Halusinasi Pernikahan
Bismillah.
Bulan Syawal telah tiba, undangan dibagikan dimana-mana, perayaan tersebar
di berbagai pelosok negeri. Ya, ini bulan Syawal, ini bulan dimana Sunnah untuk
melaksanakan pernikahan. Orang-orang bersuka cita, kecuali sebagian kecil dari
para jofisa -jomblo fi sabilillah- katanya. Mereka baper, kemudian merenung,
galau tiada tara menunggu sang pangeran, terus-menerus menerima undangan, kapan
menyebarnya ya?
Hey, aku jadi bertanya-tanya. Apakah status menikah akan mengubah masa depan?
Apakah menjadi seorang istri pasti bahagia? Apakah memiliki pasangan bisa
membahagiakan yang digambarkan orang-orang? Akhir-akhir ini menikah muda seolah
menjadi trend. Sehingga banyak remaja dan teman-teman kita yang jadi gelisah,
menurut mereka belum menikah di usia muda berarti belum keren.
Menikah muda memang sarana yang baik dalam mengikat hubungan dengan lawan
jenis, daripada pacaran, kan? Tapi perlu diketahui, menikah adalah obat bagi
mereka yang terserang penyakit cinta. Ini berarti, bagi kita yang tidak
terinfeksi virus merah jambu ini, tidak harus mengecap obatnya jika memang
belum siap.
Menikah memang Sunnah, menggenapkan separuh agama. Tapi sebagai seorang
Muslimah penuntut ilmu, jangan lupa bahwa pernikahan telah diatur oleh Allah
dalam Lauh Mahfudz-Nya. Soal kapan, dimana, dengan siapa memang tidak ada yang
tahu, tapi insya Allah kelak akan indah pada waktunya. Tugas kita sekarang
adalah, senantiasa memperbaiki diri, Allah menjanjikan laki-laki baik untuk
wanita baik dan laki-laki buruk untuk wanita buruk. Selama masa penantian, mari
menyibukkan diri dengan hal-hal bermanfaat, sebelum melaksanakan Sunnah
menikah, yuk laksanakan amalan-amalan Sunnah lain yang boleh jadi banyak kita
lalaikan.
Allah Maha Menggenggam hati hamba-Nya, mampu membolak-balikkannya seketika.
Orang yang mencintai kita atau kita cintai saat ini, yang paling kita harapkan
untuk menjadi pasangan halal kita, belum tentu yang terbaik. Allah mampu
membalikkan rasa cinta menjadi benci dalam sekejap. Jadi, jaga hati, kehormatan,
adab bahkan pandangan dari hal-hal negatif.
Hati-hati, jika ada seseorang yang mudah mengumbar ungkapan cinta dan
sayang padamu selagi belum halal, akan mudah pula menyatakan hal yang sama pada
oranglain. Jaga dirimu saudariku sayang.. Jangan sampai, masa muda kita
sekarang disibukkan dengan gulana berlebihan memikirkan siapa ya jodoh kita?
Kapan ketemunya? Dimana? Bagaimana?
Jika telah tiba waktunya, Allah sendiri yang akan menunjukkan jalan
baiknya, pertemuan yang menakjubkan, siapa tahu? Mari belajar sungguh-sungguh
untuk masa depan yang lebih cerah, berusaha lebih keras untuk hasil yang lebih
sukses. Buktikan bahwa kita adalah pribadi yang mampu bertanggungjawab sejak
dini, sehingga kelak ketika akan menikah nanti, calon mertua akan tenang
mengamanahkan anaknya pada seseorang yang telah terbukti kemapanannya.
Terakhir, mohonlah kepada Allah, yang Maha Kuasa agar kita dipertemukan
dengan seseorang yang bukan hanya akan mengubah status dari single menjadi
menikah, tapi juga mampu membantu kita menjadi lebih shalihah. Menikahlah
dengan seseorang yang hanya dengan bersamanya, Surga terasa lebih dekat, insya
Allah.
Wallahu A'lam.
0 comments
Thank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !
♥ Aisyah