Kita Punya Allah
Bismillah.
Sore ini seseorang yang kukagumi
bercerita tentang kisah hidupnya yang penuh pelajaran dan ibrah. Aku tidak
pernah menyangka bahwa dibalik sosoknya yang senantiasa tersenyum dan tampak
ceria, ia memiliki jiwa yang teramat tegar menghadapi berbagai tantangan
kehidupan. Ia begitu cerdas dalam mengatur dan menempatkan emosi di tempatnya.
Tak ada yang tahu bahwa mungkin ia menumpahkan begitu banyak air mata di sujud
malamnya.
Kisah pertamanya bermula ketika
aku mengadukan tentang beratnya kuliah yang baru saja aku mulai jalani, banyak
tugas dan sebagainya, ia bercerita bahwa dahulu ia juga mengalami apa yang aku
alami bahkan dengan kuantitas kegiatan yang jauh lebih padat, ia sudah sibuk
berbisnis untuk mencari penghasilan sendiri, belajar mandiri dari segi
finansial dengan tidak dikirimi uang dari orangtua, justru ia yang mengirim
pada mereka, ia juga aktif dalam banyak organisasi dakwah baik di lingkungan
kampus ataupun berkiprah di lingkungan sekitar, bagiku perumpamaannya seperti
ibunda Khadijah yang memiliki peran besar dalam dunia dakwah dan bisnis,
jadilah ia taudaladan dan motivatorku untuk yakin memilih prodi Muamalah karena ia telah membuktikan keberhasilannya menyatukan antara usaha dakwah dan usaha
nafkah dengan seimbang.
Aku mulai berintrospeksi diri, aku
bukan orang tersibuk di dunia yang harus mendapat perhatian. Aku belajar untuk
menujukan perhatianku bukan hanya pada diri sendiri lagi, tapi juga pada
oranglain, sehingga keberadaan kita bukan menjadi beban, justru anugerah.
Sosok gadis di hadapanku tersenyum
melihat raut wajahku yang -entahlah, mungkin- sendu saat itu.
"aku paham. Dulu juga aku
paling tidak bisa pelajaran akuntansi, bahkan hingga sehari sebelum ujian
akhir, aku tetap belum paham. Akhirnya aku serahkan pada Allah, aku bangun di
sepertiga malam dengan buku akuntansi di sisi Sajadah ku, tidak ada yang bisa
kulakukan selain minta sama Allah, karena hanya Ia lah yang maha Memudahkan.
Aku berdoa agar pelajaran ini -sampai aku tepuk-tepuk bukunya- dapat aku kuasai
dengan mudah. Maka setelah tahajjud malam itu, aku berinisiatif mengerjakan 3
soal dari sekian banyak soal yang ada di buku paket, dan Masya Allah, Allah
mudahkan aku dalam memahaminya seketika. Karunia Allah belum berhenti sampai di
sana, keesokan harinya saat ujian, Tabarakallah, ketiga soal yang diujikan sama
persis dengan soal yang aku kerjakan semalam! Kalau bukan karena Maha Pemurah
nya Allah, aku tentu tidak akan bisa mendapat nilai yang baik.. "
Saat itu aku terhenyak, seolah baru
menyadari bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Jika Allah berkehendak
memudahkan maka semuanya akan mudah, namun jika Allah berkehendak mempersulit
maka sebaik apapun persiapan, semuanya akan terasa sulit. Karenanya, mintalah
pada Allah, pada Rabb yang Maha Pemberi lagi Maha Pengasih. Bergantunglah pada
Nya dan engkau tidak akan pernah menyesal.
Ia melanjutkan ceritanya, katanya,
apapun yang kita inginkan, sekecil apapun atau sebesar apapun, minta dulu sama
Allah, jika menghendaki, Allah akan mengirimkan rezeki itu dari arah yang tidak
disangka-sangka. Karena sejatinya, disaat kita sibuk mencari rezeki, rezeki
yang menjadi bagian kita sedang on the way, dan jelas tidak akan pernah
tertukar.
Lanjutnya, ia pernah berkunjung ke
masjid Az-Zikra, Sentul yang kebetulan dekat dengan kampus. Ia suka dengan
lingkungan dan pemandangan perumahannya yang begitu teduh dan syahdu, ia ingin
sekali bisa memiliki tempat tinggal di daerah tersebut, dan ya, Alhamdulillah
Allah mengabulkan doanya dan diwujudkan melalui perantara seorang ibu pengajian
dimana ia mengajar, ibu tersebut memberikan satu unit rumah 2 lantai dengan
lokasi dekat sekali dengan masjid. Maka beruntunglah ia dan ibu itu karena
akhirnya rumah tersebut sering digunakan sebagai tempat pengajian, belajar
sampai rapat aktivis dakwah.
Beberapa bulan setelah itu, ia
memiliki sebuah pencapaian baru, dengan hasil bisnis yang lumayan, ia
menargetkan diri untuk membeli motor di bulan Januari 2016, kredit tidak
masalah, yang penting bisa memenuhi kebutuhan transportasi tanpa memberatkan
orangtua.
Pada bulan Oktober 2015 ada salah
seorang teman yang hendak memberinya hadiah, namun Qadarullah saat itu ia
sedang sakit typus saking sibuknya hingga kadang kelelahan. Maka hadiah yang
dijanjikan itupun ditunda sampai tahun baru. Setelah sembuh dari penyakitnya,
ia diajak oleh sang teman jalan-jalan. Kemana? Ya, seperti yang sudah ketebak,
ke dealer motor.
Temannya tiba-tiba berujar,
"kamu pilih aja motor mana yang kamu mau, nanti saya yang bayar.."
Subhanallah, hari itu juga dengan
uang kurang lebih 15 juta, motor baru resmi menjadi miliknya, lengkap dengan
urusan perpajakannya. Pokoknya ia tinggal pakai saja. Tepat sekali waktunya
bukan? Sesuai dengan apa yang ia minta, awal tahun baru. Allah maha kuasa
menunda hadiah itu hingga terasa begitu indah pada waktunya.
Ia amat mensyukuri segala hal yang
telah ia miliki sekarang, dan aku juga bersyukur dapat berkesempatan untuk
mengenal dan menimba ilmu darinya, Alhamdulillahi Rabbil Alamin..
Ada banyak hal yang mungkin tidak
kita pahami kenapa bisa terjadi demikian di dunia ini, tapi itulah takdir,
tidak ada yang tahu, namun kegaiban itulah yang membuat segalanya tampak
seperti kejutan. Asalkan selalu berbaik sangka pada Allah, insya Allah semuanya
akan baik-baik saja, karena skenario Allah selalu indah.
0 comments
Thank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !
♥ Aisyah