Latest Posts

I Love Abi

By 12.59

Bismillahirrahmanirrahim..



Namaku Aisyah, aku tinggal bersama kedua orang tuaku. Rumah kami berada di pinggiran metropolitan, meskipun hidup kami sederhana, tapi hal tersebut tidak menyurutkan semangatku untuk belajar, buktinya aku selalu menduduki ranking pertama hingga aku menginjak kelas 1 SMP. Hanya saja, walaupun aku mendapat juara, aku jarang diberikan hadiah oleh orang tuaku. Dulu, abiku bekerja sebagai karyawan rendahan di pesantren, gajinya mungkin tidak banyak, umiku hanya ibu rumah tangga yang sehari-harinya bekerja di rumah, dulu umi pernah mengajar di TK dekat rumah, tapi karena suatu sebab, beliau tidak mengajar lagi, dan mengabdikan dirinya untuk mengurus rumah tangga.

Dalam keluarga, aku adalah anak pertama, hal inilah yang membuat hubunganku dengan abi begitu dekat, walaupun abi hanya karyawan rendahan, tapi abi tidak pernah minder, apalagi menyerah dengan nasib, “kita harus merubah nasib kita sendiri” begitu katanya pada suatu hari. Ternyata ucapan abi bukan isapan jempol, beliau sangat bersungguh-sungguh dalam membuktikan ucapannya, hal ini pula yang membuatku merasa terus bersemangat belajar, yah walaupun aku jarang dibelikan hadiah jika juara kelas, berbeda dengan teman-temanku yang kaya, bisa mendapat nilai bagus-pun sudah bisa mendapat hadiah, apalagi kalau juara, mungkin apapun yang mereka inginkan akan dikabulkan.

Sebenarnya, aku tidak terobsesi dengan nilai, aku tidak mengharapkan untuk juara, aku suka belajar dan aku sudah dibiasakan untuk melakukan segala sesuatu dengan usaha terbaik, meski terkadang, ada saja teman yang tidak suka bila melihatku mendapat nilai bagus, bahkan saat kelas 3 SD, wali kelasku bilang bahwa di kelas 4 nanti harus ada yang bisa mengalahkan nilaiku, harus ada yang bisa lebih baik dari Aisyah, tentu saja aku sedih. Tapi aku selalu ingat pesan abiku, abi saja tidak pernah minder dan selalu bersungguh-sungguh, mengapa aku tidak?

O ya, abiku bisa berubah dari orang yang berpendidikan rendah menjadi orang yang suka membaca dan banyak ilmunya, dan tanpa kuketahui sebelumnya, rupanya abi sekolah lagi hingga kini abi sudah mendapat gelar magister ekonomi Islam, dan pernah juga kuliah di universitas Terbuka (UT), bukan tanpa sebab, ternyata ucapan beliau dulu telah dilaksanakan, pantas saja setiap akhir pekan abi jarang mengajakku jalan-jalan, rupanya beliau mengajar di beberapa universitas dan rutin mengikuti seminar-seminar.

Abi juga jarang membeli baju atau peralatan rumah tangga, dan umiku jadi suka mengeluh pada abi, tapi menurut abi, ini untuk kebaikan kita juga nantinya. Kini aku paham kenapa setiap juara kelas aku jarang dibelikan hadiah, ternyata uang abi digunakan untuk biaya kuliahnya selama ini. Dan saat ini kami juga bersyukur, setelah menyelesaikan kuliah sarjananya, abi diangkat menjadi guru dan wali kelas di pesantren tempatku sekolah, dan semoga saja tahun ini kalau aku juara, aku bisa dibelikan hadiah.

“umi, abi sedang melanjutkan kuliah s3” kata abi pada umiku suatu hari, “kalau abi yakin ya silahkan saja, umi hanya mendoakan” sahut umi pelan.
Yah.. kalau begitu batal lagi aku akan mendapat hadiah.

Tapi tidak mengapa, karena setelah membaca Catatan Hati Tentang Ayah milik SenyumSyukur, membuatku tersadar akan makna keberadaan seorang ayah, sesungguhnya adanya abi disampingku saat ini sudah lebih dari cukup dibanding hadiah yang diberikan saat aku meraih juara. Kasih sayang abi akan selalu ada selamanya, entah aku juara ataupun tidak, meraih nilai tinggi ataupun rendah, meski selama ini aku banyak menyusahkannya, belum dapat membahagiakannya.

Sungguh, sekali lagi hidup tanpa orangtua itu sungguh sangat tidak mengenakan, tapi lebih tidak mengenakan lagi, punya orangtua namun hanya menyia-nyiakan mereka, punya orangtua namun tidak bisa membahagiakan mereka, punya orang tua namun selalu menyakiti hati mereka, punya orangtua tapi selalu membuat mereka kesal, marah, dan menangis, punya orangtua namun lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman, punya orangtau namun tak pernah membalas kebaikan mereka meskipun hanya dengan kecupan hangat dan ucapan terimakasih, punya orangtua namun tak pernah mendoakan mereka, punya orangtua namun tidak bisa membuat dirinya masuk kedalam surga. (By. SenyumSyukur)

Suatu hari nanti, aku harus berpisah dengan abiku karena aku akan bertemu seorang pangeran, namun tetap saja, abiku akan menjadi rajanya. Dan sekarang, aku akan menghargai setiap detik yang terlewat bersama abiku, aku.. ingin selalu bersamanya selagi aku mampu, Insya Allah..

O ya, abiku juga telah menerbitkan beberapa buku di penerbit Hswadaya, tapi satu ada yang ditulis bersama dua temannya dan diterbitkan sendiri, dan aku sarankan untuk kakak membacanya, bukunya seperti ini :


Kemudian, selamat untuk toko online nya Senyum Gadget.. Kalau ditanya mengenai saran dan kritik tampilannya, ada di printscreen berikut :





Segitu aja sarannya, semoga bermanfaat.. ^__^



You Might Also Like

5 comments

  1. Wiih selamat yaa moga menang ikutan kuisnya kakak senyum syukur

    BalasHapus
  2. hui...
    salut sama ceritanya dek aisyah ^^

    Ayah memang sosok hero luar biasa yg posisinya tidak bisa digantikan oleh sipapaun (y)

    BalasHapus
  3. kak Topics : hhe, Amin kakak.. ^_^

    kak Dhila : ayah adalah cinta pertama sekaligus heronya seorang anak perempuan kan? ^__^

    BalasHapus
  4. Salam buat abinya.. :)

    Makasih sudah ikutan. Terdaftar sebagai peserta ke 13

    BalasHapus

Thank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !

♥ Aisyah