleh orang-orang yang beriman, karena jawabannya ada di dalam Al-Quran,
yaitu surat Adz-Zzariyat ayat 56 :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ
وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Ternyata hikmah penciptaan
kita adalah untuk beribadah kepada Allah. Kadang kita tersibukkan oleh perkara
duniawi sehingga kita lupa bahwa kita sedang beribadah. Syariat telah mengatur
segala sesuatu dalam hidup kita agar kita senantiasa beribadah. Hitunglah
berapa banyak waktu dan kesehatan yang Allah jadikan untuk sarana kita
beribadah. Padahal sejatinya hampir di setiap aktifitas sehari-hari, ada sunnah
di sana, dari mulai bangun tidur, baca doa, ke kamar mandi dengan mengawali
kaki kiri, shalat tahajjud dll. Terus sampai siang, sore, malam. Kerja,
sekolah, makan, semua itu bisa dinilai ibadah jika diniatkan untuk Allah ta'la.
Dan memang itulah tujuan kita diciptakan.
Waktu kosong apabila tidak
kita gunakan untuk beribadah maka pasti akan tergunakan untuk kemaksiatan.
Karena kemaksiatan bukan hanya karena ada niat dari pelakunya, tapi karena ada
kesempatan, jadi waspadalah!
Padahal Allah telah
berfirman, apabila kita telah selesai dari satu amalan, maka bersungguh-sungguh
lah kepada amalan lain, dalam surat Al-Insyirah ayat 7 :
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
Ibadah yang menjadi tujuan
penciptaan kita merupakan amanah besar dari Allah, sebagaimana yang disebutkan
dalam firman Allah surat Al-Ahzab ayat 72 :
إِنَّا عَرَضْنَا
الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ
يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ
ظَلُومًا جَهُولًا
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.
Amanah yang dimaksud
adalah perintah Allah yang harus kita lakukan dan larangan Allah yang harus
kita tinggalkan.
Amanah adalah salah satu
akhlak yang senantiasa ada pada diri Rasul.
Amanah terbagi menjadi 3
bagian :
1. Amanah kepada Allah,
yaitu mengenai ibadah dalam hidup sebagaimana yang telah dijelaskan tadi.
2. Amanah kepada
Rasulullah.
3. Amanah kepada orang
lain.
Biasanya hanya jenis
ketiga inilah yang kita ketahui sebagai amanah.
Adapun amanah pertama dan
kedua, banyak manusia yang lalai darinya. Yang mana kalau bukan karena taufiq
Allah, maka manusia akan abai dari beban ini. Padahal Allah telah menyiapkan
sarana-sarananya, yaitu akal, kesehatan, harta, diutusnya para Rasul dan
Al-Quran. Jadi seharusnya tidak ada lagi alasan untuk menyia-nyiakan amanah
ini.
Amanah kepada Rasul
mencakup 4 hal
1. Menjalankan setiap
perintah Rasul.
2. Menjauhi apa yang
dilarang oleh Rasul.
Konsepnya hampir sama
dengan amanah kepada Allah karena Sunnah dari Rasul adalah penjelas dari
Al-Quran dari Allah.
3. Membenarkan kabar yang
datang dari beliau
4. Melaksanakan ibadah
sesuai dengan metode yang diajarkan oleh Rasulullah
Semua ini dapat kita
lakukan hanya dengan terus menuntut ilmu dan belajar, mengamalkan kemudian
berdakwah.
Berdakwah adalah ibadah
tahapan ketiga setelah berilmu dan beramal, jadi jangan sampai kita melupakan
diri kita saat mengingatkan orang lain. Kalau bukan kita yang melaksanakan,
maka siapa lagi? Bagaimana orang yang kita dakwahi akan tergerak jika kita
sendiri tidak bergerak?
Dakwahkan kepada
orang-orang terdekat, keluarga, saudara, teman-teman baru masyarakat.
Dakwah adalah tugas kita
semua, apapun yang bisa kita sumbangsihkan niatkanlah untuk menjadikan diri
kita sebagai pelita bagi sekitar. Apapun yang kita bisa lakukan maka
berperanlah untuk Islam.
Amanah kepada sesama
manusia banyak bentuknya dan semuanya akan dimintai pertanggungjawaban, baik
itu amanah antar anak-orangtua, amanah profesi, amanah harta, dll.
Komunitas Muda Berdakwah
ini misalnya, pasti ada bagian-bagian atau tugas-tugasnya masing-masing, ada
ketua, bendahara, sekretaris ataupun anggota. Saat kita melihat bahwa ini
adalah amanah, kita akan lebih bersemangat melaksanakannya karena mengingat
bahwa salah satu ciri orang munafik adalah mengkhianati amanah. Bukan sebagai
ketaatan atas ketua saja, tapi sebagai ketaatan kepada Allah dalam melaksanakan
amanah.
Demikian juga status kita,
sebagai anak, orangtua, suami, istri, murid, guru, apapun itu selalu ada amanah
yang harus ditunaikan.
Tetap semangat dan optimis
dalam melaksanakan amanah, semoga apa yang kita perjuangkan mendapat balasan
dari Allah ta'ala.
Wallahua'lam.
0 comments
Thank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !
♥ Aisyah