Latest Posts

Mozaik Hati

By 19.41 , , ,

Bismillah.


Suasana sore di kota Hujan hari ini lebih cerah dari biasanya, matahari masih menerangi alam semesta dan orang-orang sibuk dengan urusannya masing-masing. Mumpung tidak hujan, pergunakan kesempatan ini untuk aktivitas luar ruangan dengan lebih maksimal. Sesosok gadis tersenyum di jendela, menatap orang-orang yang tengah berlalu lalang di jalan depan rumahnya.
"Ini saat yang tepat, Insya Allah.." ia bergumam.

Sore itu, dengan ditemani seorang sahabat, ia mantap melangkahkan kakinya menuju sebuah tempat yang penuh cinta . Sebuah tempat yang mengajarkannya tentang arti kasih sayang. Sebuah tempat dimana sosok-sosok jelita para bidadari tinggal.
Sesampainya di sana, memasuki gerbang berwarna pink cerah, ia disambut oleh beberapa anak kecil yang langsung memeluknya. Ia tersenyum dan tertawa melihat mereka, mereka adalah sebagian dari mozaik hatinya. Tak berapa lama, jiwanya menuntun dirinya mendatangi sebuah ruangan, tidak terlalu istimewa sebenarnya, tapi sosok-sosok di dalamnya, adalah tujuan kedatangan yang telah direncanakan jauh-jauh hari. Hari ini rencana itu menjadi kenyataan.

Menaiki tangga lantai dua, belum sampai pintu ruangan, beberapa gadis remaja sumringah menyambutnya, menyalami dan memeluknya. Ya Allah, merekalah yang telah membersamainya selama beberapa waktu, mereka yang telah membuatnya percaya bahwa ia tidak akan pernah dibiarkan sendirian. Mereka pula yang menyempurnakan mozaik hatinya sehingga membuatnya tidak putus asa terhadap cinta.
Siapakah mereka? Siapakah sosok indah yang amat dirindukan itu? Siapakah pribadi menawan yang senantiasa terbayang dalam pelupuk mata dan bait doanya?
Bukan orang yang ternama, sejatinya. Hanya anak-anak yang telah diasuhnya setahun silam. Anak-anak yang telah menjejakkan bekas dalam kalbu dan mengajarkannya tentang banyak hal. Dan nama mereka kelak akan tersimpan rapi dalam memori terindahnya.

Ia berbincang dengan mereka, melepaskan rindu dan bercanda serta tertawa ria. Kebahagiaan baginya cukup sesederhana ini. Bertemu dengan orang-orang terkasih dan menghabiskan waktu bersama mereka.

Ada satu hal yang mengesankan di sini. Setahun lalu, ia tidak sendirian mengasuh anak-anak itu. Ada seseorang yang ditunjuk untuk menjadi partnernya. Katanya, anak-anak itu nakal, butuh penanganan lebih dari sekedar perhatian. Karena itu, takdir mempertemukannya dengan seseorang yang memiliki kepribadian bertolak belakang dengannya. Sosok itu tampak begitu tegas dan berkharisma. Ia memiliki jiwa pemimpin. Perkataannya tidak dapat dibantah oleh siapapun. Kecerdasannya pun tidak dapat dipungkiri. Ia sosok yang tegar dan kuat. Namun siapa sangka bahwa suatu hari ia akan mengajarkan arti kasih sayang dalam perspektif berbeda pada gadis keibuan ini.
"Sayang itu tidak harus diucapkan, sayang itu dibuktikan dengan perbuatan" ujar sang partner suatu hari.

Ucapannya bukan isapan jempol belaka. Faktanya, banyak hal yang telah ia lakukan untuk anak-anak itu dan untuk dirinya juga. Dari mulai membela nama baik anak-anak di hadapan atasan, mendahulukan kebutuhan mereka, mendidik dengan kedisiplinan, dan perhatian yang tertutup oleh sifat dinginnya. Oh ya, satu hal lagi, sebuah kalimat dalam sms yang diterimanya suatu malam saat sang partner tidak berada di sisinya sementara ia bersama anak-anak begadang dan mencoba meneleponnya, ia me-reject panggilan itu,
"Suruh anak-anak tidur, supaya ga kesiangan sekolah besok".
Such a very caring person, Masya Allah.

Ada banyak hal yang terjadi selama 31.104.000 detik antar dirinya, partnernya dan anak-anak. Suka, duka, tawa dan tangis. Rasanya seperti keluarga. Di tengah perjalanan, tak banyak yang tahu bahwa ada begitu banyak hal rumit yang tidak dapat dijelaskan oleh kata-kata atau ditumpahkan oleh tinta pena. Kabar baiknya, mereka memulai dengan baik dan mengakhiri dengan baik. Meski tanpa sadar, entah sejak kapan, Allah menitipkan rasa sayang dalam hati mereka satu sama lain.

Untuk saat ini, gadis itu belum dapat bertemu dengan partnernya hingga waktu yang tidak ditentukan. Tidak ada yang tahu kapan masa itu akan tiba lagi.

Tapi belum selesai dari nostalgianya, salah seorang anak yang berkepribadian lembut bercerita bahwa beberapa hari lalu ia menelepon mereka.
"Wah senangnya.. Lalu kalian cerita apa saja?"
"Tidak banyak.. tapi kami sempat menanyakan, kenapa ia (sang partner) tidak jadi pindah saat tersebar kabar bahwa posisinya akan digantikan oleh orang lain.."
"Oya? Bagaimana jawabannya?"
"Ia bilang, 'karena mama kalian tidak setuju' begitu.."
Set! Tiba-tiba rasa haru mendera begitu cepat, ia tak mau mengakuinya tapi ia merasa berharga, panggilan 'mama' membuatnya merasa dicintai.

Ingatannya berputar cepat. Beberapa waktu setelah masuk untuk mengasuh anak-anak, mereka menyadari perbedaan karakter, sifat dan kepribadian antar keduanya. Yang satu tegas, yang satu lembut. Yang satu maskulin, yang satu feminin. Yang satu mengambil keputusan dengan akal dan pemikiran, yang satu dengan perasaan. Maka jadilah apa yang terjadi. Mereka menganggap keduanya seperti orangtua. Dan gadis itu berperan sebagai mama.

Ya Allah..
Anak-anak terkasih ini..
Kalau boleh ia meminta, sungguh ia akan meminta kebahagiaan mereka didahulukan atas kebahagiaannya. Karena kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan dirinya.

Maha Suci Rabb yang telah menganugerahkan sekeping hati dan mampu menjaga perasaan ini sebaik-baiknya.
Wahai Rabb yang jiwaku berada di tangan Nya, aku mohon jagalah mereka untukku, karena Engkau adalah sebaik-baik penjaga.



Ini tentang, aku, kamu, dan kita.
Bogor, 1 Agustus 2017

Pukul 23.30

#ODOP #BloggerMuslimah Indonesia

You Might Also Like

8 comments

Thank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !

♥ Aisyah